34) I Love You (2)

15 5 0
                                    

Deg.

Jantung Mery berdegup kencang tak karuan. Ia seakan bermimpi indah di siang bolong. Cowok yang selalu ia kagumi sejak dulu kini menyatakan cinta padanya.

"A...apa? " tanya Mery masih tak percaya apa yang barusan ia dengar.

"Apa kurang jelas, *watashi wa anata o'aishite iru, " kata Farish.

[*Aku mencintaimu (bahasa Jepang) ]

Mery melongo, jelas ia tak mengerti dengan apa yang dikatakan Farish.

"Maksudnya? " tanya Mery bingung.

Farish tersenyum melihat reaksi Mery.

"I love you, " kata Farish.

Wajah Mery merona merah. Hatinya terasa berbunga-bunga.

"Kamu nggak lagi becanda kan? Kamu nggak sedang ngerjain aku kan? " tanya Mery.

Farish menggeleng.

"Aku serius, aku seratus persen serius dengan apa yang aku ucapkan, " kata Farish dengan nada sangat serius.

"Sekarang aku tanya sama kamu, apa kamu juga mencintai aku? " tanya Farish pada Mery.

Mery tak mampu berkata lagi, matanya berkaca-kaca. Farish yang melihat itu jadi kaget.

"Kamu kok jadi kayak mau nangis gitu? Kamu nggak mencin..."

"Aku sangat mencintai kamu sejak dulu, sejak dulu Rish, " kata Mery memotong perkataan Farish.

Rasa lega menyelimuti perasaan Farish. Rasanya ada beban yang lepas. Farish menatap Mery dengan senyum lebarnya.

Mereka tak mampu mengatakan apa-apa lagi karena sangking bahagianya, mereka cuma saling memamerka  senyum manis mereka masing-masing.

"Cieeee ada yang jadian ni, " entah darimana dan sejak kapan, tiba-tiba Azdi dan Rayiz sudah ada dekat mereka.

Sontak Farish dan Mery terkaget melihat kedua "makhluk" itu telah ada disana.

"Sejak kapan kalian disini? " tanya Farish.

"Hehehe, sebenarnya kami dari tadi sudah mengamati kalian tapi kami liat sedang ada adegan romantis jadi kami nggak langsung samperin, kami tonton dulu, " celoteh Rayiz.

"Ya, adegan membersihka es krim dari pipi lalu membersihkan tangan dan puncaknya adalah kata cinta, " Azdi menambahkan.

Mery nampak agak malu mengetahui kalau Azdi dan Rayiz melihat semua itu. Farish justru menunjukan ekspresi sebaliknaya, ia nampak tersenyum namun dengan raut mengejak ke arah Azdi dan Rayiz.

"Jomblo harap maklum, " ejek Farish.

Sontak Azdi dan Rayiz memelototinya.

"Dasar buchin, " balas mereka.

Farish terkekeh.

"Udahlah, nggak usah di goda lagi, kasian tu beautiful angel-nya Farish jadi malu, " kata Azdi sambil menunjuk Mery.

"Apaan sih, " kata Mery.

Farish tersenyum gemas melihat Mery yang malu-malu seperti itu.

"Selamat ya Ris, jadi juga ternyata ya, " kata Azdi pada Farish.

"Makasih Bang, Abang kapan jadinya sama Kak Shishi? " tanya Farish.

Diluar dugaan Farish, ekspresi Azdi tiba-tiba berubah dari ceria jadi muram. Hal ini jelas membuat Azdi bingung apalagi Mery menyikutnya. Farish melihat ke arah Mery. Mery memberi kode dengan matanya seolah mengatakan, "Nanti aku jelaskan." Farish mengangguk pada Mery.

Drawing ArtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang