16. Penguntit

2.7K 596 29
                                    

Mobil mini cooper milik Jeno dengan lelaki bermata bulan sabit yang mengendarai mobilnya sibuk fokus dan beberapa kali ikut berbicara ketika Renjun, Haechan, dan Jaemin memberikan dugaan atau pendapat soal Guanlin.

Tapi Jeno juga beberapa kali terkekeh kala mereka saling melemparkan lelucon.

"Suee banget anjir, beneran." Haechan yang duduk di depan bersama Jeno kini memosisikan tubuhnya menghadap belakang berbincang dengan Jaemin dan Renjun.

"Ya lagian tolol banget, harusnya kunci dua kali biar lamaan dikit buat si Pak Taemin bisa masuk," ujar Renjun tak habis pikir.

"Tanya aja ke si garing, dia yang ngunci cuman sekali," ujar Haechan melirik Jeno yang mendengus kesal.

"Tapi asli dah anjrit pas keluar dari jendela terus bokong gue kena ujung bagian pinggir jendela. Linu banget bangsat, gue tahan aja waktu itu soalnya Jeno belom keluar," lanjut Haechan.

"Rematik kali bokong lo," ceplos Jaemin yang disambut sebuah jenggungan di kepalanya dari Renjun.

"Yakali setan! Lo kira bokong gue punya tulang ampe rematik! Orang yang sakit bagian gak ada tulang," kesal Haechan.

Haechan menggeleng tak percaya, Jaemin ini tipe-tipe jarang bicara tapi sekali bicara sanggup membuat orang yang mendengarnya emosi bukan main. Untung teman, jika bukan teman entah mungkin Jaemin sudah ia tendang dari mobil.

Jeno sendiri tertawa terbahak mendengar dan membayangkannya.

"Jen, masih lama nggak dari sini?" tanya Renjun mengubah topik.

"Bentar lagi Njun, dari yang gue tau. Alamat ini gak jauh-jauh amat dari rumah si Jaemin yang waktu itu kita datengin," jelas Jeno yang kembali fokus menyetir.

"Gue nanti mau belajar nyetir ah," ujar Jaemin.

Tentu saja Jaemin agak terkesan melihat bagaimana lincahnya Jeno mengendarai mobil. Membuatnya membayangkan jika ia yang berada di kursi kemudi sana.

"Nyetir apaan? Odong-odong?" asal Renjun membuat Jaemin yang semula tersenyum membayangkanㅡkini tinggal wajah datar yang ia berikan untuk Renjun.

"Jancok, ya nyetir mobil-lah. Muka gue keliatan banget apa tukang odong-odong yang sabar nungguin bocah-bocah umur biji jagung yang mukanya cemong-cemong naik odong-odong!" sahut Jaemin.

Haechan berdecih, "gitu-gitu dapet duit amji lumayan. Kerjaan cuman ngegoes doang."

"Susah anjrot! Dikira ngegoes sepeda bocah tk. Gue pernah iseng dulu nyoba ngegoesin, sumpah dah berat bener kayak ngegoes beban dosa," ujar Renjun.

"Eh bentar-bentar slur berhenti dulu," ujar Jaemin tiba-tiba membuat Jeno dengan spontan menghentikan laju mobilnya.

Membuat ketiganya kecuali Jeno tanpa persiapan apa pun terbentur benda yang berada di depan mereka. Seperti Haechan yang terantuk dasbord mobil dan Renjun, Jaemin yang kepalanya menabrak kursi yang berada di depan mereka.

"Anying, kenapa sih Jaem? Ngagetin aja!" kesal Haechan sambil mengusap dahinya yang terasa sakit karena terantuk keras dasbord.

"Tau anjir! Benjol pala gue," ujar Renjun kesal.

"Ck, gue tadi liat itu orang." Tunjuk Jaemin pada orang yang kini tengah bersandar pada gerbang perumahan milik Guanlin yang ingin mereka masuki.

Jeno, Haechan, dan Renjun memicingkan matanya melihat siapa yang Jaemin lihat.

"Guanlin?" tanya Jeno untuk mengetahui apakah penglihatannya benar atau tidak.

Jaemin mengangguk, "gue rasa sih dia. Ngapain tuh orang di gerbang?"

detective H2J2⏸NCT DREAM 00 [] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang