Dari balkon apartemennya, Nathan bisa melihat banyak gedung-gedung tinggi dan lalu lintas yang mulai padat karena mulai memasuki weekend.
Berkat bantuan keluarga Juna, perusahaan mamanya tidak jadi bangkrut, bahkan semakin hari semakin merangkak naik kembali.
Ia juga tidak jadi tinggal bersama ayah dan keluarga barunya. Dan itu membuat Nathan sedikit lega. Tapi masalah lain juga belum menemukan titik terang.
Perlahan-lahan ia mulai mengerti hal yang disembunyikan Selli dan Juna darinya. Alasan mengapa gadis itu selalu menemaninya di apartemen atau hanya sekedar memberinya perhatian lewat pesan teks.
"DOR!"
Nathan berjengit ketika seseorang memeluknya dari belakang.
"Yes!!!! Berhasil!!!" Pekik Selli sambil meninju langit.
"Biar apa sih kayak gitu?" Tanya Nathan sambil geleng-geleng kepala, tak mengerti.
"Biar lo kaget lah" jawab Selli sambil menunjukan barisan giginya yang rapi.
"Lo tuh kalo mau masuk apartemen gue permisi dulu kek. Kalo gue lagi ganti baju atau naked gimana?" Tanya Nathan sambil mendorong dahi Selli.
Selli mengangkat bahunya acuh "Udah pernah liat"
Nathan mendecak "No. Never. Lo mabok pas itu"
"Lo fikir kita ngelakuin sekali doang?" Tanya Selli kesal "You drunk at our third party, but I'm not. So I clearly saw you from head to toe, Mr. Maharjati."
"Ya tapi lo paham kan maksud gue apa? Mau gimana juga gue sama lo ga pantes berduaan di apartemen malem-malem." Ucap Nathan lagi.
Selli menusuk-nusuk bisep Nathan dengan jarinya "Uuuu~~~ Diajarin siapa kayak gitu? Tiba-tiba banget jadi anak alim?"
"Ck. Susah ya ngomong sama lo." Nathan hanya mendecak dan kembali menatap lurus ke depan.
Selli menaruh kedua lengannya di pagar pembatas dan ikut menatap ke arah gedung-gedung pencakar langit tersebut.
"Besok mau ikut gue ke kampus?" Tanya Nathan sambil melirik Selli sebentar.
Selli mengangguk semangat "Gue bosen banget di apartemen. Apa gue cari kerja aja ya?"
"Lo tuh bakal jadi ketua yayasan, Sel. Udah ga perlu cari kerja lagi" ucap Nathan mengingatkan takdir yang menunggu Selli di depan mata.
"...iya sih" Selli menghela nafasnya.
"Kenapa? Lo ga mau?"
"Bukannya ga mau... Cuma ga ngerasa worthy aja"
"Ga worthy gimana?"
Selli memutar kedua bola matanya
"Lo ga inget gue siapa? Masa lalu gue ga bisa diubah, Nath. Gimana caranya gue jadi ketua yayasan kemanusiaan kalo gue sendiri aja belom bener hidupnya?"
Nathan mendorong dahi Selli untuk kedua kalinya "Lo itu Ohanna Nichelle Wardana. Anak kedua dari Fajar Wardana. Perempuan baik yang lebih mementingkan kebahagiaan orang lain dibandingkan dirinya sendiri. Terlepas dari masa lalu lo yang kelam gara-gara gue, lo tetep worthy buat jadi ketua yayasan bokap lo. Because you are the kindest person I've ever met"
Selli menengok ke arah Nathan, dan tersenyum tipis "Thanks"
Nathan mengacak-acak rambut Selli dan berakhir mengusapnya pelan "I love you, Sel..." Ucapnya dengan nada serius.
Perempuan itu sedikit tersentak dan mencoba untuk tersenyum "Me t—"
"You was."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ethereal | Ineffable vol.2 [END]
Ficción General[Ineffable Universe Phase 1] [END] "Dari sini gw belajar, musuh lo bisa jadi temen lo, temen lo bisa jadi musuh lo, dan orang yang ada disisi lo sekarang, belum tentu jadi pendamping masa depan lo" -Abercio Arjuna Danendra from;13 Juli 2020