26. Anzuuy

2.6K 554 36
                                    

"Achoo!!" bersin Haechan saat tubuhnya sudah benar-benar berada di ruangan besar yang tampak berdebu.

"Bless me achoo~ simon says be cool~ dont be such a fool~" Jaemin bersenandung sambil melangkah lebih dalam ruangan tersebut.

"Waaw... luas juga nih ruangan," ujar Renjun sambil mengedarkan pandangan pada sekeliling ruangan dengan warna dinding yang berwarna cream itu.

"Udah kuy, biar cepet selesei, langsung aja bersihin perabotannya. Kesian noh si Haechan udah bersin-bersin," jelas Jeno yang mulai membuka satu-persatu barang-barang yang tertutup kain.

Ketiganya mengangguk setuju. Dan bergegas mengambil alat-alat kebersihan yang sudah mereka dapat dari tukang bersih-bersih sekolah.

Membicarakan waktu, saat ini jam di pergelangan tangan kiri Renjun sudah menunjukkan pukul 16:34.

Bel pulang sudah berbunyi dua puluh menit yang lalu. Lingkungan sekolah juga sudah mulai sepi. Dan ruangan yang mereka masuki adalah ruangan komite sekolah yang sudah tak terpakai selama dua tahun. Tapi barang-barangnya masih terlihat bagus, jadi hanya dengan dibersihkan kembali mungkin ruangan itu akan kembali disebut layak.

Ada meja kaca panjang, dua sofa panjang, single sofa, meja guru(?) dan satu buah kursi yang sepasang dengan meja yang seperti meja guru tersebut. Di dinding bagian pojok ruangan terdapat satu pendingin ruangan yang tertempel dan berdebu. Terlihat sudah tidak bisa dipakai.

Ubin di bawah mereka juga benar-benar kotor. Seluruh ruangan ini tampak seperti habis diterjang badai debu. Haechan sendiri daritadi terus bersin. Lelaki itu memang agak sensitif.

Dan ruangan ini sendiri diberikan izin oleh Irene yang katanya sebuah balas terima kasih karena telah berani membongkar kebusukan kepala sekolah yang lama. Wanita itu juga berjanji akan memasangkan pendingin ruangan baru di ruangan ini.

Mereka tak menduga bahwa Irene akan seperhatian itu pada mereka. Padahal sebelumnya, menyelesaikan kasus kepala sekolah hanyalah pengisi keisengan semata. Tak menduga bahwa keisengan mereka malah menjadi sebuah keberuntungan dan keuntungan untuk menambah nilai.

Mereka membagi tugas, dengan Renjun dan Jeno yang mengelap barang-barang yang tampak berdebu lalu Haechan dan Jaemin yang menyapu dan mengepel. Jadi, sambil menunggu Haechan, Renjun, dan Jeno. Jaemin memilih berselonjor di depan ruangan itu.

Jaemin sendiri mengambil ponselnya dari saku, namun sebelum lelaki itu benar-benar mengeluarkannya. Suara high heels yang bergema di koridor kini membuat Jaemin langsung mencari sumber suara.

Klotak

Klotak

"Jaemin!!" panggilnya.

Jaemin sendiri mengernyit saat melihat Irene mempercepat langkah ke arahnya. Ada setumpuk kertas yang kini dibawa Irene di tangannya.

"Miss Irene?" Jaemin berdiri dari duduknya.

"Kenapa Miss?" tanya Jaemin lagi menambahkan.

Napas wanita itu nampak sedikit tak beraturan. Lalu tersenyum tipis.

"Inih," ujar Irene sembari memberikan tumpukan berkas-berkas tersebut.

"Saya mau liat kemampuan kalian menyelesaikan kasus. Itu adalah kasus aneh yang terjadi di sekolah kita minggu ini, kalian pilih salah satu dan coba untuk menyelesaikannya. Kalo kalian bisa menyelesaikannya, saya akan memberikan bebas akses untuk mendekorasi ruangan ini. Tinggal minta kepada saya saja, okeh?" jelas Irene yang sekarang membuka resleting dompet dan mengeluarkan kartu American Express Centurion Black Card.

detective H2J2⏸NCT DREAM 00 [] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang