GALAK|08

10.3K 1.2K 91
                                    

"Jaga image dong Rif, ada Agatha tuh. Gak malu lo?" tegur Daniel pada Rifai yang tengah memakan siomay langsung dari plastiknya yang dibungkus rapi. "Kan, ada tusuknya bego."

Rifai mendengkus. "Ah! Agatha doang ya elah," ucapnya kemudian menarik kursi dan duduk di sebelah Agatha yang sedari tadi memperhatikan mereka.

Agatha menoleh pada kresek putih di tangannya. Keningnya berkerut tanda bingung membuat Rifai yang melihatnya terkekeh ringan dan mengambil alih makanan milik gadis itu. "Makannya tuh gitu," kata cowok itu setelah membukakannya dan menunjuk Daniel.

"Makasih," tutur gadis itu dengan senyuman kecilnya. Rifai mengangguk pelan kemudian memberikannya pada Agatha.

Andrey menopang dagu. "Gue tebak lo gak pernah makan ginian," ucap cowok itu membuat Agatha yang sedang mengunyah mengangguk pelan. Bola mata gadis itu memejam ketika merasakan sensasi manis dan pedas di saat yang bersamaan.

"Kecapnya banyak bat anjir," celutuk Andrey dengan tawa kecilnya.

"Galak sengaja tuh biar gak kepedesan kayaknya," kata Daniel.

Rifai mengangguk menyetujui. Merasa lucu dengan ekspresi gadis itu. "Gak nyangka banget gue Galak bisa nemu cewek secantik ini. Sial bat, kan, ya? Padahal selama ini dia yang paling cuek kalau bahas cewek eh sekalinya nemu bukan main cantiknya," papar cowok itu.

"Hooh." Daniel mengangguk. "Gue juga heran. Tiba-tiba si Galak main gandeng tangan cewek aja."

Agatha hanya menyimak saja. Sesekali melirik ke lapangan tepatnya pada Galak. Mereka tampak berdiskusi membuat Galak berlipat kali lipat lebih ganteng di bawah terik matahari. Gadis itu menunduk menatap street food di tangannya lalu mendengus geli.

"Baru nongol." Andrey mencibir. Cowok itu melemparkan bekas makanannya ke tempat sampah ketika melihat kedatangan Stevent bersama gadis bernama Dara. Satu-satunya diantara mereka yang sudah resmi memiliki pacar sebelum kabar dadakan dari Galak dan Agatha.

Dara tersenyum canggung. "Kita gak telat, kan? Belum mulai juga." Tatapan gadis itu beralih pada Agatha yang juga menatapnya. "Gue boleh duduk di sini?" tanyanya menatap kursi di samping Agatha dan dibalas dengan anggukan hingga kini Agatha berada diantara Dara dan Rifai dan di belakangnya ada Daniel serta Andrey.

Stevent duduk di samping Daniel membuat Daniel yang berada di sampingnya mengendus. "Gue mencium bau-bau habis berbuat mesum," ucapnya disertai tatapan menggoda.

Stevent berdecak. "Halu lo."

Daniel mengalihkan tatapannya pada Dara. "Dar, bibir lo kok luka?" pancingnya membuat Dara spontan menyentuh bibirnya dan tatapannya jatuh pada Stevent yang mengusap kasar wajahnya.

Agatha ikut menoleh memperhatikan bibir gadis itu membuat Dara gelagapan di tempatnya.

Rifai menggeleng kepala pura-pura heran. "Stevent keliatannya aja kalem, cowok baik-baik tapi ternyata astaghfirullah sekali epribadih!"

Stevent memalingkan wajahnya yang memerah. "Anj."

"Bibirnya habis digigit ya?" tanya Agatha membuat seluruh pasang mata menatap gadis itu. "Obatin dulu, nanti infeksi."

Dara mengerjap pelan kemudian mengangguk kaku. "Nanti gue obatin."

"Mau?"

GALAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang