GALAK|15

9.4K 1.1K 250
                                    


***

Demi apa aku double update???

Jangan lupa vote yaw kalau bisa komen juga hehehe

***

Agatha memandang dirinya di pantulan cermin toilet sekolah yang berada tepat di sebelah laboratorium karena kelas mereka baru selesai melakukan penelitian mata pelajaran biologi. Ia merapikan almamaternya dan menggulung lengannya karena hendak ingin membasuh wajah namun diurungkan karena pintu toilet tiba-tiba terbuka memunculkan tiga siswi yang merupakan adik kelasnya.

"Pacar Galak," bisik salah satu dari mereka yang membuat Agatha menghela napas panjang. Gadis itu melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.

Usai mengelap wajahnya dengan tissue, Agatha berlalu dari sana, gadis itu sempat bertemu tatap dengan salah satu dari mereka. Ia ingat betul, dia adalah gadis yang pernah memberikan Galak botol minum.

"Saingan lo cakep banget Syel," kata salah satu dari mereka.

Syelin memutar bola mata malas. Gadis berambut sepunggung itu menyelipkan helaian rambutnya ke belakang telinga kemudian berbalik menatap punggung Agatha yang menjauh. Sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman sinis.

"Gue yang udah berjuang dua tahun dan dengan gampangnya dia ngambil Galak?" Gadis itu berdecak. Kakinya ia entak saking kesalnya. "Nempel-nempel mulu lagi," tambahnya.

"Lo kurang berjuang, maybe."

"Kurang?" Syelin menatap kesal pada Diana kemudian mendengus. "Lo pikir gue rela-relain habisin waktu gue buat apa selama dua tahun ini? Gue nungguin di selesai kelas ekstra, bawain minum dan yang paling penting gue gak ngusik dia kayak cewek kebanyakan. Itu, kan, tipe cewek tuh cowok?"

Sementara itu, di koridor, Agatha berjalan dengan pandangan yang tertuju ke lapangan utama Garuda.

Kapan terakhir kali dia melihat pemandangan ini tanpa ada rasa takut dan cemas?

Kapan terakhir kali dia melihat pemandangan ini tanpa merasakan napasnya memburu hebat?

Agatha lupa.

Semenjak kepergian mamanya, semuanya berubah dalam sekejap.

Tidak ada lagi Agatha yang pemberani, yang tersisa hanya Agatha yang setiap saatnya merasa takut. Takut ketika kehadirannya tidak diterima dengan baik oleh orang-orang di sekitarnya.

Gadis itu melangkah ke tepi lapangan di mana teman sekelasnya tengah asyik menyaksikan Galak dan yang lainnya bermain basket guna menunggu bel istirahat. Ia beralih duduk dan disapa dengan ramah oleh siswi di sana.

"Jagoan kelas kita kalau basket cuma Stevent sama Galak." Anggita tiba-tiba saja menyelutuk sembari menunjuk kedua cowok yang dia sebutkan. "Mereka emang sahabat tapi masuk di ekstra yang berbeda."

Agatha tersenyum kecil mendengarnya. "Galak pernah pacaran gak sebelum sama Atha?" tanyanya sangat penasaran membuat Anggita spontan merangkulnya.

"Lo cewek pertama yang dekat sama dia," ujarnya.

"Serius?"

"Serius! Tiga tahun sekelas sama dia tuh cuma gue aja cewek yang sering dia ajak ngomong karna gue bendahara sih bicarain denda doang dia mah," celutuk Anggita.

GALAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang