21. Curiga

2.6K 604 81
                                    

Haechan tampak menganggukkan kepalanya saat mendengar penuturan 'temannya' itu mengenai masalah yang kemarin Renjun ceritakan. Kini Haechan sedang berada di kamarnya dengan kaki yang berada di atas dan badan yang berada di bawahㅡmasih berada di ranjang. Jadi, bisa dibilang Haechan sedang berada di posisi nyaman dengan matanya yang melihat ke atasㅡdi mana teman arwahnya itu berada.

Mark namanyaㅡarwah yang baru menemani Haechan selama satu minggu. Arwah itu meninggal akibat bunuh diri karena tertekan terus-terusan oleh orang tua yang selalu menyuruhnya ini itu.

Haechan bertemu dengan temannya itu di toilet laki-laki sekolah yang berada di dekat kelasnya.

Katanya selama hidup Mark adalah anak yang pintar, selalu mengikuti semua lomba-lomba akademik. Guru dan muridnya selalu memanggil Mark dengan sebutan 'si otak emas.' Entah apa maksudnya.

Mark juga masih arwah baru, makanya mengapa ingatannya saat masih hidup belum banyak yang hilang.

Arwah itu tampak membenarkan letak kaca matanya. Di wujud arwah, Mark memakai seragam SMA sebelah, SMA Yangyangㅡteman hacker Jeno yang waktu itu membantu mereka menyelesaikan urusan kepala sekolah.

Entah mengapa bisa Mark berada di toilet laki-laki sekolah Haechan.

"Gue denger-denger dari arwah penunggu laboratorium komputer sih bilangnya kalo perpustakaan tuh tempat serem yang ditakutin arwah di sekolah iniㅡgue sih gak ngerti maksudnya apa dan belom nangkep juga," jelas Mark yang masih melayang-layang secara acak di kamar Haechan yang bernuansa abu-abu.

Haechan bergumam tak jelas, "padahal selama gue masuk di SMA ini juga gak ada tuh rumor-rumor tentang penunggu perpus."

Mark mengangguk setuju.

"Lo gak mau nyoba ke perpus Mark?" tanya Haechan yang tiba-tiba terlindas ide di otaknya.

Mark dengan cepat menggeleng, ia tak mau ambil resiko.

"Gak! Gak mau! Kak Atuy aja yang udah jadi arwah senior gak pernah berani masuk, gimana gue?!" kesal Mark.

Haechan menghembuskan napas kasar. Ah menjengkelkan, pikirnya.

"Gue tiba-tiba jadi pengen ke perpus itu buat buktiin kalo omongan Renjun itu bener atau enggak, atau seenggaknya gue pengen tau siapa sih makhluk yang item itu?" ujar Haechan.

Tentu saja Haechan penasaran dengan semua yang melibatkan perpustakaan.

Mark nampak menggaruk rambut transparannya yang berwarna hitam. Ia juga sama penasarannya, Mark ingat betul bagaimana ekspresi Yuta saat Mark menanyakan hal perpustakaan kepada arwah jepang itu. Terlihat membulatkan mata dan menggeleng cepat. Takut. Mark sendiri bingung, bagaimana bisa ada arwah tua seperti Yuta yang takut dengan sebuah tempat? Seseram itu kah tempatnya?

"Besok deh gue mau nanya ke Renㅡ"

"HAECHAN!! ANGKATIN JEMURAN DEPAN!! UDAH MAU MENDUNG!! DISURUH MAMAH!!" teriak seseorang dari luar kamar Haechan.

Haechan memejamkan matanya menahan emosi. Suara nyaring yang merusak telinga siapa saja. Itu adalah suara adik pertamanya yang memiliki selisih umur satu tahun dengan Haechan. Kelakuannya memang tak ada bedanya dengan Haechan sendiri. Kadang Haechan merasa bercermin jika adik perempuannya itu melakukan kegiatan menyebalkan yang berdampak ke dirinya sendiri.

"KATANYA KALO GAK MAU, MAMAH BAKAL MOTONG UANG JAJAN!! BURUAN TOLOL!!" teriak adiknya itu.

Haechan mengumpat lalu dengan mapas bangkit dari posisi nyamannya. Terpaksa ia harus menuruti jika tak mau uang jajan besok dipotong, walaupu ia yakin bahwa itu hanyalah akal-akalan adiknya saja.

detective H2J2⏸NCT DREAM 00 [] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang