GALAK|32

7.2K 990 278
                                    

Maaf gaissss, gue ketiduran pas revisi semalam.

Sorry for typo.

***

Mobil Galak berhenti di pekarangan rumah. Cowok itu menoleh ke samping di mana Agatha duduk dan gadis itu masih belum bangun. Bahkan Galak bisa mendengar dengan jelas dengkuran halus dari gadis itu ketika mesin mobil dimatikan.

"Tidur aja cantik," gumam Galak sebelum akhirnya turun lebih dulu dan berjalan mengitari mobil. Ia membuka pintu mobil kemudian melepaskan seat belt. Dengan hati-hati Galak menyelipkan kedua tangannya di antara pinggang dan lutut gadis itu.

Cowok itu berjalan menuju pintu, mengernyit sesaat ketika pintu dikunci dari dalam.

"Mam???" panggil Galak, sesekali memandang wajah Agatha yang masih terlihat damai. Semenit setelah ia memanggil mamanya, pintu terbuka memunculkan seorang gadis yang membuatnya tanpa sadar mendengkus. Tak ingin berlama-lama, Galak langsung menerobos masuk hingga membuat badan Syelin hampir oleng.

"Kok dia ada di sini???" tanya Syelin mengikuti langkah Galak. "Ih, kenapa nggak ditinggalin di jalan aja sih?"

Galak tidak menggubris membuat Syelin segera berdiri di depan cowok itu untuk menghalanginya masuk ke dalam kamar. "Kasih tau dulu kenapa dia ada di sini?! Kak Galak emang nggak pernah ngerti ya buat jaga perasaan gue? Gue udah capek-capek masak makan malam buat Kak Galak tapi pulangnya malah sama cewek lain! Terus ini kenapa harus di bawa ke kamar segala? Gudang, kan, ada!"

Kedua alis Galak hampir menyatu mendengar rentetan kalimat Syelin. "Lo aja yang ke gudang," kata cowok itu sebelum akhirnya menggeser badan Syelin dengan kaki Agatha yang bergelantungan.

Kenapa pula mamanya mau menampung modelan manusia seperti Syelin? Aishh ini kalau Agatha lihat pasti gadis itu marah besar.

Galak membuka pintu kamarnya, meskipun lumayan susah ia tetap ingin menguncinya dari dalam. Takut kalau sewaktu-waktu ada setan yang merasuki raga Syelin.

Itu bukan Syelin banget. Galak mengenal gadis itu walaupun hanya sekilas karena dulu Galak sering mengantar Ratna bertemu Naya.

"Habis ditolak terbitlah iri, dengki dan busuk hati," ungkap Galak.

Galak dengan hati-hati membaringkan Agatha di ranjang. Mendapati pergerakan kecil dari gadis itu lantas membuat sudut bibir Galak tertarik membentuk senyuman. Ia mengusap kening berkeringat Agatha sebelum akhirnya melepas sepatu dan almamater gadis itu.

"Kak Galak?! Ngapain sih di dalam? Kok nggak keluar-keluar???"

"Ngapain nunggu?"

"Tante Ratna minta Kak Galak buat nemenin gue tidur."

Galak mencibir di dalam hati, gadis itu memang pandai mengambil kesempatan dalam kesempitan. "Nanti gue nyusul," kata Galak membuat senyuman Syelin merekah begitu saja.

"Gue tunggu ya!!!"

"Hm."

Galak dapat mendengar langkah kaki Syelin yang menjauh, cowok itu melepas Hoodie miliknya hingga menyisakan seragam basket kemudian menjatuhkan diri di samping Agatha. Ia melirik jam yang masih menunjukkan pukul tujuh malam.

Masih ada waktu tidur sebelum menemani Syelin.

***

Suara gemircik air yang terdengar saling bersahutan mengusik tidur Galak. Cowok itu dengan susah payah membuka kelopak mata sebelum akhirnya mengedarkan pandangan yang masih terlihat buram.

GALAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang