Jaemin dengan napas ter'engah-engah berlindung di balik dinding beton yang menutupinya dari beberapa orang berpakaian hitam yang terus mengejar. Tak ia duga gedung ini amat besar dengan banyak ruangan luas yang membantunnya berlindung dari banyak tembakan yang terus mengejar Jaemin.
Lantai dua-lah yang saat ini ia injaki. Lelaki itu sedari tadi mencoba mencari letak keberadaan Renjun. Tentu saja ia khawatir dengan satu temannya itu, apalagi kondisi terakhir Renjun yang terluka di bagian betis.
Saat ini penyebab mengapa Jaemin hanya bisa bersembunyi adalah karena peluru yang berada dipistolㅡyang ia bawa hanya tersisa satu. Dan sudah pasti Jaemin tidak bodoh membiarkan peluru habis begitu saja. Apalagi sekarang ia sendirian. Walaupun sebenarnya ia masih memiliki tiga tabung kecil atau bisa dibilang granat asap.
Beberapa jam sebelum mereka masuk ke dalam gedung memang ia maupun Jeno sudah membagi granat asap, itu pun Jaemin baru ingat. Memang dasar dirinya pelupa.
"Cari di sebelah utara gedung!! Jangan biarin dia lolos!!"
"Lo ngapain masih di sini?! Cari!!"
"Sementara gue nyari di sekitar sini!!"
Suara lelaki brengsek yang terus saja mencari masalah dengannyaㅡHaknyeon. Lelaki itu terus saja mengejar dan tak membiarkan Jaemin mencari Renjun dengan damai, jujur agak heran kala hampir semua anggota geng itu sangat berusaha mencelakakan dia, kecuali jika memang hanya dia satu-satunya di sini.
Deru napas Jaemin mulai normal kembali. Ia menggigit bibir bawahㅡberpikir.
"Jaem," panggil seseorang dari belakang tubuhnya.
Jaemin membeku saat tepukan tangan seseorang menyentuh bahu bidangnya, ia meneguk saliva was-was dan dengan pelan menoleh. Saat itu juga ia menghela napas lega. Hampir saja.
Pria berbalut seragam polisi dengan nametag Jeffrey di bagian atas saku seragam-lah yang ternyata memanggilnya itu.
"Om! Ngagetin saya aja!!" kesal Jaemin dengan nada berbisik.
Jeffrey tersenyum tipis dengan bagian atas bibir berkedut menahan tawa. Pria itu lalu mengintip sedikit ke arah beberapa orang berpakaian hitam yang masih berkeliaran mencari Jaemin.
"Jangan tegang-tegang banget kali Jaem. Kalo dibawa tegang, orang yang nyari kamu malah gampang nyari kamunya. Soalnyaㅡbentar, kenapa jadi jelasin beginian, pokoknya jangan tegang! Ayook... keluar lewat belakang aja. Saya udah keliling lantai ini, gak ada siapa-siapa," jelas Jeffrey dengan bisikannya.
Jaemin dengan kaku mengangguk, tentu saja pikirannya masih berkeliling dan tak tenang karena belum mendapatkan berita apapun tentang Renjun. Kalau Haechan dan Jeno, ia bisa mengandalkan Haechan. Bagaimanapun selenge-annya Haechan. Tetap saja, lelaki itu termasuk teman yang bisa diandalkan apalagi situasi seperti ini. Jadi, untuk sementara waktuㅡhanya Renjun-lah yang ia khawatirkan.
Jeffrey dengan tubuh agak menunduk mulai berjalan lebih dahulu menuju sebuah tangga bersemen yang tak jauh dari dinding beton yang melindungi mereka.
Tangan Jeffrey juga tetap memegang pistol yang ia simpan di sebuah saku khusus senjata api di celananya. Jeffrey menoleh sebentar ke arah Jaemin di belakangnya.
"Kamu di depan aja Jaem, yang penting jangan nimbulin suara. Tujuannya kita sekarang ke lantai bawah dulu aja," bisik Jeffrey.
Jaemin mengangguk, lalu mulai berjalan menunduk lebih dulu menuju tangga. Diikuti Jeffrey di belakang.
Dorr!!
"Kejar!!"
👓👓👓
KAMU SEDANG MEMBACA
detective H2J2⏸NCT DREAM 00 [] ✔
Fanfiction✎tidak mewajibkan kalian untuk vote, tapi kalo kalian mauㅡterima kasih✎ ➳➳➳ ❞Terus sampel darah ini apa?❞ tanya Renjun sembari memperlihatkan sebuah robekan seragam yang terdapat secercah darah. ❞Darah haid kali.❞ Celetuk Jaemin asal. Pukk!! ❞Sakit...