Jeno tersenyum kala ia berhasil mematikan lampu aula dengan situs yang ia coba tadi. Yangyang memiliki banyak bocoran mengenai hal-hal yang setidaknya untuk meringankan beban.
Layar yang sebelumnya tergulung di atas, kini nampak terbukaㅡia melakukannya dari banyak situs yang ia gunakan. LCD Proyektor pun menyala dengan sendirinya. Seperti ada mahluk yang melakukannya.
Jeno memasang earphone ke i-pad yang ia bawa. Lantas mulai memutar video, tentu saja yang langsung terhubung ke LCD Proyektor yang sudah menyala.
Video mulai terputar.
Haechan maupun Renjun dan Jaemin menggeleng kagum, juga ada sedikit kebanggaan bisa berteman dengan Jeno yang benar-benar memiliki otak canggih.
Selagi i-pad-nya dipakai untuk memutar video CCTV. Ia mengeluarkan ponsel tipis berwarna silver dari saku celana dan membuka situs tertentu untuk mengakses CCTV sekolah. Mengecek seseorang yang sebelumnya berani mengancam Renjun. Sudah pasti Jeno tidak bisa diam saja, ia juga khawatir jika tiba-tiba Guanlin menggagalkan rencana yang mereka buat saat ini.
Jeno membuka rekaman CCTV aula, mata bulan sabitnya fokus mencari seseorang dari rekaman itu setelah mengecilkan volume suara video yang terputar.
Suasana aula begitu sunyi. Serius meninton video yang diputar. Masih menampilkan gulir-gulir kata yang Renjun buat kemarin malam mengenai rumor yang masih hangat-hangatnya sampai sekarang.
Jeno mengernyit, ia ingat sekali bahwa tadi Guanlin memilih duduk di tengah bersama teman-teman kelasnya yang lain.
"Kenapa Jen?" tanya Renjun menyadari raut wajah Jeno yang terlihat berbeda.
Haechan dan Jaemin langsung mengalihkan fokusnya pada Jeno.
"Gimana?" tanya Jaemin.
Jeno mendesah pelan, "Guanlin gak ada di tempat duduknya."
Ketiga temannya membulat terkejut. Tidak mungkin, sama seperti Jeno. Mereka melihat tadi Guanlin bergabung bersama anak kelas IPS 1 lainnya.
"Coba lo cek ke rekaman CCTV tempat lain," bisik Jaemin.
Jeno mengangguk. Lalu mulai mengutak-atik ponselnya. Dan hanya keempat lelaki itu lah yang tidak menonton layar di depanㅡyang sudah menunjukkan percakapan Yesung dan Taeyang. Renjun sendiri sengaja memberikan deskripsi di setiap rekaman yang muncul mengenai dugaan yang keempatnya pikirkan waktu itu.
Jeno tersenyum miring melihat rekaman di depannya, "cih. Ngapain dia ke ruang kepsek? Mau ngadu?"
Renjun mengernyit lantas membulatkan matanya, "Jen! Jen! Jangan dibiarin. Dia bisa aja nyuruh bokapnya buat matiin aliran listrik aula."
Jeno terdiam, merasa ucapan Renjun benar juga. Lalu Jeno dengan cekatan keluar dari situs yang sebelumnya ia masuki dan mencari kontak seseorang yang saat ini sedang ia butuhkan.
Yangyang is calling
"Halo? Sapa neh?"
Jeno terdiam sebentar untuk melihat kondisi sekitar.
"Jeno, gue mau nanya Yang. Cara biar listrik gak mati gimana?" tanya Jeno langsung to the point, ia sedang mengejar waktu.
"Gue di sekolah lo. Listrik gak bakal matiㅡpercaya ama gue. Sekarang lo berempat adem anyem aja, Guanlin udah gue pantau," jelas Yangyang.
Jeno mengangguk, "ya udah thanks kalo gitu Yang."
Setelah Yangyang menjawab 'sama-sama' Jeno memencet tombol merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
detective H2J2⏸NCT DREAM 00 [] ✔
Fanfiction✎tidak mewajibkan kalian untuk vote, tapi kalo kalian mauㅡterima kasih✎ ➳➳➳ ❞Terus sampel darah ini apa?❞ tanya Renjun sembari memperlihatkan sebuah robekan seragam yang terdapat secercah darah. ❞Darah haid kali.❞ Celetuk Jaemin asal. Pukk!! ❞Sakit...