LIMABELAS

60.5K 5K 171
                                    

Masih lebaran kan ya?
Minal Aidzin wal Faidzin semuanya

BAB 15 - BULLYING

🌻

"Lo suka dia?" tanya Al to the point pada Fano yang sedari tadi diam dan melamun.

Fano mengalihkan tatapannya dari hamparan bunga di taman rumah sakit --menatap Al "Siapa?"

"Cut!" ucapnya datar,

Fano mendengus, tidak ada yang bisa di sembunyikan dari Al, dia terlalu teliti.

"Sorry, gue gak tau. Gue usahain buat buang rasa ini"

"Gue gak masalah Lo suka dia, tapi status kita kuat. Kalau Lo biarin rasa itu Lo sendiri yang bakal sakit, dan gue gak mau sampek berimbas sama persahabatan kita"

Fano mengangguk "Gue tau, tapi mungkin agak sulit karena ini yang pertama"

"Gapapa, pelan-pelan. Tapi gimana ceritanya?"

"Gue gak tau, first sight kayanya. Gue jatuh pas liat senyum nya" kilasan pertemuan pertama keduanya menari-nari di ingatan Fano, senyum Cut, saat gadis itu berterimakasih padanya setelah ia memberitahukan di mana Rooftop. Senyum itu memang sebentar dan tipis, namun nyatanya senyum itu mampu memikat Fano dalam waktu singkat. "Dia cantik dan senyum nya manis" puji Fano jujur

"Ck Lo muji istri orang di depan suami nya bro, hebat" Al mengacungi kedua jempol nya

Fano tertawa, rasanya ia memang harus segera menghapus rasa itu. Persahabatan mereka terlalu berharga untuk hancur karena wanita.

"Ayo balik. Lo butuh istirahat"

🌻

"Kamu tidur?" Tanya Al yang tidak merasa pergerakan lagi dari Cut. 

"Kenapa?" Cut berbalik arah menghadap Al. Gadis itu sebenarnya sedikit risih dengan posisi mereka sekarang. Biarpun ruang VIP, ranjang pasien tidak akan muat menampung dua orang sekaligus.

Al mengeratkan kembali pelukan nya
"Kamu bosan?" Sejak sahabat nya pulang sore tadi. Cut memang tidak Al izinkan beranjak dari ranjang. Dan kini langit sudah gelap, Al masih saja enggan melapas kan Cut.

Cut menggeleng singkat "Abang bosan?" Balik bertanya

"Mana mungkin" balas Al cepat.

Tingkah Al sungguh aneh sepanjang hari ini. Dia lebih banyak bicara, lebih banyak tersenyum dan tertawa, tapi entah mengapa itu malah membuat Cut sedikit takut. Apa benturan di kepala nya terlalu keras?

"Mikirin apa Hm?" Al mengelus kerutan di dahi Cut. Cut menggeleng pelan.

Pemuda menghela nafas. Sebenarnya ia tau apa yang menjadi beban pikiran Cut. Apalagi jika bukan sifat nya hari ini. Al tau ini terasa aneh bagi Cut, tapi Al juga tidak bisa menahan diri setelah tau jika Istrinya juga menyayangi nya.

"Mungkin terasa aneh. Tapi saya harap kamu bisa membiasakan diri. Saya hanya ingin hubungan kita lebih baik" Al menatap netra bening Cut dalam. "Dan menurut saya, agar berhasil saya harus membuka diri" Al tersenyum lembut  "Kamu juga ya?" Dengan kaku Cut mengangguk.

"Terimakasih. Kita bisa mulai pelan pelan"

"Ayo mulai dari panggilan" Al menatap Cut lekat "Saya ingin di panggil mas"

"Coba" pinta Al lembut

Cut terdiam beberapa saat
"Mas" cicitnya pelan sambil menunduk malu

Al tersenyum lebar "Itu terdengar manis... Sayang" balas Al yang semakin membuat wajah Cut merona

Abang Or Suami? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang