29) Meraih Kemenangan

26 8 0
                                    

Kini MC mulai membacakan hasil dari Olimpiade Sains. Jantung semua peserta berdebar-debar. Semuanya sangat cemas walau ada yang yakin telah melakukan yang terbaik tetap saja mereka cemas. Begitu juga dengan Farish dan Mery. Mery nampak sangat gelisah, sedangkan Farish mampu menutupi kecemasannya.

"Kamu nggak usah terlalu gelisah gitu! " ucap Farish menenangkan Mery.

"Nggak bisa, aku cemas banget, " kata Mery.

"Aku tau, aku juga cemas, tapi setidaknya jangan gelisah kayak gitu, sampai nggak bisa senyum, " kata Farish.

MC mulai membacakan pemenang per cabang

"Baiklah, kita mulai dari cabang Matematika, "

Jantung para peserta cabang Matematika makin berdebar.

"Juara 3,cabang Matematika jatuh kepada... " MC sengaja menggantung ucapannya, ini membuat semua peserta tambah berdegup kencang.

"Meryrini, dari SMA Pelita Jaya! " sontak semua kecemasan Mery hilang bersamaan dengan gemuruh tepuk tangan.

Farish di sampingnya tampak bertepuk tangan paling semangat.

"Selamat Mer! " kata Farish disela-sela  tepuk tangannya.

Mery benar-benar girang dan lega, tanpa sadar ia memeluk Farish. Farish terdiam beberapa saat. Lalu setelah itu Mery melepas pelukannya untuk segera keatas panggung. Farish merasa jantungnya berdegup bertambah kencang, bukan karena cemas tapi karena pelukan Mery. Tapi ia sadar itu sangat nyaman.

MC lanjut membacakan pemenang. Setelah juara satu di cabang Matematika, ia lanjut kecabang Biologi terus ke Kimia dan terakhir Fisika.

Farish merasakan jantungnya berdebar keras. Apalagi kini Mery tak berada di dekatnya. Mery yang berada di atas panggung juga sangat cemas. Ia berdo'a didalam hati agar Farish bisa menang.

"Juara 3,cabang Fisika diberikan kepada.... Muhammad Ali Khan dari SMA Merdeka, " gemuruh tepuk tangan terdengar mengiringi langkah anak tersebut menuju panggung.

"Juara 2,cabang Fisika diberikan kepada.... Riansyah Zafta dari Nusantara High School, " tepuk tangan kembali bergemuruh. Siswa bernama Riansyah naik ke panggung dengan senyuman bangga.

Badan Farish mendadak lemas, ia ragu bisa mendapat peringkat satu.

"Baiklah saatnya kita bacakan juara pertama dari cabang Fisika adalah... "

Jantung Farish tak karuan sama seperti jantung peserta cabang Fisika lainnya.

"Selamat kepada.... Farish Fathon dari SMA Pelita Jaya, " Farish terkejut diiringi gemuruh tepuk tangan. Ia seakan tak percaya dengan apa yang ia dengar. Sementar Mery di panggung nampak bertepuk sangat semangat.

Farish segera berdiri dari tempak duduknya. Ia berjalan ke atas panggung. Selama berjalan terdengar gumaman kekaguman dari banyak peserta.

"Itu kan yang hebat menyanyi tadikan, wah ternyata dia juara juga, "

"Keren banget udah hebat nyanyi juara pula, "

"Hebat dia, perfect, "

"Ganteng juga ya, "

"Iya, udah ganteng, bisa nyanyi, pintar lagi, "

"Idaman ini mah, "

Farish cuma tersenyum lebar mendengar semua pujian itu. Ia segera menuju panggung. Di atas san ia ingin sekali memeluk Mery seperti saat Mery memeluk dirinya, tapi mengingat keadaan ia tidak melakukannya.

Mery tersenyum lebar ke arah Farish saat Farish naik ke panggung. Senyuma yang sangat manis. Farish langsung membalas senyuman Mery.

Kini para penjuara Olimpiade Sains telah berjejer rapi di atas panggung utama.

Drawing ArtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang