Suasana begitu hening dan tegang. Tak ada yang berani berbicara, tanpa sadar semuanya membeku kala suara tembakan atau mungkin bom? Atau bisa jadi, suara keduanyaㅡmenggema di ruangan luas yang menjadi tempat di mana sebuah konflik permasalahan.
Polisi yang tertulis nama Jeff di bagian dada seragam yang sebelumnya menginstrupsi mereka. Kini berdeham, lalu melirik pistol miliknya yang baru saja Renjun sentuh dan belum menggunakannya sama sekali.
Daarr
Suara tembakan kembali keluar dan mereka sadar siapa yang melakukannya saat salah satu jendela yang berada di pojok ruangan menampilkan seorang pria atau mungkin lebih? Bertubuh tegapnya dengan seringaian, tengah mengacungkan sebuah pistol.
Jangan lupa suara tembakan itu bersamaan dengan Renjun yang meringis kesakitan saat tungkai bagian betisnya mulai terasa ngilu dengan sebuah peluru tertancap di pertengahan betis yang mulai mengeluarkan cairan merah kental.
Berbeda dengan Renjun, Jenoㅡlelaki sang pemilik mata berbulan sabit itu masih terdiam dengan kaos putih yang sudah mulai ternodai oleh cairan kental warna merah di bagian perutnya. Tubuhnya mulai lemas saat rasa mual mulai menjalar di bagian perut. Jeno menggigit bibirnya menahan sakit sekaligus mual.
Renjun dengan meringis terjatuh, mulai merasakan ngilu yang amat sangat menyakitkan. Matanya juga tak bisa lepas dari wajah Jeno yang masih mematung. Jaemin maupun Haechan masih tak menyadari bahwa temannya itu tertembak. Mengingat posisi keduanya berada jauh di depan Jeno berada.
"Jen...," lirih Renjun.
Lalu matanya beralih kepada pria bertubuh tegap di sebelahnyaㅡJeff.
"Pak, tolong bantu teman saya," ujar Renjun sambil menyentuh tangan Jeff dengan pelan.
Jeff pun yang sadar, menoleh dan menurunkan penglihatannya ke arah Renjun yang sudah menunduk. Dengan yakin, Jeff mengangguk.
"Ya, akan saya lakukanㅡMingyu, Bam, tolong bawa dua anak yang terkena tembak. Segera! Biar nanti saya dengan Jungkook yang melawan gerombolan pria brengsek itu," ujar Jeff dengan tegas.
Dua pria yang dipanggil namanya itu, mengangguk dan segera berlari terpisah. Mingyu menghampiri Renjun dan Bambam menghampiri Jeno yang mulai memejamkan matanya dengan posisi berdiri. Bambam tentu saja takjub melihat anak remaja itu. Bagaimana bisa dari sebuah tembakan pistol yang ia tahu berjenis Desert Eagle Mark XIX Pistol remaja itu masih mampu berdiri tegak dan tak terjatuh, mengingat tembakan itu sungguh mengguncang dan biasanya yang ia tahu.
Orang yang terkena tembakan tersebut akan langsung terhempas jatuh ke belakang atau lebih memungkinkannya lagiㅡmati di tempat. Entah bagaimana bisa.
Bambam memegang bahu Jeno, membantu anak remaja itu untuk mencoba terduduk. Jaemin dan Haechan menyusul menghampiri saat tahu arah Bambam berlari dan betapa terkejutnya mereka bahwa Jeno yang tertembak, dengan cepat menghampiri dengan perasaan khawatir bukan main.
Beberapa orang yang berpakaian hitamㅡyang mengelilingi mereka nampak mulai melangkah mundur untuk mencoba kabur saat melihat ada tiga polisi yang tersisa mulai menatap mereka. Jeff, Jungkook, dan Yugyeom.
"Kejar!!" teriak Jeff bersamaan dengan langkah cepat mereka.
Jeff tahu pasukan polisi yang ia bawa sangat kalah jumlah dalam melawan geng yang memang sudah menjadi buruan polisi semenjak beberapa tahun lalu. Tapi, Jeff juga kembali ingat bahwa musuh yang ia lawan saat ini tak memiliki senjata yang bagus digunakan.
Tapi memang ini rencana anak-anak remaja itu, mereka ingin menyelesaikan masalah ini dengan jumlah yang tak berlebihan. Tidak tahu mengapa, Jeff sendiri tak mengerti alasan anak-anak remaja itu meminta hal itu kepada pihak kepolisian.
KAMU SEDANG MEMBACA
detective H2J2⏸NCT DREAM 00 [] ✔
Fanfiction✎tidak mewajibkan kalian untuk vote, tapi kalo kalian mauㅡterima kasih✎ ➳➳➳ ❞Terus sampel darah ini apa?❞ tanya Renjun sembari memperlihatkan sebuah robekan seragam yang terdapat secercah darah. ❞Darah haid kali.❞ Celetuk Jaemin asal. Pukk!! ❞Sakit...