EPILOG

12.8K 1K 1K
                                    

Gadis dengan rambut kuncir dua itu berjalan celingak-celinguk ketika telah tiba di kawasan kampus. Kemeja putih dan rok hitam serta name tag menandakan bahwa dia merupakan mahasiswa baru.

Bola matanya mengedar ke sekeliling kemudian mengembus napas lega ketika tidak ada yang menyadari keberadaannya.

"Hei!"

Wopp

Langkahnya spontan berhenti mendengar suara berat itu. Ia berbalik dan membelalakkan bola mata kaget ketika gerombolan senior berjalan mendekatinya.

Ada tiga laki-laki dan empat perempuan.

Naasnya, salah satu dari mereka merupakan suaminya.

"Mampus." Gadis itu membatin.

"Baru sampai heh?" Cowok berperawakan tinggi dengan rambut berantakan yang menambah kharismanya berhenti dan sedikit menunduk hingga wajah mereka sejajar. "Baru tau ada mahasiswi nggak tau aturan dan dengan entengnya masuk gitu aja padahal senior dari tadi udah mantau."

"Egh---" Gadis itu menggaruk tengkuk yang tak gatal. "Maaf Kak. Kirain udah mau pulang."

"Ngelawak nih bocah." Cowok satunya menyentuh kening gadis itu kemudian menarik tanda pengenal mahasiswi yang sedari tadi menggantung di lehernya. "Van, namanya, Agatha Seraphina."

"Jadi Agatha--- lo bisa milih, layanin kita seharian dalam artian jadi asisten atau lari lapangan?" Cowok berperawakan tinggi tadi bertanya membuat Agatha meremat jemarinya gugup. Ia menoleh pada cowok yang sedari tadi menatapnya dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada.

"Em---" Lutut Agatha melemas, tak menyangka hari pertamanya akan diperhadapkan dengan situasi seperti ini. "Nggak ada hukuman lain kah Kak?" tanyanya berusaha menawar.

Cowok bernama Vano itu mendengkus. "Nggak."

"Van, Rio, Lak." Salah satu senior berambut sepunggung bersuara. "Kita ngurus mahasiswa di Fakultas Kedokteran ya. Nanti kalau ada apa-apa kabari dari chat aja."

"Yoi."

Galak menaikkan sebelah alis ketika Agatha terus menatapnya. "Ngapain lo lihatin gue? Naksir lo?" tanyanya berhasil mengundang kerjapan lemah dari Agatha.

Rio yang mendengarnya berdecak kecil. "Galak mulu perasaan dilihatin sama cewek-cewek. Gue kapan?"

"Ngarep lo," timpal Vano.

"Jadi asisten aja." Galak berujar santai. "Kebetulan hari ini panitia butuh pembantu."

"Apa?" Agatha menatap Galak tidak percaya. Jelas-jelas Galak tahu bahwa Agatha tidak bisa melakukan apapun dengan baik. "Lari aja--- Atha mau lari."

"Tapi gue maunya lo jadi asisten. Siapa yang nyuruh lo protes?"

"Tadi disuruh milih." Agatha menyengir kaku. Ia menatap Vano penuh harap. "Bisa lari, kan, Kak?"

"Gue ngikut Galak aja." Bukan Vano yang menjawab melainkan Rio.

Vano melirik ke arah jam tangan hitamnya. "Peresmian Pembukaan Ospek sepuluh menit lagi dimulai. Gue duluan."

"Heh?! Gue ikut!" Rio mengejar Vano setelah menepuk pelan pundak Galak tanda berpamitan.

"Gal---"

"Gue kakak tingkat lo sekarang. Bisa yang sopan dikit?"

"Hah?"

Cowok itu membuang muka membuat Agatha menganga tak habis pikir. Cuaca mendadak mendung dengan hawa makin dingin. Ia mendongak menatap Galak. "Kak---Galak? Gitu?"

"Lebih sopan kalau sayang sih," kata Galak dengan wajah datar.

Sampai jumpa di GALAK 2🖤❤️🖤

Fyi, GALAK 2 nanti, kisah mereka ketika kuliah.

Ah, intinya kalian harus baca apalagi yang nungguin Galak junior👼

Spam di sini donggg buat yang gak sabar🔥

Spam di sini donggg buat yang gak sabar🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BIG THANKS BUAT PEMBACA GALAK🔥❤️🔥


Wajib follow Anadede_ biar kamu dapat notif ketika GALAK 2 meluncur♥️

GALAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang