"IKAN BANDENG MAKAN KAWAT, HAECHAN GANTENG MO NUMPANG LEWAT!!" teriak lelaki itu dengan santai masuk ke dalam XI IPS 1 yang sepertinya masih ramai karena guru pengajar baru saja keluar dari kelas tersebut.
"Dapet kado isinya tomat, bodo amat!!" sahut gadis bermata kucingㅡYeji, yang tampak sibuk mengerjakan sesuatu.
Haechan mencibir kesal, lantas matanya menjelajah mencari seseorang yang ia cari.
"Makan sekuteng, ditemenin lilin, Haechan ganteng nyari Guanlin. Mana nih Guanlin?" tanya Haechan.
Sedaritadi ia mengedarkan pandangan tapi tak ada juga Haechan menemukan lelaki tiang listrik itu. Sampai tiba-tiba laki-laki bertubuh kokoh yang sebelumnya sibuk bermain ponsel menghampiri Haechan.
"Tumben Chan kemari, ada apaan?" tanya Eric bingungㅡtentu saja ia kenal karena Haechan temannya kelas sepuluh.
Lagipula di sekolah ini siapa sih yang tak kenal Haechan? Lelaki tengil berwajah tan yang kerjaannya berkeliling setiap kelas layaknya Bapak Satpam yang berkeliling setiap malam.
"Oy Ric, gue nyari Guanlin nih. Ada urusan, dia ke mana?" tanya Haechan bingung masih mencari Guanlin yang sepertinya tak ada di kelas.
Eric sendiri tampak mengernyit bingung, "tumben amat nanyain tuh orang, gue rasa lo juga gak pernah ngobrol sama tuh bocahㅡlagian lo gak tau? Dia dari tiga hari yang lalu nggak masuk, nggak ada kabar, nggak sakit, gak izin."
Eric menatap sekitar kelasnya lalu menarik Haechanㅡkeluar dari kelas takut perbincangan serius mereka didengar oleh temannya, setelah keduanya sudah tepat berada di sebelah jendela luar kelas dan merasa tak ada yang mendengarㅡ
Eric berbisik, "katanya sih ada yang bilang dia diculik."
Haechan yang membulatkan matanya tak percaya, "serius lo!"
"Serius, gue denger-denger dari anak cewek kemaren, golongan si Yeji," jelas Eric.
Haechan menggaruk kepalanya yang tak gatal, kalau seperti ini. Bagaimana mereka bisa menyelesaikan masalah mengingat Guanlin-lah yang berpengaruh untuk penyelesaian masalah sekolah ini.
"Kok bisa?" tanya Haechan penasaran.
"Orang sih pada nuduh si Bapak komite, tau 'kan?" ujar Eric memastikan temannya.
"Yakali gue gak tau Pak Taeyang, apalagi sekarang tuh orang yang lagi jadi sorotan," jelas Haechanㅡsebelumnya pun Haechan kenal Pak Taeyang atau komite sekolah mereka.
Haechan sempat terdiam sebentar, lalu menggigit kukunya menandakan ia sedang berpikir, "lo ada informasi lagi gak tentang kasus itu?"
Eric yang ditanya seperti itu tampak berpikir sebentar.
"Adaㅡdikit sih. Gue juga sempet denger kalo Pak Taeyang gak masuk dan gak ada kabar makanya kenapa ada rumor si Guanlin diculik dan... yah taulah mereka duganya siapa yang nyulik," jelas Eric.
Haechan mengangguk paham, "oke deh. Makasih ya Ric kalo gitu, nanti gue pc lo deh kalo ada apa-apa."
Haechan membalikkan tubuhnya mengarahkan kakinya ke bagian selatan sekolahㅡkantin. Tadi rencananya Renjun dan Jeno ingin ikut Haechan ke XI IPS 1 tapi karena Renjun sedang ada ulangan harian dan Jeno sedang pelajaran olahraga, jadi dengan terpaksa hanya Haechan yang mencari Guanlin. Sedangkan Jaemin, tentu saja sama seperti Jenoㅡkarena mereka sekelas.
Saat Haechan memasuki kantin, bisa ia lihat bagaimana suasananya saat ini. Mulai ramai dan padat, tapi dengan matanya itu Haechan bisa melihat Jaemin, Renjun, dan Jeno yang sudah duduk di dekat kedai Bu Wendy. Sepertinya tempat itu akan menjadi markas terbuka mereka berdiskusi.
Dengan Jeno dan Jaemin yang masih mengenakan olahraga, dan Renjun yang nampak terlihat masam. Haechan tanpa ba-bi-bu langsung melangkah dan menduduki bokongnya di sebelah Jaemin.
"Gimana Chan?" tanya Jaemin melihat wajah Haechan terlihat bingung.
