20) Ketakutan, Kekhawatiran, dan Cinta

27 15 0
                                    

"Mau apa lagi dia kesini? " kata Azdi nampak geram.

Ia melepaskan peganganya darinkerah baju Farish. Azdi segera menuju ke arah Akro. Semua temannya langsung menyusul Azdi, mereka takut terjadi apa-apa karena Azdi terlihat sangat emosi.

Akro dan Riani yang telah keluar dari mobil langsung melihat sosok Azdi yang mendekatinya diikuti oleh teman-teman Azdi yang membuntuti dari belakang. Akro sadar kalau Azdi kelihatan sedang tidak bersahabat.

Azdi telah dekat dengan Akro. Azdi menatap Akro geram.

"Aku benci pada orang yang mematahkan semangat orang lain!!! " ucap Azdi terdengar marah.

Belum sempat Akro buka suara, tiba-tiba sebuah pukulan keras menghantam wajahnya. Azdi mendaratkan tinjunya tepat di pipi kiri Akro.

"AKRO!!!! " sontak Riani berteriak histeris sambil menghalangi Azdi yang kelihatannya masih ingin memukul Akro.

Farish langsung menarik Azdi kebelakang menjauhi Akro. Akro merasakan ngilu di wajahnya. Pukulan Azdi benar-benar telak mengenainya. Ia memegang pipinya yang dipukul oleh Azdi tadi. Bercak lebam terlihat di ujung bibirnya.

"Akro, kamu tidak apa-apa? " suara dengan nada khawatir itu membuat sakit di wajah Akro sedikit berkurang. Ia melihat gadis yang amat ia cintai itu memandangnya dengan sangat khawatir.

"Aku tidak apa kok," kata Akro.

Sementara itu Farish nampak kesal dengan tindakan yang dilakukan oleh Azdi.

"Kenapa abang bodoh banget hah??!! Sampai mukul dia segala!! " Farish meluapkan kekesalannya.

"Tidak ada orang yang berhak menjatuhkan semangat orang lain," Azdi menjawab tanpa merasa bersalah sama sekali.

Shishi terlihat agak takut melihat aksi Azdi tadi. Ia sama sekali tak menyangka Azdi yang dikenal kalem bisa seperti itu.

Akro melihat ke arah Azdi. Ia hendak mendekati cowok itu, tapi tangan Riani menahannya.

"Jangan nanti kamu dipukul lagi, dan kenapa dia harus mukul kamu? " tahan Riani sambil bertanya.

"Aku harus bicara dengan dia dan dengan Farish, lagipula ini memang salahku," kata Akro.

Akro menghampiri Azdi dkk. Azdi masih nampak emosi dan seperti masih mau menerjang Akro. Tapi Farish menahannya.

"Mau apa kamu kesini? " tanya Farish.

Akro menghela nafas, Riani yang berada dibelakangnya tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya. Ia takut jika Akro kembali dipukul.

"Farish, aku minta maaf soal waktu itu, seharusnya aku tidak mengatakan itu," ucap Akro.

"Sadar juga ya!!! " Azdi belum bisa menenangkan emosinya.

Farish menarik nafas dalam lalu menghembuskannya.

"Kau tidak salah, apa yang kau katakan itu benar, aku cuma bisa mengikuti jalan orang lain," kata Farish.

"Jangan berbicara seperti itu, aku ingat, aku ingin jadi komikus karena aku terinspirasi oleh *Hajime Isayama, karena itu aku merasa bersalah mengatakan itu padamu," ucap Akro.

Riani akhirnya mengerti ujung pangkal permasalahannya.

Farish masih terdiam. Akro melanjutkan perkataannya.

"Maaf aku sudah mematahkan semangatmu, aku sadar itu kesalahan besar, karena itu aku sangat menyesal,"

"Ya, aku maafkan aku tidak suka mendengar penyesalan berlebihan seperti itu," jawab Farish.

Drawing ArtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang