19) Permintaan Maaf

29 17 5
                                    

Azdi dan Shishi memasuki kelas mereka. Pasti saja saat dikelas sorakan godaan dari teman-teman dikelasnya langsung menyambut mereka.

"Cieee....makin lengket aja nih," teriak mereka.

"Cocok banget dah," teriak yang lain.

Azdi membalas semua itu dengan senyumannya sementara Shishi hanya menunduk dengan pipi yang sudah merah merona.

Azdi dan Shishi kembali berjalan menuju kursi masing-masing. Tak lama pelajaran dimulai.

Sementara di kelas lain. Farish dan teman sekelasnya juga telah memulai pelajaran pada pagi hari ini. Mery terus memperhatikan Farish yang banyak berubah. Ya, Farish sekarang jadi sering bengong dan menatap keluar. Tentu saja ini membuat Mery bingung.

"Farish, ada apa dengan kamu? " batin Mery.

Tak hanya Mery yang merasakan perubahan Farish. Rayiz juga merasakannya. Ia benar-benar bingung kenapa sahabatnya itu jadi berubah gini.

Selama pelajaran berlangsung, fokus Mery dan Rayiz jadi terbagi antara ke pelajaran dan ke Farish.

***

ARTA CORPORATION........

Hermawan dan Yunita tengah membicarakan hal penting di ruang Direktur Utama. Mereka membicarakan tentang anak semata wayang mereka yaitu, Akro Arta.

"Kelihatannya kita harus sedikit meluangkan waktu untuk Akro," kata Hermawan.

"Ku rasa sudah terlambat," ucap Yunita.

"Apa maksudmu?" tanya Hermawan.

"Tadi aku menyempatkan diri sarapan di rumah, tapi Akro kelihatannya marah pada kita, mereka alan sulit menerima kita,"

"Ya, kita sudah salah selama ini,"

"Kita harus segera mengambil hati Akro lagi, agar kita bisa dekat lagi dengan Akro,"

"Bagaimana caranya? "

"Kelihatannya kita harus minta tolong pada pada Riani,"

"Riani?"

"Ya, dia sangat dekat dengan Akro, Akro kelihatannya sangat menyayangi Riani,"

"Ya, dia adalah gadis yang baik,"

"Kita harus minta tolong pada Riani agar membujuk Akro memaafkan kita,"

"Aku setuju,"

"Baiklah, biar aku yang bicara pada Riani,"

***

Azdi mencari-cari Farish di jam istirahat. Ia mencari Farish kemana-kemana. Tapi ia tak kunjung menemui anak itu. Di kanting tidak ada, di kelas tidak ada, di perpus juga tidak ada.

Azdi justru malah bertemu dengan Rayiz.

"Kamu liat Farish nggak? " tanya Azdi pada Rayiz.

"Enggak tu bang, aku juga sedang cari dia pas udah istirahat dia pergi gitu aja tanpa basa-basi, Mery juga sedang nyariin dia," jelas Rayiz.

Azdi menggaruk-garuk kepalanya.

Mery yang dari tadi mencari Farish menghampiri Azdi dan Rayiz.

Drawing ArtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang