Sorry for typo.***
"Tapi serius gaiss, Galak manis banget sumpah! Makin perhatian pula sama gue." Syelin bertutur dengan wajah sumringah. Mengingat kembali hari-hari yang dia lewati ketika mengikuti ekstrakurikuler badminton.
Ia menepuk pelan pundak Diana, seolah merasa bangga mempunyai sahabat sepertinya karena Diana sendiri yang memberikan saran tersebut. "Gue traktir deh, lo pada bebas mesan apa aja."
Diana dan Afika bertos ria. "Gini, kan, enak," ucap Diana mewakili perasaan Afika.
Ketiga remaja itu berjalan beriringan menuju kantin, tak sedikit cowok yang melirik karena Syelin memang terkenal dengan parasnya yang amat enak dipandang. Penampilannya pun sangat feminim, tak lupa ada bando peach di kepala yang membuatnya terlihat imut.
"Gue sebenarnya nggak suka badminton," kata Syelin. Sebagai gadis yang rutin perawatan kulit, rasanya sangat disayangkan skincare mahalnya harus terbuang sia-sia meskipun dia punya cukup banyak uang untuk membeli yang lebih bagus. "Nggak nyangka sih gue, demi Galak gue sampai segininya."
Diana pamit memesan hingga yang tersisa hanya Afika dan Syelin.
"Udah ada kemajuan belum? Misal Galak balas chat lo gitu?" tanya Efika.
Syelin memandang ponselnya dalam diam. "Nggak ada."
"Loh?"
"Gue suka kesel kalau gini." Mood Syelin mendadak buruk. Rasanya ingin menghancurkan seisi kantin karena ratusan pesan yang dikirim tak mendapat jawaban. "Bisa nggak sih gue salah paham? Galak itu pas natap gue, kayak beda gitu loh dari sebelumnya."
Afika menopang dagu, menyimak ucapan Syelin. "Atau mungkin, Galak ada rasa kali. Cuma yang gitu---"
"Gitu gimana?"
"Takut ketauan kali sama Agatha. Secara, kan, mereka pacaran."
"Jangan buat gue berharap Fik."
Afika mengangkat kedua bahunya cuek. "Itu sih yang gue tangkap."
Syelin menyunggingkan senyum miring. Jemarinya memutar-mutar ponsel dengan pandangan lurus yang mempertontonkan lapangan utama Garuda.
"Gue harus bisa dapatin Galak, gimana pun caranya."
Galak itu berasal dari keluarga terpandang. Tak sembarang gadis bisa dekat dengan cowok itu terlebih pesona Galak bukan main. Banyak anak Garuda yang mengaguminya, hanya saja Galak selalu menolak. Tapi bagi Syelin, sikap Galak akhir-akhir ini seolah membuatnya merasakan adanya celah diantara mereka.
Kemungkinan Galak menyukainya sangat besar presentasenya.
***
Agatha menunduk, menghitung LKS (Lembar Kerja Siswa) di tangannya yang berjumlah 36. Tidak terlalu berat karena LKS tersebut terlampau ringan hingga membawa 36 biji tidak terlalu membebani.
Suasana koridor tampak sepi lantaran jam pelajaran sedang berlangsung. Suasana hatinya saat ini sangat baik, terlebih ketika bisa berjalan sesantai sekarang melewati beberapa kelas bahkan tak jarang ada yang menyapanya jika tanpa sengaja lewat dari hadapannya.
"Parah sih, cantik bener jadi cewek." Komplotan cowok yang tengah duduk di anak tangga memuji paras Agatha.
"Coba kalau belum jadian sama Galak, beuhh auto gas!"
"Nungguin putus, jangan???"
"Tungguin dong. Sana Kal, deketin. Mumpung lagi sendiri."
"Eh," Abi menegur teman sekelasnya yang memperhatikan Agatha yang hendak melewati mereka. "Pawangnya galak anjir. Jangan main-main."
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAK
Teen Fiction(GARUDA SERIES 1) #teenfic-romance "Memang mau nikah." Bentar. Galak tarik napas dulu. Galak mungkin masih mimpi atau memang mau nikah cuma dia ikutan diundang sebagai tamu spesial meskipun perasaannya sudah tidak tenang. Lagi pula Galak masih sekol...