Revan meregangkan tubuhnya setelah selesai mengerjakan tugasnya dan tugas milik Genta. Ia juga sudah mengirimkannya ke e-mail dosennya itu.
Ia melirik jam di ponselnya.
18.45
Revan sudah mandi dari jam 5 tadi, tapi belum ada satupun makanan yang masuk ke perutnya. Ia menyuruh Genta untuk makan, tapi dia sendiri juga tidak nafsu makan.
Revan melihat ke arah polaroid yang diberikan Juna sesaat sebelum ia tak sadarkan diri. Dan tak butuh waktu lama untuk membuat atmosfer di sekitarnya menjadi lebih sendu.
"Brengsek... Sampe kapan sih lo mau bikin gue sedih terus? Ga takut dosa?" Gumam Revan sambil melihat wajah lelaki yang duduk di paling kanan itu.
"We miss you so bad, Jun." Ucapnya yang hanya bisa ia ucapkan disaat tidak ada orang seperti sekarang.
Baru Revan ingin berjalan ke kasurnya, sebuah telfon keburu menginterupsi.
Shasha is calling....
Tanpa banyak berfikir Revan langsung mengangkatnya.
"Kenapa?" Tanyanya sambil kembali duduk di kursinya.
"Lo udah makan?" Tanya Shasha dari sebrang sana.
Revan mengangkat satu alisnya "Sejak kapan lo peduli gue udah makan atau belom?"
"Ck! Gue mau ngajak makan, bukan ngajak debat." decak Shasha.
Lelaki itu menghela nafasnya "Gue males. Kapan-kapan deh Sha, date kita diundur aja sampe Juna sadar"
"Telat. Gue udah di depan kamar lo"
Revan membulatkan matanya dan segera berlari keluar kamar. Tentu saja itu juga memakan waktu karena jarak dari kamar utama ke pintunya cukup jauh.
Begitu lelaki itu membuka pintunya, perempuan dengan dress putih se-atas lutut dan jepitan di sisi kiri kepalanya langsung menyambut netra Revan.
Revan... speechless. Sumpah, dia tau Shasha cantik, tapi ga tau kalo secantik ini.
Perempuan itu langsung mematikan ponselnya dan menatap lurus mata Revan "Gue tau lo belom makan kan dari pagi?"
Walaupun terpesona, Revan tetap memasang wajah datarnya.
"Ga usah sok tau deh" desis Revan sambil memasukan ponselnya ke dalam saku "—lagian kok lo bisa masuk? Bukannya bodyguard gue banyak banget diluar?"
Shasha mengangguk "Banyak banget! Tapi abis gue bilang gue pacar lo, mereka langsung ga nanya-nanya apapun lagi sih"
Revan melotot "Hah?! Sejak kapan?! Emang gue udah nembak lo?"
Shasha mengangguk lagi.
"Sebelum ujian lo bilang mau jadiin gue pacar lo, ya udah! Sekarang kita jadian, dan sebagai pacar lo, gue mau ngajak lo keluar makan malem. Ga ada penolakan!" ucap Shasha sambil mendorong Revan kembali masuk ke kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ethereal | Ineffable vol.2 [END]
General Fiction[Ineffable Universe Phase 1] [END] "Dari sini gw belajar, musuh lo bisa jadi temen lo, temen lo bisa jadi musuh lo, dan orang yang ada disisi lo sekarang, belum tentu jadi pendamping masa depan lo" -Abercio Arjuna Danendra from;13 Juli 2020