"Si Guanlin gak masuk dari tiga hari kemaren, terus gue juga denger dari si Eric katanya Pak Taeyang gak ada kabar, yang bikin bingung tuh rumor si Pak Taeyang gak ada kabar dari siapa njir, komite mah wajar aja gak selalu di sekolah," jelas Haechan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Renjun menjetikkan jarinya, "bisa jadi ada sangkut pautnya nih. Bisa aja ini rumor seratus persen bener."
Jeno mengangguk, "bisa si Pak Taeyang nih ngancem si Guanlin buat gak kasih tau ke Pak Yesungㅡatau semacamnya."
"Eh bentar-bentarㅡgue tiba-tiba kepikiran sesuatu," ujar Jaemin dengan dahinya mengernyit dalam seperti sedang berpikir keras.
"Gini... tiba-tiba kek di otak gue kebayang dugaan yang bisa aja kejadian sekarang," ujar Jaemin masih mengernyitkan dahinya lalu bertopang dagu.
"Kalo misalㅡmisal aja ini mah. Kalo misal Guanlin yang ngambil duitnya, apa mungkin?" tanya Jaemin.
Renjun dan Jeno ikut mengernyit mendengar ucapan Jaemin. Mencoba memahami apa yang sedang temannya itu pikirkan. Sedangkan Haechan sendiri menatap heran Jaemin dan kedua temannya yang lain masih tidak paham.
"Ngab otak gue mau belduk, mesen makanan dulu aja lah gue mah," ujar Haechan lalu lelaki itu beranjak dari duduknya untuk memesan kepada Bu Wendy.
"Lo pada mau apa? Nanti gue bayarin," tanya Haechan masih berdiri belum sepenuhnya jalan.
Tentu saja ucapan lelaki berkulit tan itu membuat Renjun, Jeno, dan Jaemin langsung menatapnya seakan-akan melihat sebuah keajaiban.
"Serius lo?!" tanya Jaemin girang.
"Ya seriuslah, masa boong. Buruan, udah laper nih perut gue," jelas Haechan sambil mengelus perut buncitnya.
"Mantaaap sluur, gue nasi ayam sama es teh manis aja," ujar Jeno yang langsung diangguki Haechan.
"Terus, kalean bedua mau apa?" tanya Haechan.
"Mm... apa ya, gue nutriasri sama nasi uduk bae dah," jawab Renjun.
"Gue... kop ice cokelat sama nasi gudeg," ujar Jaemin.
Setelah itu Haechan benar-benar pergi memesankan apa yang tadi sudah ia ingat-ingat di kepalanya.
"Anjaay, selama empat taun temenan baru kali ini liat si Haechan bayarin makanan," jelas Renjun memerhatikan temannya itu yang sibuk memberitahukan pesanan keempatnya.
"Keliatan sih, muka-muka sering ngutang tuh bocah," ujae Jaemin ikut memerhatikan Haechan.
"Kek lo 'kan?" ujar Jeno memicingkan matanya.
"Yah elo, gak usah buka kartu lah," jawab Jaemin malu-malu.
👓👓👓
Keributan kembali memenuhi meja tengah kantin yang diisi Renjun, Jaemin, Haechan, dan Jeno. Siapa lagi yang menjadi tokoh utama keributan jika bukan Haechan. Lelaki itu dengan wajah tengilnya menjelaskan apa yang beberapa menit lalu ia ucapkan. Tentu saja keributan mereka sempat menjadi pusat perhatian.
"Jancok Haechan, untung gue tadi cuman mesen nutriasri sama nasi uduk. Udah lagi bokek lagi ah!" kesal Renjun.
"Heh... gue kan tadi udah bilang nanti gue yang bayarin, bener omongan gue lah anying! Duitnya mah dari kalian," kesal Haechan karena disalahkan.
Jaemin menghela napas jengah melihat tingkah laku temannya ini. Sedangkan Jeno dengan tak rela mengeluarkan uang dari sakunya disusul Jaemin dan Renjun.
"Terserah dah, ya udah nanti pulang sekolah langsung ke rumah gue aja lurr. Nanti sekalian gue kontakin temen hacker gue," jelas Jeno.
Dan setelah ucapannya itu bel masuk berbunyi nyaring.
#
#
#
#
H2J2Makin garing gak sih :"" tapi emang nggak bisa banget aku tuh buat cerita lawak.
KAMU SEDANG MEMBACA
detective H2J2⏸NCT DREAM 00 [] ✔
Fanfiction✎tidak mewajibkan kalian untuk vote, tapi kalo kalian mauㅡterima kasih✎ ➳➳➳ ❞Terus sampel darah ini apa?❞ tanya Renjun sembari memperlihatkan sebuah robekan seragam yang terdapat secercah darah. ❞Darah haid kali.❞ Celetuk Jaemin asal. Pukk!! ❞Sakit...