Semua orang punya kelemahan dan kelebihannya masing-masing, kalau kata guru agama Juna dkk waktu jaman SMA sih gitu. Dan ya, itu memang benar.
Nathan yang kelihatan sempurna diluar, justru memiliki luka paling besar. Kelemahan Nathan adalah ibunya. Jika ibunya tersakiti, Nathan akan dua kali lipat lebih sakit.
Singkat cerita tentang keluarga Nathan, Mama Jes dan Papa Dhanu memang bukan pasangan yang harmonis seperti kebanyakan suami-istri. Mereka berbeda. Mungkin itu juga karena keduanya dipersatukan secara paksa alias dijodohkan. Mama Jes adalah seorang businesswoman dengan perusahaan yang cukup besar. Dan Papa Dhanu mempunyai perusahaan yang lebih besar lagi di luar kota.
Karena orangtuanya sama-sama sibuk, Nathan sudah biasa ditinggal sendiri dari kecil. Ia jadi seperti... kurang kasih sayang? Mungkin itu perumpamaan yang tepat. Lalu di saat Nathan masuk SMA, Mama Jes dan Papa Dhanu sering bertengkar setiap bertemu, dan itu yang membuat Nathan memutuskan untuk pindah ke apartemen seorang diri-dulu Nathan masih tinggal di Jakarta.
Awalnya Nathan tidak tau apa yang menyebabkan kedua orangtuanya bertengkar hebat. Tapi ia tidak sengaja mendengar percakapan Mamanya di telfon yang mengatakan bahwa Papa Dhanu punya wanita lain. Namanya Sandra. Sekertarisnya selama ia bekerja di luar kota.
Detik itu pula Nathan berniat membenci kedua orangtuanya yang tidak bisa memberikan kasih sayang yang ia butuhkan, tetapi dengan tiga kalimat yang dilontarkan ibunya, semua kemarahan hanya ia tumpahkan pada Dhanu.
"Kamu boleh benci sama mama, Nathan... Tapi kamu harus tau mama cuma punya kamu... Mama sayang kamu..."
Nathan bukan tipikal orang yang bisa menyayangi orang melebihi dirinya sendiri. Tapi ternyata ibunya bisa merubah tabiat Nathan hanya dengan kalimat itu.
Karena untuk pertama kalinya ia melihat sisi Jessica yang rapuh. Karena biasanya ia setegar batu karang. Seolah semua masalah tidak ada apa-apa baginya. Tapi ternyata Jessica tetap manusia biasa, yang masih membutuhkan orang lain untuk mem-backup nya.
Nathan juga jadi lebih peka jika ada yang terjadi pada ibunya. Contohnya seperti sekarang, Nathan sudah ada di depan unit ibunya karena ia dilarang mengunjungi wanita itu.
Ia mengetuk pintu ibunya berulang kali, dan tidak kunjung dibukakan. Karena itulah Nathan langsung membuka password-nya sendiri. Selalu tanggal lahirnya, tidak pernah berubah.
Dan ketika Nathan membuka pintu, kondisi apartemen ibunya itu sangat sepi.
"Mom?" Ucap Nathan sambil mengitari pandangannya ke berbagai tempat. Ia mencari ke dapur, tapi tidak ada, kamar mandi juga terbuka lebar.
Hanya satu tempat lagi yang belum ia kunjungi, kamarnya.
Nathan mencoba membukanya, tapi itu dikunci dari dalam.
"Mom... Ini Nathan. Nathan tau mama di dalem" ucap Nathan sambil terus mengetuk pintunya.
Tak lama suara kunci terdengar dan pintu terbuka. Menampakkan wajah ibunya yang terlihat sembab dan lelah. Tapi Jessica masih bisa tersenyum menyambut anaknya.
"Kamu kenapa kesini, sayang? Kan mama udah bilang jangan kesini..." Tanya Jessica sambil menepuk-nepuk pipi anaknya yang lebih tinggi darinya itu.
"Emang aku ga boleh dateng ke rumah mamaku sendiri?" Tanya Nathan balik.
Jessica tersenyum dan menggeleng "Duduk dulu sana, mama bikinin susu"
"Mom... I'm freakin' 21 years old!" Ucap Nathan sambil menuruti ibunya untuk duduk di meja pantry.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ethereal | Ineffable vol.2 [END]
General Fiction[Ineffable Universe Phase 1] [END] "Dari sini gw belajar, musuh lo bisa jadi temen lo, temen lo bisa jadi musuh lo, dan orang yang ada disisi lo sekarang, belum tentu jadi pendamping masa depan lo" -Abercio Arjuna Danendra from;13 Juli 2020