Miss Irene dengan tenang membuka kotak tersebut yang masih menyengat bau busuk, walaupun begitu wajahnya tampak biasa saja dan tak terganggu dengan baunya yang begitu menyengat di indera penciuman.
Ketiga lelaki itu memerhatikan pergerakan wanita di depan mereka. Masih di ruang diskusi, Jaemin, Jeno, dan Renjun menonton pergerakan Irene sedaritadi. Sedangkan Haechan sendiri terus menatap kosong dinding di depannya. Ketiganya yakini, sosok roh jahat tersebut masih bersemayam di tubuh temannya itu.
"Ekhm..., makasih buat kalian karena sudah memberikan rekaman CCTV di mana seseorang mengerim kotak ini, dan...," Irene melirik Haechan yang masih bergeming.
"Haechan. Lalu apa kalian ada yang mengenal anak kelas sepuluh bernama Huening Kai?" tanya Irene mengedarkan pandangan kepada tiga remaja yang mengernyit alisㅡmengingat nama yang tak asing di telinga mereka.
Renjun membuka mulut, "oh... saya tau Miss, dia anak bahasaㅡadik kelas saya juga dulu di smp."
Irene mengangguk mengiyakan.
"Kalo kalian mauㅡsaya sebenernya ingin, sekarang kalian ke rumahnya Kaiㅡdia saudara jauh saya, dia juga kalo tidak salah memiliki kelebihan spiritual seperti Haechan. Saya rasa roh jahat ini akan membawa dampak buruk pada kejiwaan Haechan, jadi... sekali lagiㅡkalo kalian setuju. Saya akan memberikan alamat saudara saya untuk membantu mengeluarkan roh jahat itu," Irene menggigit bibirnya.
"Dan... saya sepertinya sudah tau siapa yang melakukan ini," ujar Irene yang kini tampak gelisah.
Jaemin mengernyit, "kalo.... boleh tau, emangnya siapa Miss? Maksudnyaㅡsaya rasa Miss orang yang baik, gak mungkin orang asal teror gini aja kalo gak ada alesannya."
Irene menghembuskan napas kasar.
"Istri Pak Yesung, dan cowok yang tadi Jeno tunjukin itu anaknya Pak Taeyang," jelas Irene.
Irene sendiri setelah mengatakan itu, segera mengambil sesuatu dari tas genggam yang sebelumnya ia letakkan di atas meja kaca. Lalu mengeluarkan kertas kecil yang terdapat sebuah alamat rumah.
"Ini, kalo kalian ke rumah Kai. Bilang bahwa saya yang mengijinkan kalian, saya harus menyeleseikan ini secepatnya agar tidak ada lagi kesalahpahaman, kalo begitu saya pamit dulu. Kalian hati-hati ya, saya harap kalian segera secepatnya ke rumah Kai," jelas Irene sembari bangkit dari duduknya, tersenyum tipis dan melenggang pergi menuju pintu ruang diskusi dan tubuhnya menghilang di balik pintu tersebut.
Jaemin menghela napas lelah, lalu melirik Haechan yang masih tak ada pergerakan. Jasminㅡadiknya Jaemin sendiri sudah pulang memakai ojek online yang Jaemin pesan di ponselnya. Mamahnya sudah menghubungi keduanya beberapa kali, jadi dengan terpaksa Jasmin-lah yang lebih dulu pulang.
"Jadi... gimana? Langsung ke rumah si Kamal?" tanya Renjun sambil melirik Haechan.
Jeno terdiam sebentar, lalu mengangguk.
"Boleh, tapi bentar. Gue nelfon supir rumah buat bawain mobil aja, biar enak. Motor lo bertiga biar di sini aja, besok gue jemput naik mobil," ujar Jeno membuat mata Jaemin dan Renjun seketika berbinar.
"Asiik... rejeki anak soleh," Renjun meraup wajahnya dengan kedua tangan.
"Sekalian Jen bilang ke sopirnya bawain makanan," celetuk Jaemin.
Renjun mengangguk setuju.
"Ambil aja makanan yang ada di kulkas," ujar Jeno sambil menunjuk lemari es yang berada di pojok ruangan.
"Jangan dong... itu kan buat di sini," ujar Renjun dengan wajah tengilnya.
Jeno memutar bola mata malas dan mendengus pasrah. Lalu setelahnya Jeno mengambil ponsel dari saku seragam.
KAMU SEDANG MEMBACA
detective H2J2⏸NCT DREAM 00 [] ✔
Fanfiction✎tidak mewajibkan kalian untuk vote, tapi kalo kalian mauㅡterima kasih✎ ➳➳➳ ❞Terus sampel darah ini apa?❞ tanya Renjun sembari memperlihatkan sebuah robekan seragam yang terdapat secercah darah. ❞Darah haid kali.❞ Celetuk Jaemin asal. Pukk!! ❞Sakit...