Suara tembakan terus terdengar di ruangan bernuansa gelap itu. Tembakan yang mencoba melubangi pintu besi membuat Haechan bingung harus melakukan apa, sedangkan dua lelaki berpakaian hitam masih fokus menahan badannya agar tak pergi dan mencoba kabur.
"Knyeon, ini gimana?" tanya lelaki di sebelahnyaㅡKevin.
Haknyeon mengernyit sebentar dengan ponsel yang terus berada di telinganya. Mencoba menghubungi seseorang.
"Lo bawa dia lewat pintu belakang aja kalo gitu," ujar Haknyeon masih menunggu sambungan panggilan.
"Tapiㅡ"
"Udah buruan setan!! Gak ada waktu lagi! Kalo sampe nih anak keliatan di sini yang ada kita semua ketangkep. Nanti biar gue sama yang lain nyusul," jelas Haknyeon dengan tegas.
Kevin berdecak lalu melirik temannya yang membantu Kevin menggiring tubuh Haechan. Kedua lelaki itu membawa Haechan ke sebuah pintu kayu yang memang agak jauh dari mereka berdiriㅡyang terhubung dengan lingkungan belakang gudang tersebut.
Haknyeon masih berusaha menghubungi seseorang yang ia anggap 'Bos' sampai sebuah suara menyapa indera pendengarannya.
Bukanㅡbukan dari ponsel yang ia genggam. Tapi dari pintu kayu yang barusan Kevin, temannya buka.
"Mau ke mana lo?" ujar lelaki bertubuh atletis dengan mata bulan sabit yang tersenyum miring.
Jeno dan Jaemin di belakangnya kini berdiri dengan kedua lelaki itu yang membawa dua senjataㅡpisau lipat dan pistol yang sempat Haechan gunakan waktu itu.
Kevin dan teman lelakinya membeku. Tak tahu harus melakukan apa. Tapi setelah sadar Kevin dengan cepat mengambil pistol yang sudah menjadi kebiasaannya yang selalu ia letakkan di saku celana. Sama halnya dengan Kevin, lelaki di sebelahnya mengeluarkan pistol dan mulai membidik ke arah kepala Haechan.
Jaemin dan Jeno terkejut sebentar lalu tersenyum bersamaan, tak ada wajah takut dan khawatir di wajahnya saat pistol lelaki yang mereka hadapi sama-sama membidik kepala Haechan dari arah berlawanan.
"Tembak aja," ujar Jaemin.
Haechan mengernyit dan menatap Jaemin tak suka. Apa-apaan!!
"Jaem dosa gue jumlahnya udah seair sumur, gue gak mau mati sekarang," protes Haechan.
Jeno menguap.
"Udah Chan tenang aja, gak bakalan mati. Lagipula kalo lo matiㅡgue udah ikhlas kok," ujar Jeno dengan kedua alisnya terangkat.
Haechan menatap lelaki itu tak suka, "kalo ngomong licin bener kayak jalan tol."
"Tembaak Bang! Lama amat," ujar Jaemin saat melihat kedua lelaki yang berada di sebelah Haechan dan berada di hadapannya masih tak berkutik dengan alis yang mengernyit keheranan.
Kevin melirik temannya untuk mengisyaratkan agar mengiyakan apa yang Jaemin ucapkan, ia sudah terlanjur penasaran. Lelaki itu lalu mengangguk, namun mengernyit bingung saat tekanannya dipistol tak memberikan efek apa pun pada kepala Haechan. Tak ada yang keluar dari pistol tersebut.
Haechan menghela napas lega saat kepalanya tak jadi berlubang. Lalu menatap Jeno dan Jaemin sinis, mereka sungguh benar-benar membuatnya hampir mati. Kalau di dalam pistol itu ada peluru bagaimana, ia masih belum meminta maaf kepada orang tua dan adik-adiknya.
"Kurang ajar ya lo anjir!!" kesal Haechan.
"Jangan banyak bacot dulu plis Chan," ujar Jeno yang mulai mendekat dan dengan sepersekian detik Kevin terhempas ke belakang.
Lelaki itu menendang perut Kevin dengan gemas. Saat itu juga beberapa orang berpakaian hitam pihak Haknyeon mendekat dengan Haknyeon yang memimpin.
KAMU SEDANG MEMBACA
detective H2J2⏸NCT DREAM 00 [] ✔
أدب الهواة✎tidak mewajibkan kalian untuk vote, tapi kalo kalian mauㅡterima kasih✎ ➳➳➳ ❞Terus sampel darah ini apa?❞ tanya Renjun sembari memperlihatkan sebuah robekan seragam yang terdapat secercah darah. ❞Darah haid kali.❞ Celetuk Jaemin asal. Pukk!! ❞Sakit...