40) Hari-Hari Penuh Perjuangan

11 5 0
                                    

Semangat Azdi telah kembali berlipat-lipat dari sebelumnya. Ia kembali fokus melatih kemampuannya jelang lomba yang akan dihadapi. Kini Shishi selalu ada untuknya membuat semangatnya tak pernah padam. Keinginan untuk membuktikan pada sang Ayah kalau menggambar itu juga memiliki masa depan menggebu-gebu kembali.

Selain dukungan dari Shishi tentu saja Azdi mendapat dukungan dari Farish, Mery, Rayiz, Rin, dan adiknya, Reyna. Sejak kejadian tempo hari itu Rin menjadi bagian dari mereka. Persahabatan antara Shishi dan Rin terjalin sangat erat.

Hari-hari Azdi kini tak lepas dari menggambar. Setiap ada waktu luang ia selalu menyempatkan dirinya menggambar. Kadang Shishi sampai cerewet jika tau Azdi sampai begadang demi menggambar. Tapi Azdi senang Shishi yang seperti itu daripada Shishi yang mendiamkannya. Ia biasanya akan nyengir saat mendengar omelan Shishi. Baginya omelan itu sam dengan charge semangatnya.

Tekad Azdi makin kuat. Tekad untuk membuktikan pada Ayahnya serta tekad mengalahkan rival besarnya, Akro Arta.

Di lain sisi, Akro juga tak mau kalah. Seperti Azdi, Akro juga menyempatkan dirinya setiap hari untuk mengasah kemampuannya.

Salah satu sumber semangatnya tentu saja Riani Ananda. Riani selalu ada disamping Akro. Menyemangatinya saat semangatnya mulai mengendor. Riani mungkin adalah salah satu kunci keberhasilan Akro.

Baik Azdi maupun Akro sama-sama mengasah kemampuan. Mereka berpacu dengan waktu menyiapkan diri jelang hari-hari berat yang penuh perjuangan.

Dtawing Art Competition i am ready to you.

***

Jam 14.00 WIB, sebuah gedung tinggi yang terpapang spanduk besar bertuliskan "Welcome To Drawing Art Competition 2020". Yap, hari ini adalah hari pertama perlombaan itu. Semua peserta telah berkumpul bersiap memulai perlombaan.

Azdi telah sampai di tempat. Ia pergi dengan seorang guru dari sekolahnya. Sayang para sahabatnya tak bisa ikut karena masih dalam waktu KBM. Sebenarnya Azdi sedikit kecewa tapi apa boleh buat.

Azdi mengamati sekelilingnya. Telah semua peserta yang hadir, termasuk musuh bebuyutannya, Akro.

Melihat Azdi, Akro langsung menghampirinya.

"Ternyata kau ikut juga ya, kupikir kau akan batal ikut? " ujar Akro pada Azdi.

Azdi terkekeh.

"Aku tidak mungkin melewatkan kesempatan mengalahkanmu, " balas Azdi.

"Kita liat saja nanti, siapa mengalahkan siapa, " ucap Akro.

Pembicaraan mereka terhenti saat panitia lomba mengumumkan kepada semua peserta untuk memasuki ruangan perlombaan. Azdi dan Akro bergegas ke ruangan lomba yang telah tersedia.

Waktunya dimulai.

***

Di SMA Pelita Jaya, Farish nampak tidak bisa tenang di kursinya. Hari telah menunjukan pukul 14.15 WIB. Sebentar lagi bel pulang berbunyi tapi Bu Sari masih asyik menerangkan pelajaran Kimia di depan kelas. Farish jadi tambah gusar, melihat gelagat Ibu guru yang satu ini bisa-bisa ia nambah satu jam lagi pikir Farish walau itu tak mungkin.

Mery memperhatikan yang duduk disampingnya itu dari tadi tampak gusar.

"Kamu kenapa kok gusar gitu? Bentar lagi juga pulang kan, "ucap Mery.

Drawing ArtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang