20. ngaco neh

2.7K 586 17
                                    

Ruangan yang sudah sering mereka jadikan tempat bersantai sambil bermain play station, Renjun duduk di atas ranjang milik Jeno yang pemiliknya sendiri tengah sibuk dengan sebuah sixaxis atau yah... orang menyebutnya stik ps.

Berbeda dengan ketiga temannya yang lainㅡyang sibuk bermain dan bersantai. Renjun sendiri harus berkonsetrasi pada buku-buku soal yang sudah ia bawa dari rumah ke rumah Jeno. Ada sekitar lima buku tebal yang ia bawa di dalam tas. Setidaknya ia tidak kesepian saat mencoba memasukkan semua materi yang coba ia pahami.

Ia menggunakan posisi telungkup dengan mata yang sudah mulai lelah karena terlalu banyak kata atau kalimat panjang yang ia baca. Materi yang paling Renjun benci adalah stoikiometri lautanㅡsebenarnya jika yang sering guru kimia mereka ajari di kelas sih Renjun mengerti dan sangat mengerti. Tapi berbeda dari semua yang ada di soal-soal untuk olimpiade ini.

Baiklah untuk mengetahui mengapa mereka di sini dan hari apa ini. Hari minggu. Jeno mengundang mereka untuk ke rumah, karena ia sedang sendiri di rumah. Dan tentu ketiga temannya sendiri tanpa lama-lama, segera datang ke rumahnya.

Camilan-camilan yang banyak di dapur, sudah berada di kamar Jeno sekarang. Berbeda dengan Renjun yang berkutat dengan buku-bukunya. Jaemin tengah fokus menatap layar besar televisi milik Jeno dengan Haechan yang sibuk bermain game di ponsel. Sesekali lelaki itu mengambil camilan-camilan yang sudah Jeno sediakan.

Oh ya, mengenai masalah misterius yang mereka dapatkan dari perpustakaan waktu itu harus tertunda sebentar akibat Renjun yang mengatakan bahwa masalah itu harus diselesaikan ketika dirinya sudah bebas dari olimpiade-olimpiade yang menjadi bebannya sampai saat ini.

"Bangsat lo Jaem!!" kesal Jeno ketika permainan sepak bolanya di play station dikalahkan oleh Jaemin.

"Ngakunya udah menang lomba-lomba sekolah dari nge-game, ngelawan gue gini aja gak bisa. Ciih...," ujar Jaemin dengan tengil.

Dukk

"Anzuuuy! Siapa nihㅡaduh sakit kepala gue Njun, napa sih?!" kesal Jaemin saat mengetahui bahwa Renjun-lah yang melemparnya dengan ciki yang masih utuh mengenai kepalanya.

"Berisik Bahlul!! Lo mau sekolah kalah gara-gara elo yang teriak-teriak gak jelas?" ujar Renjun dengan nada sarkastik.

Jaemin mencibir kesal, "gak usah dilempar juga kale."

"Ck, ah kalah kan!" kesal Haechan saat game yang ia mainkan berakhir dengan kekalahan.

"Ini lagi si malika, mau gue sumpel mulut lo pake kaos kaki gue?!" ujar Renjun sinis.

Entah mungkin faktor terlalu pusing memikirkan materi, sampai-sampai temannya itu dijadikan dirinya pelampiasan. Agak senang karena stress berkurang karena mengeluarkan amarah akibat kebanyakan materi yang tak ia mengerti.

"Napa sih lo?! Sensi amat kayak anak smp baru pms," ujar Jeno melihat sikap Renjun yang menyebalkan.

"Stress gue kimia kagak ada abis-abisnya," ujar Renjun mengacak rambutnya asal.

Haechan sendiri entah dapat ide dari mana kini matanya menatap berbinar Renjun. Membuat lelaki yang ditatapnya itu melirik sinis.

"Guys, kalian masih inget kan kalo gue punya temen arwah yang lumayan pinterㅡpinter banget maksudnya," ujar Haechan.

Ucapan Haechan sontak membuat fokus ketiganya kini pindah kepada lelaki berkulit tan itu.

"Udah tiga kali gue denger lo kenalin temen lo itu sampe udah gak takut lagi gue," ujar Jaemin yang langsung diberikan anggukan setuju oleh Renjun dan Jeno.

"Berhasil berarti rencana gue biar kalian gak takut sama temen baru gue ini. Dia tiba-tiba ngasih tau ke gueㅡmm... dia bilang katanya dia bisa bantu Renjun buat kerjain pas nanti udah dimulai olimpiadenya," jelas Haechan.

Membuat Renjun langsung menggeleng cepat-cepat, "gue kagak bego cuman cape aja. Kagakㅡgue kagak mau ada bantuan-bantuan."

Haechan mengerucutkan bibirnya lalu tersenyum sumringah.

"Njun, biar dia ajarin aja. Gimana? Nanti gue jadi perantaranya, tenang dia gak ada niat apa-apa kok," ujar Haechan saat suara teman arwahnya itu mengucapkan sebuah ide.

Renjun menatap langit-langitㅡberpikir. Kepalanya lalu mengangguk pelan, "kalo itu sih, boleh banget."

👓👓👓


Jeno, Jaemin, dan Haechan tampak sibuk mengunyah jamur creespy yang tadi mereka beli di kedai Bu Wendy. Renjun hari ini sedang olimpiade di sekolah sebelah. Dia banyak meminta doa ke temannya itu. Tentu saja mereka sebagai teman tanpa diminta pun akan mengharapkan yang terbaik. Tapi memang Renjun ini terlalu berburuk sangka sampai-sampai ia mengatakan jika ia kalah berarti ketiga temannya harus mentraktirnya makanan karena telah berdoa yang tidak-tidak.

Ini sih Renjun yang ingin.

Balik lagi, Jaemin dan Jeno tampak terbahak kala Haechan menceritakan kronologi kejadian kemarin saat lelaki itu pulang dari rumah Jeno.

Katanya, "sumpah ya anying! Baru pertama kali gue dikejar anjing sama banci bareng-bareng, udah pas pulang rumah sepi."

"Terus lo akhirnya gimana?" tanya Jeno penasaran sekaligus terbahak membayangkan bagaimana wajah panik Haechan saat lelaki itu dikejar oleh anjing dan lelaki berkedok perempuan.

"Si bencongnya sih gak ngejar gue lagi, tapi si anjingnya. Emang bangsat banget, pantat gue digigit sampe gue cek pulang, pantat gue biru anjrit!" kesal Haechan.

Jaemin dan Jeno kembali terbahak.

"Si gobloog~" ujar Jaemin.

"Apes banget kemaren," ujar Haechan mendengus kesal saat bayangan wajah lelaki berkedok perempuan dan anjing yang mengejarnya bersamaan.

Entah mengapa bisa anjing itu memilih mengejar Haechan daripada lelaki berkedok perempuan yang berada di sebelahnya.

"Iya... asli, ya ampuun takut banget gue," bukanㅡitu bukan suara ketiganya.

Itu suara salah satu dari dua siswi yang melewati mereka dengan salah satunya yang tengah terisak sambil menjelaskan kepada temannya yang mencoba menenangkan.

"Tau gak sih.... mukanya sereeem," ujar salah satu siswi itu masih sesenggukan.

"Emang gak ada penjaganya?" tanya temannya yang masih mencoba menenangkan sekaligus penasaran.

"Gak ada Won, gak tau kenapa tuh perpus sepi bangeet, asli gue gak mau lagi ke perpus sampe lulus!!" tegas gadis yang masih terisak itu yang kini sudah duduk di tempat yang tak jauh dari ketiganya.

Sedangkan temannya yang dipanggil 'Won' itu mengelus punggung temannya yang masih terisak. Kedua gadis itu tampak menjadi lirikan hampir semua murid yang ada di sana. Walaupun mungkin keduanya tidak menyadari.

Jaemin sendiri yang tak tahan, langsung bangkit dari duduknya. Cukup mengundang perhatian, apalagi siswi-siswi yang melihatnya. Langsung menahan pekikan.

Jaemin duduk di sebelah siswi yang terisak itu.

"Lo... Chaeyoung anak kelas sebelas ips 1 'kan? Kenalin gue Jaemin, gue mau nanya soal... kenapa lo nangis, gara-garaㅡ

Perpus."

#
#
#
#
H2J2

Telat update :""

Sumpah susah banget kayaknya tepat waktu tuh. Udah tugas numpuk kayak beban idup. Ya udah segitu aja chapter kali ini. Semoga kalian suka.

detective H2J2⏸NCT DREAM 00 [] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang