27) Sebuah Lagu Untukmu

17 5 0
                                    

Mery masih sibuk memperhatikan bunga-bunga indah yang berjejer rapi ditaman. Ia nampak sangat bahagia. Mery tak henti-hentinya tersenyum saat mengamati setiap sudut taman.

Farish yang melihatnya secara diam-diam mengambil foto Mery. Hasil jepretan farish dengan hp tersebut sangat bagus. Ekspresi Mery yang natural membuat foto itu sangat cantik, eh maksudnya Mery yang cantik.

Farish mengambil sampai 5 foto Mery secara diam-diam. Backgroun bunga membuat foto itu benar-benar sempurna.

"Mer, ayolah aku fotoin kamu ya! Sekali aja kok, please!!!" Farish yang sudah puas mengambil secara diam-diam meminta kepada Mery agar mau difoto oleh dirinya.

"Nggak ah Rish, aku nggak PD, " tolak Mery.

"Kamu nggak PD kenapa? Kamu cantik kok, " kata Farish.

Lagi, lagi, dan lagi pipi Mery merona untuk kesekian kalinya karena Farish.

"Mau ya, please! " Farish kembali membujuk Mery tapi kali ini nadanya lebih memelas.

"Ok deh, tapi cuma sekali ya?" ucap Mery akhirnya luluh.

"Gitu dong, " Farish sumringah.

Ia segera menguntruksikan kepada Mery posisi yang pas untuk diambil fotonya. Tak perlu waktu lama. Farish segera menjepret dengan hp-nya.

Setelah satu jepretan langsung melihat hasilnya.

"Kamu cantik banget, Mer, " gumam Farish saat melihat hasil jepretannya itu. Gumaman itu masih bisa didengar oleh Mery.

Entah sudah berapa kali wajah Mery merona.

"Kamu bisa aja, " kata Mery sambil tersenyum. Senyuman yang amat manis.

Tiba-tiba Farish memfoto saat ia tersenyum tersebut. Sontak Mery kaget.

"Kamu curang, bukannya tadi katanya cuma sekali? " protes Mery.

"Maaf, soalnya senyum kamu manis banget tadi, " kata Farish.

"Pokoknya kamu curang, " kata Mery sambil memasang ekspresi ala-ala ngambek.

"Biarin, " ucap Farish yang kembali mengambil foto Mery.

"Farish!!! " pekik Mery saat Farish mengambil fotonya untuk yang ketiga kalinya itu.

Farish langsung berlari menghindari Mery. Mery sontak mengejar Farish.

"Nggak akan terkejar, " ledek Farish sembari berlari.

"Awas kamu ya!!! " ancam Mery.

Mereka kelihatan sangat bahagia.

***

Pukul 17.00 WIB.....

Semua peserta Olimpiade itu dikumpulkan kembali di aula paling besar di hotel tempat perlombaan itu. Ruang itu merupaka aula utama hotel itu.

Semua peserta tak mampu menyembunyikan rasa cemas mereka. Termasuk Mery. Ia nampak sangat cemas dengan hasil perlombaannya itu. Diliriknya Farish yang duduk disampingnya, Farish justru tampak sangat tenang berbanding terbalik dengannya. Tak ada raut cemas dari wajah Farish.

"Kamu nggak cemas, Rish? " tanya Mery.

Farish menggeleng.

"Hasil itu memang penting tapi yang lebih penting adalah jalan untuk mencapai hasil tersebut, " ucap Farish.

Mata Mery berbinar mendengar perkataan Farish. Ia kagum dengan kebijaksanaan cara berpikir Farish.

Drawing ArtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang