***
Galak menghela napas panjang, isakan Agatha dari dalam masih terdengar jelas di telinganya yang tengah bersandar di pintu kamar. Cowok itu mengusap kasar wajahnya sebelum akhirnya melangkah menuju dapur.
"Gue emang nggak punya otak."
Tapi kesel juga ...
"Mam?" Galak memanggil Ratna yang masih setia di meja makan bersama Syelin. Mengabaikan kehadiran gadis itu, Galak duduk di samping Ratna.
"Kenapa?" Ratna bertanya melihat raut wajah Galak yang tak enak dipandang. "Ada masalah?"
"Heem," gumam Galak, menyiapkan makanan untuknya. Sebelah alisnya terangkat ketika melihat dua piring yang terletak di atas meja. "Agatha udah makan malam?"
"Udah," sahut Ratna pelan. "Mama tuh tadi kayaknya salah ngomong deh Lak," tambahnya membuat atensi Galak beralih sepenuhnya pada mamanya.
"Mama ngomong apa?"
"Loh Tante? Salahnya di mana coba? Kan, emang bener kalau Galak bakal nemenin Syelin tidur," sambar Syelin dengan senyuman lebar.
"Mam?" Galak memanggil Ratna yang terlihat cemas di tempatnya. "Bener?"
Ratna mengangguk pelan berhasil membuat rahang Galak mengeras. Ia menatap mamanya itu dengan datar. "Mama apaan sih? Terus maksud Mama, buat apa dari tadi Galak nungguin Agatha bangun kalau Mama yang bilang duluan sama dia?"
"Apasih Kak, berlebihan banget."
"Diam anjing!" sentak Galak dengan wajah memerah padam, berhasil membuat Syelin bungkam dengan tatapan terkejut. Begitu pun Ratna yang kini menatap putranya yang sepertinya tengah menahan emosi.
Sesungguhnya kemarahan Galak memang hal yang paling ditakutkan.
"Nggak habis pikir sama Mama," kata Galak membuat Ratna mengerjap lemah. Pandangan cowok itu beralih pada Syelin. "Lo tidur sama setan sana atau paling nggak suruh ortu lo buat jemput. Jangan nyusahin orang taunya."
Galak menunggu Agatha bangun agar dia bisa mengajak istrinya itu menemani Syelin. Walaupun Galak membenci manusia itu, ia tetap punya rasa kemanusiaan.
Tapi sepertinya malam ini Galak sudah melakukan kesalahan besar.
"Galak, Mama minta maaf, Mama nggak sengaja," aku Ratna tapi Galak tak menggubris. Cowok itu melangkah meninggalkan dapur menuju kamar mereka.
"Tata pasti salah paham," gumam Galak cemas.
"Jangan buat gue capek ngadapin tingkah lo yang kayak gini."
"Gue ngomong apa sih tadi?" tanyanya pada diri sendiri. Ia mendorong pintu lalu menghampiri Agatha yang masih setia terduduk dengan lutut yang ia peluk.
"Ta?" Galak memanggil tapi tak mendapat reaksi apapun. Suara tangis gadis itu dengan bahu yang naik turun membuat rasa bersalah kian menghantam dadanya. "Gue minta maaf, gue salah. Ta? Gue nggak sengaja."
Agatha menggigit bibir berusaha meredam tangis tapi tak bisa.
"Lihat gue."
Gadis itu perlahan mengangkat kepala hingga mata sembabnya bertemu tatap dengan Galak.
"Galak?"
"Kenapa em? Lo butuh sesuatu? Gue di sini buat lo."
"Ayo berhenti."
Galak terdiam sejenak kemudian terkekeh kecil. Menganggap ucapan gadis itu angin lalu karena kepalanya merespon dengan baik maksud dari kalimat itu. Jemari Galak terulur mengusap air mata di pipi Agatha dengan senyum kecil hendak menariknya ke dalam pelukan namun ter-urung ketika Agatha menjaga jarak.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAK
Teen Fiction(GARUDA SERIES 1) #teenfic-romance "Memang mau nikah." Bentar. Galak tarik napas dulu. Galak mungkin masih mimpi atau memang mau nikah cuma dia ikutan diundang sebagai tamu spesial meskipun perasaannya sudah tidak tenang. Lagi pula Galak masih sekol...