Setelah perbincangan mereka siang tadi. Kini di langit yang gelap dan memunculkan bintang walau tak banyak. Di sinilah Jeno, Haechan, Jaemin, Renjun, dan Jihoon beradaㅡseberang jalan di mana setelah mereka menyeberang, terdapat gerbang tinggi sekolah mereka. Dan dengan Renjun yang membawa tas yang ia sampirkan di punggungㅡyang hanya berisikan sebuah lima senter, al-qur'an dan yassin.
Tentu saja itu ide dari Haechan, karena lelaki itu agak ragu bisa menghadapi banyak arwah dan roh jahat di tempat di mana Jihoon tertempelkan anak belanda yang sampai saat ini dengan setia mengikutinya.
Kembali ke beberapa waktu lalu,
"Kalian harus ke sekolah lagi malem ini, karena yang aku tau Ibu anak belanda ini akan muncul setiap malam." Ujarnya yang masih duduk di sebelah RenjunㅡRenjun sendiri mencoba menahan ketakutannya.
"Emang kalo siang kenapa gak muncul?" tanya Haechan bingung.
"Mana aku tau," jawab gadis berseragam lusuh itu.
"Kamu bakal ikut 'kan nanti malem?" tanya Haechan lagi.
Gadis itu menggeleng, "enggak mau dan gak bisa. Aku berbagi informasi ke kamu kayak kini aja bener-bener berani banget. Aku gak mau jadi roh jahat."
"Kita mau masuk gimana bor? Ada babeh di situ," ujar Jaemin yang melihat Pak Taeilㅡsatpam sekolah mereka masih rajin berjaga di pos satpam dekat gerbang besar sekolah.
"Mau gak mau kita harus manjat," ujar Jeno yang kini berlari setelah melihat kanan dan kiri dengan arah kakinya menuju tembok sekolah yang dekat dengan pohon jambu. Dan tak begitu jauh dari gerbang sekolah berasal.
"Yang bener aja?! Anying! Terusㅡ"
"Jangan banyak omong! Udah... ayok," ujar Renjun yang kini menarik lengan Jihoon untuk menyusul Jaemin, Jeno, dan Haechan yang sudah lebih dulu berlari dan memanjat.
Trap
Trap
Trap
Trap
"Tsk, lama amat sih jadi cowok!" protes Haechan melihat kini Jihoon masih berusaha memanjat tembok sekolah yang memang lumayan tinggi.
"Susah bangsat!" kesal Jihoon sambil terus berusaha untuk naik dengan sempurna.
Trap
"Hah... hah.... cape bener manjat gini doang," ujar Jihoon yang kini kedua tangannya bertumpu pada kedua lutut.
"Eh... ini kita langsung ke... bentar," ujar Haechan kala melihat arwah dengan tubuhnya yang terpisah dengan kepala melewati mereka.
Haechan melirikkan matanya ke lain arah agar ia tidak disangka bisa melihat arwah itu. Jujur arwah itu sangat menyeramkan bagi Haechan walaupun ia sudah sering melihatnya di tempat lain.
"Kenapa Chan?" tanya Jaemin.
Arwah itu masih berjalan pelan dengan kakinya yang sekali-kali menendang kepala yang tergelinding di bawah.
"Ini yang gue gak mau ke sekolah malem-malem," ujar Haechan masih menatap ke lain arah dan mencoba untuk tidak melihat arwah tersebut yang sudah mulai jauh dari mereka.
"Lo.... liat setan?" tanya Jeno agak ragu dengan suaranya yang memelan.
Haechan lantas melihat kembali arwah yang sudah jauh itu. Jika arwah itu tahu Haechan bisa melihatnyaㅡsudah dipastikan ia akan diikuti terus-terusan dan dimintai bantuan.
Haechan menghelan napas lega dan mengangguk mendengar pertanyaan Jeno.
Renjun, Jaemin, dan Jihoon yang mendengarnya tanpa sadar secara bersamaan meneguk saliva susah payah.
KAMU SEDANG MEMBACA
detective H2J2⏸NCT DREAM 00 [] ✔
Fanfic✎tidak mewajibkan kalian untuk vote, tapi kalo kalian mauㅡterima kasih✎ ➳➳➳ ❞Terus sampel darah ini apa?❞ tanya Renjun sembari memperlihatkan sebuah robekan seragam yang terdapat secercah darah. ❞Darah haid kali.❞ Celetuk Jaemin asal. Pukk!! ❞Sakit...