13) Aku Akan Tentukan Jalanku Sendiri

39 25 0
                                    

Suasana menjadi tegang sesaat setelah Azdi dan Akro menyelesaikan gambar masing-masing. Apalagi mereka saling menatap dengan tajam.

Hal itu membuat semua hening sesaat.

Akro menghela nafas, lalu ia berdiri.

"Baiklah semua, saya, Akro Arta dan Azdi Shuroh hari ini mengadakan semacam battle menggambar, saya berharap partisipasinya kepada semua yang hadir disini untuk ikut mempoling gambar saya atau gambar Azdi," kata Akro memulai penjelasan.

"Caranya mudah, cukup membubuhkan tanda tangan pada kertas, jika memilih gambar saya bubuhkan tanda tandan pada kolom " Akro Arta" dan jika memilih gambar Azdi silahkan bubuhkan tanda tangan pada kolom "Azdi Shuroh" dan bagi 100 orang pertama akan mendapatkan gantungan kunci ini," lanjut Akro sambil menunjukan gantungan kunci itu.

"Baiklah voting kita mulai dari sekarang," Akro membuka voting.

Para pengunjung yang tadi berkerumun sangat antusias memberikan suaranya. Tapi kebanyakan dari mereka hanya mengharapkan gantungan kunci keren milik Akro.

Rayiz yang hendak ikut memberikan suara ditahan oleh Farish.

"Farish, kenapa kamu tahan aku? " tanya Rayiz bingung.

"Iya, Rish kamu nggak mau ikut memberikan suara juga? " Mery ikut bertanya.

"Jika kita ikut memilih, sudah pasti kita akan memilih gambar Bang Azdi tanpa mempertimbangkan gambar Akro, jadi supaya lebih adil kita tidak usah memilih, lagipula lihat temannya Akro juga tidak ikut memilih," kata Farish

"Seperti itu ya," kata Rayiz mengerti.

Sementara itu Riani hanya berdiri memandang antusiasme pengunjung yang ikut mempoling. Sebenarnya Riani juga ingin ikut mempoling. Tapi Akro sebelumnya telah melarangnya dengan alasan sama seperti alasan Farish. Jadi, Riani hanya bisa diam dan melihat.

Jumlah suara telah 100 dan semua gantungan kunci di tas Akro sudah habis.

Benar saja setelah gantungan habis tak ada lagi yang mempoling. Walaupun mereka mengagumi kemampuan menggambar Azdi dan Akro tapi mereka lebih suka diberi barang bagus gratis, dasar manusia! (hehehehe)

"Apa setelah gantungannya habis tak ada lagi yang mau ikut berpartisipasi, " kata Azdi.

"Hah, kelihatannya begitu," kata Akro.

Farish dan yang lain akhirnya mulai mendekati setelah tidak ada lagi yang memberi suara mereka.

"Kelihatannya sudah saatnya kita hitung suaranya," usul Farish.

"Ya, aku setuju kelihatannya tidak ada lagi yang akan mempoling," Riani setuju dengan usulan Farish.

"Baiklah ayo," kata Akro.

Mereka mulai menghitung perolehan suara secara seksama dan teliti. Dan ketika telah selesai menghitung mereka terbelalak dengan hasilnya. Kenapa???
Hasilnya adalah 50-50!!!!!
Yap, mereka berdua imbang.

"Wah, kelihatannya imbang ya," kata Rayiz.

Azdi dan Akro masih memandang kertas suara itu dengan tatapan terkejut.

"Kelihatannya aku harus tunda pembuktian kalau aku lebih hebat darimu," kata Akro.

"Terserah kau saja, tapi pembuktian itu mungkin adalah milikku suatu hari nanti," balas Azdi.

"Sudahlah simpan keoptimisan itu lain kali saja, lebih baik sekarang kita nikmati saja pekan seni ini," usul Farish.

"Kelihatannya aku tidak bisa aku harus segera pulang," kata Azdi.

Drawing ArtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang