32. Gak nyangka

2.3K 567 51
                                    

"Tz?" bingung Jaemin saat mencoba menebak huruf.

"Ya udah lanjut lagi ya?" ujar Jeno selaku yang membaca kode morse itu di jendela.

Haechan menganggukkan kepalanya. Lalu kembali fokus kepada ponsel yang sudah menampilkan kode morse untuk ia jadikan sebagai patokan. Sungguh, merepotkan sekali. Rasanya ingin disudahi saja, tapi Haechan sendiri tahu mereka sudah berada di akhir kasus jadi tak mungkin asal menyerah begitu saja.

"Bulet dua, strip tiga Chan," ujar Jeno yang langsung diangguki lelaki berkulit tan itu.


Haechan dengan teliti mulai mencari dengan mata memicing, jika sudah lelah begini matanya juga tak bisa fokus dengan apa yang ia cari.

"Dua lagi," ujar Haechan.

Jaemin dan Renjun mengangguk, memasukkan ucapan Haechan ke dalam memori mereka.

"Asli lurr..., gue ngantuk, gantiin gue yak?" ujar Haechan yang sudah menutup mulutnya yang menguap.

"Ya udah sini, gantian aja gue sama Renjun," ujar Jaemin dan mendorong Haechan untuk duduk di meja yang sempat ia duduki tadi.

Jeno mengangguk, lalu Renjun dan Jaemin maju dan kini memosisikan diri seperti Jeno dan Haechan.

"Bulet satu strip empat Njun," ujar Jaemin.

Renjun sendiri yang memilih ingin mencari kode morse yang dimaksud  sedangkan Jaemin yang membacakan kode morsenya. Cukup waktu lama bagi mereka mencari tahu siapa nama yang dimaksud. Tapi Haechan maupun Jaemin sudah menduga saat huruf ketiga diketahui.

Tzu.

Tapi keduanya lebih memilih diam dan membiarkan Renjun tetap mencari. Siapa tahu dugaannya salah, pikir mereka berdua.

"Y," ujar Renjun yang membuat mata Jeno berbinar.

Sepertinya bukan hanya Jaemin dan Haechan yang menduga siapa dalang dari pembunuhan ini, bagaimana Jeno terlihat menduga-duga.

"Kayaknya kasus pembullyan gak sih?" bisik Jeno.

"Gak tau juga, tapi lo udah mikir siapa?" tanya Haechan ikut berbisik.

"Udah, Tzuyu." Jeno tersenyum miring, begitu juga Haechan yang mengangguk.

"U lagi, berartiㅡTzuyu?" tanya bingung Renjun bingung, sepertinya lelaki itu tak begitu mengenal siapa orang yang sudah diungkap menjadi pelaku.

"Anak kelas dua belas, ketua geng cheerleaders yang suka banget ngelabrakin anak kelas sebelas, gak nyangka gue padahal dia cantik, tinggi, keliatannya juga biasa aja, kenapa sampe berani ngebunuh sampe kayak gini, gue rasa sih dia ngelakuin ini karena, iri(?)" ujar Jeno menjelaskan apa yang ia tahu.

Renjun membulatkan matanya, "oh! Kak zuwi? Gue taunya panggilan dia. Kagak tau nama tulisannya."

"Heeh, gila yaㅡtapi, tunggu. Kalo pelakunya dia, terus korbannya siapa? Terus hubungannya sama akun itu apaan?" tanya bingung Jaemin.

Tapi belum sempat Renjun dan Jeno menjawab, Haechan dikagetkan dengan satu sosok arwah yang muncul di hadapannya dengan seragam yang penuh dengan darah.

"Bangsat! Kaget," ujar Haechan membuat ketiga temannya yang lain langsung melihat temannya itu yang sedaritadi diam.

"Kenapa lo?" tanya Jaemin bingung.

"Lo siapa?" tanya Haechan kepada arwah tersebut yang nampak melayang-layang di langit kelas.

Mark sendiri hanya memerhatikan dengan tubuhnya yang masih duduk melayang di sebelah Haechan. Arwah perempuan berseragam penuh darah itu terlihat melayang dengan isakan tangis yang memilukan, membuat Haechan menatap iba walau masih ada rasa takut karena wujud terakhir arwah itu tak bernyawalah yang muncul di hadapannya.

detective H2J2⏸NCT DREAM 00 [] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang