Jam sudah menunjukkan pukul 11, tapi mereka tak kunjung menemukan dimana Nathan. Revan pun ikut mengerahkan beberapa koneksinya untuk membantu mencari lelaki itu.
Mereka tau seberapa nekatnya Nathan saat marah. Yang pasti mereka bertiga tidak akan ada yang mampu menanggulanginya. he can destroy whatever he wants, tapi untungnya Nathan bukan orang yang rela menyakiti diri sendiri hanya untuk melampiaskan kekesalan.
"Lo punya nomor Hugo?" Tanya Selli.
Juna nampak mengingat-ingat "Punya kayaknya. Nih, coba cari sendiri"
Ia memberikan handphone-nya pada Selli dan perempuan itu langsung menerimanya.
"Password?"
"Your birthday."
Selli menoleh sebentar, namun ia langsung mengambil kesadarannya lagi dan mengetik tanggal lahirnya.
Wallpaper Juna adalah wajah dirinya. Ini adalah foto yang pernah ia kirim pada Juna karena lelaki itu bilang ia ingin melihat wajah Selli apakah sudah berubah atau belum. Bad excuse, but she liked it anyway.
Begitu membuka aplikasi WhatsApp, Selli langsung mencari kontak Hugo tanpa memperdulikan banyaknya kontak perempuan yang mengirim pesan pada calon pacarnya ini.
"Ada" ucap Selli. Lalu ia menelfon Hugo tanpa aba-aba.
Calling Hugo...
"Pas banget lo nelfon, Jun!"
"Gue Selli. Mau ngomong sama Juna?" Tanya Selli yang sayup-sayup mendengar suara yang familiar di telinganya.
"No no. Lo aja. Nathan lagi sama kita. I think he's in trouble. Udah tepar anaknya" ucap Hugo.
"Share loc, Go." Ucap Selli sebelum mematikan sambungan telfonnya.
Hugo mengirimkan alamat sebuah club yang langsung Selli bagikan pada teman-teman Juna.
Tak lama berselang, Juna dkk sudah berkumpul di parkiran sebuah klub malam yang sedang ramai-ramainya.
Juna dan Genta saling berpandangan. Tidak pernah menyangka akan menginjakkan kaki di tempat seperti ini.
"Siapa yang bawa KTP?" Tanya Selli.
Juna mengecek sakunya dan tidak menemukan KTP disana.
"Gue bawa." Jawab Lia
Kemudian Selli menatap tiga lelaki itu dengan tatapan tidak percaya "Seriusan lo semua ga da yang bawa?! Terus gue masuk berdua sama Lia gitu?!"
Revan kemudian mengusak rambutnya sambil berfikir.
"Gue kayaknya bisa masuk sih..." Ucap Revan pelan.
"Ya udah bagus lah" Ucap Selli sambil berjalan mendahului Revan.
"Tunjukkin kekuasaan lo sebagai anak tunggal Papa Candra Manggala, Van!" Ucap Genta sambil menggandeng Lia agar gadis itu tidak ikut masuk ke dalam club.
Revan mendecak, lalu langsung mengikuti Selli ke dalam club.
"Boleh saya liat KTPnya?" Tanya salah satu security disana. Karena ini sepertinya bukan club sembarangan, jadi semua orang yang mau masuk ke club ini harus menunjukkan KTP nya.
Selli langsung menunjukkan KTPnya, tetapi Revan justru membisikkan sesuatu pada security itu. Dan seketika itu pula mata security tersebut melebar.
"S-silahkan masuk" ucap si security sambil menunduk hormat.
Selli mengangkat tinggi alisnya "How come?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ethereal | Ineffable vol.2 [END]
General Fiction[Ineffable Universe Phase 1] [END] "Dari sini gw belajar, musuh lo bisa jadi temen lo, temen lo bisa jadi musuh lo, dan orang yang ada disisi lo sekarang, belum tentu jadi pendamping masa depan lo" -Abercio Arjuna Danendra from;13 Juli 2020