22. Rencana

2.6K 591 48
                                    

Brukk

"Anjeng....," ringis lelaki bertubuh kurus itu yang tampak kesakitan akibat kakinya dengan tak sengaja tersandung meja kantin yang tak jauh dari posisi telungkupnya berada.

Saat itu juga Haechan, Jaemin, dan Jeno terbahak bagaimana wajah Renjun terlihat konyol. Beberapa murid yang di sana pun tak bisa menahan tawa. Sekarang Renjun menjadi pusat perhatian. Lelaki itu lantas berdiri, dan menepuk seragam yang kotor akibat mengenai lantai kantin.

Renjun tampak menggerutu sambil mengumpat dan mengabsen nama-nama hewan di kebun binatang, dengan agak pincang ia menduduki kursi kosong yang berada di sebelah Jeno.

"Kampret, ah! Apes banget gue hari ini! Tadi pagi telat, remed mtk, sekarang jatoh!" kesal Renjun mengacak rambutnya asal.

"Terima nasib Njunㅡberisik Mark! Udah selesei ketawanya, masih ketawa aja," ujar Haechan dengan suara berbisik di akhir ucapan.

Ya, arwah yang menjadi teman Haechan itu juga ikut tertawa melihat bagaimana lucunya Renjun terjatuh.

Jeno menggelengkan kepalanya melihat Haechan yang seperti berbicara sendiri. Lalu matanya kembali fokus kepada Renjun yang masih meringis saat tangannya menyentuh siku tangan kanan.

"Jadi, gimana? Boleh gak?" tanya Jeno.

Renjun mengernyitkan alis kesal, "baru dateng udah ditanyain. Kasih minum kek temennya abis jatohㅡudah! Nih kuncinya."

Renjun meletakkan kunci logam di atas meja. Kunci perpustakaan. Jadi, setelah ucapan Haechan tempo hari lalu. Akhirnya mereka menyetujui lelaki berkulit tan itu, mereka pun penasaran sampai sekarang mengapa bisa perpustakaan jadi tempat horor. Entahlah. Haechan segera mengambil kunci itu dan mengantonginya.

"Awas Chan, jangan ilang," ujar Renjun memperingati.

Haechan mengangguk asal. Lalu meneguk minuman kopi susu yang tadi ia pesan di kedai Bu Wendy. Gowon dan Chaeyoung sendiri akan bertemu mereka pulang sekolah nanti. Mereka tidak bisa ikut berdiskusi dan bersantai di kantin, karena hari ini ada jadwal olahraga yang tak bisa mereka lewati.

"Gue laper banget bangsat belom sarapan, Jen peseninlah. Laperㅡ"

"GAK USAH NGEGAS TOLOL!!" teriak siswa yang kini tampak sedang emosi dengan tangannya yang siap memukul.

Jeno mengernyit, "itu Hyunjin setemennya Jihoon 'kan? Lagian gue liatㅡdia yang ngegas."

"GAK NGACA LO ANYING!! LO JUGA NGEGAS!! LAGIAN UDAH GUE BILANG, GUE GAK TAU APA-APA!!" balas siswa itu tak terima karena merasa difitnah.

Haechan berdiri dari duduknya lalu mendekat kepada kedua lelaki yang sungguh ia kenal. Kini mereka tampak menjadi pusat perhatian. Apalagi yang sedang berhadapan dengan Hyunjin saat ini adalah Lucas, lelaki berperawakan tubuh tegap dan sudah menginjak kelas dua belas.

Terlalu nekad, Hyunjin berurusan dengan Lucas. Sedangkan Haechan tampak santai menghampiri keduanya. Lalu tangannya dengan malas menarik kerah baju temannya itu layaknya sedang menarik seekor kucing. Bedanya yang ia tarik adalah spesies kucing garong yang suka maling ayam goreng di rumahnya.

"Nanaonan iue malah gelud! Ini lagi, badan ageung, umur alot. Masih aja kayak budak bedak cemong! Gak inget umur!" ujar Haechan menengahi keduanya.

Hyunjin menatap Haechan heran sekaligus penasaran. Tak mengerti apa yang temannya itu ucapkan, tapi juga terdengar lucu di telinganya. Ia menurunkan kedua tangannya yang tadi terangkat.

Lucas sendiri mendengus, "lah sia naha ikut-ikutan? Ini urusan aing. Gak usah ikut campur, udah sana mending nguras balong aja daripada sok tau."

detective H2J2⏸NCT DREAM 00 [] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang