Nathan Setan
Jun
Sella jatoh dari motor
Bisa lo samperin ke halte ga?
Gw ga bisa skip kelas
Tolong bgt ya JunSingkat cerita, karena pesan itulah Sella bisa ada di mobilnya saat ini. Luka Sella yang lumayan parah juga sudah diobati di klinik terdekat.
"Kenapa bisa jatoh sih, Rin?" Tanya Juna yang sedikit ngeri melihat luka yang sudah dibalut perban di kaki mulus Sella.
"Angkot berhenti tiba-tiba. Terus aku kaget. Terus oleng. Terus jatoh deh." Ucap Sella yang meringkas segala macam drama yang terjadi.
"Ya udah mulai besok berangkat bareng sama gue lagi aja gimana? Kaki lo ga bakal bisa buat bawa motor, jalan aja masih sering oleng." Ucap Juna menawarkan bantuan.
Sella menunduk "Emang kakak gapapa?"
"Dari awal gue ga pernah keberatan nganter jemput lo. Kemaren gue berhenti karena lo yang minta. Iya kan?"
Ah, benar juga. Juna tidak pernah menutup kontak dengan perempuan-perempuan yang pernah menyatakan perasaan padanya. Tapi justru perempuan-perempuan itu yang menjauh dari Juna. Ya... Walaupun Juna sedikit bersyukur karena ia tidak perlu susah-susah memberi jarak.
"Maaf kak jadi ngerepotin lagi..." Gumam Sella
Juna tersenyum "Santai kali. Kayak sama siapa aja."
Emang dasarnya Sella itu soft banget, dikit-dikit ambyar. Juna senyum dikit, hancur sudah usaha move on nya selama ini. Tapi kenapa sih, orang seganteng Juna susah banget dimiliki?
Juna sekarang sedang mengantar Sella ke apartemennya. Ia memaksa Sella agar tidak masuk kuliah dulu hari ini. Dan tentu saja Sella dengan senang hati menurutinya, apalagi ia memang tidak pernah niat belajar—itu pun nilainya tetap lebih bagus dari orang-orang yang sudah ada niat dari awal.
Kalau kata Juna, orang-orang kayak Sella, Lia, Revan dan mendiang Lentera itu emang udah bakat dari sananya. Ga usah belajar pun mereka emang udah terlahir pinter. Walaupun kadang iri mampus waktu liat IPK 3,8 punyanya Revan, padahal anaknya rapat mulu. Pulang rapat langsung molor, tapi kok bisa pinter ya? Heran.
Setelah sampai di basement, Juna langsung membantu Sella untuk naik ke unitnya. Juna memegang lengan Sella agar perempuan itu bisa berdiri seimbang.
"Lo udah makan siang?" Tanya Juna begitu melihat ke arlojinya yang sudah menunjukkan lewat tengah hari.
"Belum..."
"Ya udah, sampe di unit langsung gue pesenin makan ya? Mau apa?" Tanya Juna lagi.
"Umm... Terserah."
"Nasi Padang mau?"
"Lagi ga mau makan nasi Padang..."
"Yah... Tadi katanya terserah. Terus lo jadinya mau apaan?"
"Terse— Ngg... maksudnya chicken katsu aja, kak."
Juna mengangguk "Oke. Gue pesenin."
Setelah sampai di unit Sella, Juna segera mendudukan Sella di sofa dan langsung memesan chicken katsu untuk mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ethereal | Ineffable vol.2 [END]
General Fiction[Ineffable Universe Phase 1] [END] "Dari sini gw belajar, musuh lo bisa jadi temen lo, temen lo bisa jadi musuh lo, dan orang yang ada disisi lo sekarang, belum tentu jadi pendamping masa depan lo" -Abercio Arjuna Danendra from;13 Juli 2020