38) Kamu Yang Terbaik

17 7 0
                                    

Jam istirahat, semua siswa dengan semangat berhamburan keluar kelas. Kecuali Azdi, anak satu ini tampak lunglai berjalan ke luar kelasnya. Semangatnya seakan terserap ke inti bumi. Diliriknya Shishi yang masih duduk di kursinya. Shishi nampak memalingkan pandangan darinya. Azdi mendengus ia kembali melanjutkan keluar kelas, berharap di luar ada yang akan membuat pikirannya sedikit tenang.

Shishi diam-diam menatap kepergian Azdi dari kelas. Hatinya rasa teriris, tapi mau bagaimana lagi ia sudah memutuskan.

Shishi memutuskan untuk tetap diam di kelas. Rasanya malas sekali keluar dari kelas ini.

Setelah beberapa menit di kelas, tak disangka seorang memasuki kelasnya. Awalnya Shishi cuek saja tapi ternyata yang masuk adalah Rin!!! Tentu saja Shishi terkaget. Tidak biasanya Rin mengunjungi kelas ini.

"Ah, mungkin dia mencari Azdi, " batin  Shishi.

Rin nampak terus mendekati tempat duduk Shishi. Dan benar saja ternyata  tujuan Rin memang ke tempat Shishi. Jelas Shishi terkejut.

"Hei, " sapa Rin pada Shishi.

"Hei, mau cari Azdi ya? Dia udah keluar tadi, " jawab Shishi agak kikuk.

Rin menggeleng.

"Enggak kok, aku kesini mau ketemu kamu, " kata Rin.

Shishi bertambah kaget. Rin ingin bertemu dirinya. Ada apa gerangan?

"Mau ketemu aku? Ada apa emangnya? " tanya Shishi.

"Aku mau membicarakan sesuatu dengan kamu, " kata Rin.

"Membicarakan apa? " tanya Shishi.

"Ini soal Azdi, " kata Rin.

"Ooo, kamu tenag aja, aku udah ikhlas kok kalau Azdi sama kamu, " kata Shishi dengan sikap tenag yang jelas dibuat-buat.

"Bukan itu, aku justru ingin kamu yang bersama dia, " kata Rin yang jelas membuat Shishi kaget.

"Kenapa? Bukannya kamu juga mencintai Azdi? " kata Azdi kaget.

"Ya, memang aku mencintai dia, tapi dia hanya mencintai kamu, " kata Rin.

"Cinta itu bisa tumbuh dengan sendirinya, aku yakin kamu lebih baik bagi Azdi ketimbang aku, " kata Shishi.

"Shi, bagi Azdi kamu yang terbaik, dia hanya ingin kamu, " kata Rin.

Mendengar kata Rin itu membuat hati  Shishi terenyuh. Tanpa disadarinya matanya berkaca-kaca.

"Shi, cuma kamu yang membuat Azdi bahagia, mungkin aku memang mencintai Azdi tapi aku nggak bisa membuat dia bahagia selerti yang kamu lakukan, aku nggak bisa membuat dia nyaman seperti yang kamu lakukan, aku juga nggak bisa membuat dia semangat seperti yang kamu lakukan. "

"Shi, dari kemarin aku liat Azdi itu selalu murung saat memikirkan perubahan sikap mamu belakangan ini padanya, kamu tau yang ada dipikirannya cuma kamu, jadi aku mohon kamu terima dia, karena kamu mencintai dia dan dia mencintai kamu juga. "

Rin menjelaskan semua itu, Shishi terisak untuk pertama kalinya. Gadis ini memang sensitif sekali.

"Tapi aku merasa nggak layak buat dia, dia adalah seorang yang hebat, dia pintar, hebat melukis, baik, ganteng, seakan nggak ada cela, sementara aku, aku cuma gadis cengeng yang egois,aku nggak punya apa-apa yang bisa dibanggakan," kata Shishi lirih.

"Egois? Kamu berani ngerelain Azdi, apa itu pantas disebut egois? Shi, Azdi mencintai kamu bukan karena apa-apa, tapi karena dia memang cinta sama kamu, kamu orang yang sangat baik, semua orang tau itu, " kata Rin mencoba meyakinkan Shishi.

Drawing ArtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang