Jaemin dan Haechan sudah siap dengan helm yang mereka kenakan dan motor besar milik Haechan yang ia bawa tadi ke sekolah. Tujuan mereka adalah bank mand*ri yang tak begitu jauh dari rumah Jeno.
Sedangkan Renjun, Yangyang, dan Jeno sendiri masih berada di ruangan komputer yang tadi, untuk terus memantau Guanlin dari CCTV.
Balik lagi ke Haechan yang sudah menaiki motornya disusul Jaemin yang duduk di belakangnya. Lelaki berkulit tan itu memutar motornya untuk keluar dari halaman luas rumah Jeno.
Tujuan mereka ke bank mand*ri untuk mengambil sebuah kertas yang sangat penting. Sebenarnya tidak penting jika bukan untuk mencari tahu sesuatu. Tapi saat ini mereka butuh kertas itu untuk melacak hal yang mereka sedang cari tahu.
Haechan mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Beberapa kali klakson pengendara lain terdengar. Jaemin yang berada di belakang lelaki itu terus beristigfar dengan tangan yang sudah mencengkram kuat bahu Haechan.
"ATI-ATI JINGAN!! GUE BELOM MAU MATI!" teriak Jaemin kesal.
Haechan yang mendengarnya tersenyum miring dan malah mengencangkan kecepatan. Membuat rasanya Jaemin ingin kembali di tempat Jeno dan Renjun berada. Menyesal telah ikut lelaki tan di depannya ini.
Padahal kebiasaan pagi lelaki itu juga hampir sama dengan yang Haechan lakukan sekarang.
"ABIS INI BELOK KANAN 'KAN JAEM?!" teriak Haechan dengan memelankan kecepatannya kala beberapa meter lagi ada sebuah perempatan.
"IYA!! MAKANYA JANGAN NGEBUT MULU SETAN!" maki Jaemin.
Tapi bukannya mengiyakan ucapan Jaemin. Haechan malah kembali mengencangkan kecepatanㅡseperti sebelumnya.
"BIAR CEPET SAMPE OGEB! GUE GAK MAU KULIT GUE MAKIN EKSOTIS!!" jawab Haechan yang kembali memperlambat kecepatan saat beberapa meter di depan tampak plank bank yang mereka tuju.
Jadi, bisa dibayangkan bagaimana kondisi Jaemin yang berada di belakangnya. Lelaki itu beberapa kali hampir terjengkang ke belakang dan beberapa kali juga wajahnya terbentur helm Haechan. Untung Renjun tak jadi ikut Haechan tadi, bisa-bisa badan kecilnya sudah jatuh sejak berangkat.
"Halah, udah bulug belagu amat!" jawab Jaemin masih kesal.
Haechan membelokkan motornya masuk ke dalam halaman bank yang menjadi tujuan mereka tadi. Memilih tempat parkir yang bersebelahan dengan mobil hitam, tak begitu jauh dari letak Guanlin saat ini.
"Kita tungguin di mana?" tanya Haechan sambil melepas pengait helm dan melepasnya.
Jaemin sendiri sudah berdiri di sisi motor dengan helm yang diletakkan di jok motor.
"Tunggu sini ae, sekarang gue telpon dulu si Jeno. Gimana Guanlin sekarang," Jaemin mengambil ponselnya dari saku jeans hitam yang ia kenakan.
Tuut
Tuut
"Halo."
"Oit Jaem, udah sampe?" tanya Jeno di seberang sana.
"Udah nih, sekarang si Guanlin gimana?"
"Bentarㅡmuka lo nih di CCTV, si Guanlin sekarang di deket gerbang yang tadi lo sama Haechan masukin," jelas Jeno.
"CCTV-nya mana sih emang?" tanya Jaemin.
Matanya mengedar mencari kamera kecil yang memantaunya saat ini.
"Arah jarum jam tiga dari tempat lo sekarang."
Jaemin memiringkan tubuhnya dan tersenyum miring. Padahal CCTV itu memiliki ukuran yang masih bisa dilihat orang jika memerhatikannya baik-baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
detective H2J2⏸NCT DREAM 00 [] ✔
Fanfiction✎tidak mewajibkan kalian untuk vote, tapi kalo kalian mauㅡterima kasih✎ ➳➳➳ ❞Terus sampel darah ini apa?❞ tanya Renjun sembari memperlihatkan sebuah robekan seragam yang terdapat secercah darah. ❞Darah haid kali.❞ Celetuk Jaemin asal. Pukk!! ❞Sakit...