BAB 33 - MASALALU ALTERIO
🌻
P
ukul setengah sembilan malam, Al dan Cut sampai dirumah besar Farhan Akbar. Keduanya berencana menginap malam ini, sebelum besok berangkat ke Aceh. Selain karena jarak bandara yang lebih dekat, mereka juga sekalian pamitan.
"Besok berangkat nya jam berapa Bang?"
"Jam sembilan kebandaranya"
"Mau kemana?" tanya Amara yang sedari tadi menyimak pembicaraan keduanya
"Aceh"
"Wah asik tuh, Amara ikut dong" pintanya menatap sang Abang berbinar
"Gak"
"Ish Abang, Amara ikut. Udah lama gak ke Aceh" rengek nya, yang kini sudah pindah duduk disamping Al dan memeluk lengan Al erat
"Gak ada tiket mara" Bunda ikut bersuara untuk menghentikan rengekan nya
"Berangkat pake jet Ayah aja"
Ucapan tanpa beban tersebut berhasil membuat Bunda Arini melotot garang.
"Ya gabisa gitu dong, Rian udah pesan tiketnya""Lagian kamu kan sekolah"
"Ah Bunda mah gak asik" gadis itu berjalan menaiki tangga dengan menghentakkan kakinya
Bunda hanya bisa mengeleng melihat tingkah putri satu-satunya itu.
"Masih aja begitu, padahal udah 16 tahun"
Al terkekeh kecil "Anak gadis Bunda tuh"
Bunda tersenyum "He'em, udah gadis tapi masih aja kaya bocah. Ini pasti gara-gara Ayah yang selalu manjain"
"Kenapa Ayah di bawa bawa setiap kalian bergosip?" Bunda Arini dan Al langsung bangun menyambut Ayah yang baru pulang kerja.
"Siapa juga yang gosipin Ayah, geer" bantah Bunda
"Oh berarti Ayah salah dengan tadi?"
Bunda hanya menyengir "Mau kopi?"
"Boleh, sekalian bawa gorengan tadi."
Bunda menatap Ayah Farhan dengan ekspresi binggung yang terlihat jelas.
"Yang Bunda kirim fotonya tadi" jelas Ayah lagi membuat Bunda Arini meliriknya sinis "Siapa tadi yang katanya gak mau? Gak enak. Gak bakalan tergoda" ejek Bunda, mengingat pesan balasan dari Ayah Farhan tadi saat ia mengirim foto berisi sepiring pisang goreng crispy toping keju.
"Ayah ngomong gitu?"
Balasan singkat tapi sukses membuat Bunda Arini merenggut kesal. Bunda tidak pernah menang jika melawan Ayah Farhan. Cukup dengan satu kalimat singkat tapi mampu membuat Bunda kehabisan kata-kata.
"Persis Amara" dua pria beda umur itu terkekeh kecil melihat Bunda Arini yang berlalu kedapur dengan merajuk
"Istrimu mana? Gak ikut?"
"Ada, lagi istirahat di kamar Al"
Memang saat sampai tadi Cut hanya menyapa Bunda singkat lalu memintai izin untuk istirahat.
"Kalian marahan?" Tanya Bunda yang kembali dengan nampan berisi teh dan satu piring berisi gorengan
Al mengangguk lalu menggeleng. Membuat Ayah dan Bunda mengernyit binggung bersamaan.
"Dibilang marahan gak juga. Tapi ya kita lagi ada sedikit problem. Bunda sama Ayah gak usah khawatir Al bisa menyelesaikan nya"
"Selesaikan malam ini. Kalian mau liburan, jangan sampai hal ini membuat liburan kalian berantakan. Niatnya mau refreshing tapi malah nambah beban pikiran" kata Bunda
KAMU SEDANG MEMBACA
Abang Or Suami? (END)
JugendliteraturMenikah di usia dini bukan keinginan Cut Malihah Malik, namun itu merupakan wasiat dari sang ayah. Cinta dan baktinya kepada sang ayah, membuatnya tak bisa melakukan apapun selain menerima.Dan yang lebih mengejutkan dia dijodohkan dengan Abang sepup...