Sorry for typo.
***
"Eh, Febiola?" Agatha tersenyum lebar mendapati Febiola yang hendak saja melewati koridor kelas. Disapa seperti itu membuat Febiola mau tidak mau menghentikan langkahnya. "Mau ke mana???"
Febiola menggaruk tengkuknya. "Tadinya mau ketemu Etar tapi nggak jadi."
"Loh, kenapa?"
"Nggak papa. Cuma nggak jadi aja."
Agatha mengangguk mengerti. "Terus sekarang mau ke mana?"
"Ke kantin," jawab Febiola.
Agatha terdiam sejenak. Ia memundurkan langkahnya untuk melihat ke dalam kelas namun keenam cowok itu sepertinya masih tidur. "Atha boleh ikut nggak?"
"Boleh."
Mendengar jawaban Febiola, Agatha dengan antusias masuk ke dalam kelas setelah mengatakan agar Febiola menunggunya. Gadis itu mengambil beberapa lembar uang dari tasnya sebelum akhirnya kembali menghampiri Febiola.
Kedua remaja itu berjalan beriringan dan untuk pertama kalinya Agatha merasa banyak yang menghormatinya sebagai kakak kelas di sini. Mungkin karena mereka ingin menyapa Febiola dan ikut menyapanya lantaran merasa tidak enak.
***
Sesampainya di kantin, Febiola mengajak Agatha duduk di pojok kantin. Agatha tak hentinya memamerkan senyumannya membuat Febiola mendengus geli.
"Lo mau mesan apa?"
"Bakso tapi---" Agatha mengerjap samar. "Nasi goreng aja deh, nanti Galak lihat."
"Dia nggak di sini, aman-aman aja," ucap Febiola dengan santai. Tapi yang didapatinya Agatha malah menyengir kaku. "Lo tunggu di sini biar gue pesan dulu. Jangan ke mana-mana, awas."
"Makasih Febi."
"Santai."
Setelah Febiola menjauh, Agatha merogoh sakunya dan mengambil ponsel. Ia suka menyibukkan diri di tempat ramai seperti ini dan yang paling penting menganggap bahwa semua akan baik-baik saja, tapi semua sirna saat Syelin tiba-tiba saja duduk di sampingnya.
"Hai Kak!" sapa Syelin dengan senyuman kecilnya. "Lama nggak jumpa, kok udah balik aja?"
Agatha menanggapinya dengan senyum tipis. Ucapan Syelin entah kenapa mengandung unsur ala sinetron. Raut wajahnya juga membuat Agatha was-was karena telah berpengalaman menemui manusia semacam adik kelasnya ini di sekolah lamanya dulu.
"Ada WA nggak? Soalnya gue pengen tau Galak ngapain aja. Biar gue chat lo aja sebagai gantinya."
"Ada."
Syelin tersenyum lebar ketika Agatha mulai menyebutkan nomor ponselnya. "Makasih loh ya. Mungkin sekarang nomor ponsel lo dulu, mana tau besok-besok hati Galak."
"Hm," gumam Agatha tidak terlalu peduli.
Kedatangan Febiola mengalihkan atensi Agatha dan Syelin. Ketika Febiola meletakkan nasi goreng pesanan Agatha, saat itu juga Syelin menariknya agar berada di depannya. Syelin tersenyum kikuk. "Maaf Kak tapi kata Kak Agatha ini buat gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAK
Teen Fiction(GARUDA SERIES 1) #teenfic-romance "Memang mau nikah." Bentar. Galak tarik napas dulu. Galak mungkin masih mimpi atau memang mau nikah cuma dia ikutan diundang sebagai tamu spesial meskipun perasaannya sudah tidak tenang. Lagi pula Galak masih sekol...