LIMA

89.4K 7.4K 242
                                    

BAB 5 - First Kiss


🌻


Al menatap datar gadis yang duduk di atas tempat tidur UKS. Gadis ini sungguh keras kepala. Padahal wajahnya saja masih pucat tapi sok kuat minta masuk kelas.

"Tidur atau pulang!" ucap Al tegas

Cut mengerucut bibirnya, yang akhirnya berbaring mengikuti instruksi Al. Padahal ia sudah merasa baikan. Al nya saja yang berlebih.

Selang beberapa menit, Al melihat Cut gelisah. Beberapa kali Cut mengganti posisi. Terakhir dia meringkuk dan meringis sambil memegang perutnya.

Al sering melihat Amara seperti ini saat datang bulan. Biasanya Bunda memberikan botol berisi air hangat dan di taruh di perut adiknya. Katanya untuk mengurangi kram. Tapi di sini tidak ada hal seperti itu.

"Sssstt sakit"

Mendengar rintihan sakit dari Cut.
Al beranjak mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk meringankan sakit perut Cut.

Dari sekian banyak obat-obatan yang ada di lemari, Al hanya tau kegunaan Paracetamol. Al mengacak rambut nya kasar. Tidak ada petugas kesehatan ataupun anak PMR di sini.

Al beralih ke meja yang biasa digunakan petugas kesehatan. Mengobrak-abrik, hingga ia menemukan minyak kayu putih.

"Maaf" ucap Al sebelum tangannya menyibak baju Cut sedikit untuk mengoles minyak kayu putih. Tidak ada penolakan dari Cut. Dirasa cukup, Al menarik tangannya tapi Cut menahannya "Usap" pinta gadis itu, sambil membawa kembali tangan Al. Usapan tangan Al membuat perutnya terasa lebih baik.

Tanpa bantahan, Al melakukan itu. Ia berhenti saat deru nafas Cut terlihat teratur ---gadis itu sudah memasuki alam mimpi.

Tanpa sadar Al memperhatikan wajah terlelap Cut dengan lekat. Bentuk wajahnya oval, bulu matanya lentik, hidungnya kecil mancung dan bibirnya merah alami. Serta pipinya yang terlihat berisi --Ah di sana juga terdapat lesung pipi yang akan terlihat jika gadis itu tersenyum.

Jadi bagaimana bisa wajah seperti ini bisa berada di kelas nya? Dia terlihat seperti anak SMP.

🌻

"Eughh"

Cut melenguh. Perlahan matanya mulai terbuka. Keningnya berkerut ketika melihat ruangan saat ini adalah kamarnya dengan Al.

Bukankah tadi ia di uks?
Abang membawanya pulang? 

Menghela nafas pelan, Cut duduk bersandar. Di lihatnya jam sudah pukul 16:45 yang artinya ia tidur cukup lama.

"Masih sakit?"

Cut memutar wajahnya ke arah sumber suara itu. Wajahnya seketika merona melihat pemandangan itu. Disana didepan pintu kamar mandi, Al hanya memakai celana panjang, perutnya yang sixpack walaupun belum terlalu sempurna --terpampang jelas. Lalu rambutnya yang basah membuat pesona seorang Alterio bertambah.

"Kenapa?" tanya Al lagi yang melihat Cut terdiam cukup lama sambil menatap nya

Cut mengerjapkan matanya, wajah Al kini tepat berada di depannya dengan jarak yang sangat dekat. Cut menahan napas ketika tangan Al menyentuh jidatnya. Tangan dingin Al sehabis mandi serta deru nafasnya menerpa wajah Cut membuat tubuh Cut menegang.

"Hangat"

Al bersyukur panas nya turun. Ia sedikit kewalahan mengurus Cut yang tadi tiba-tiba demam tinggi.

"Perutnya masih sakit?"

Al meniup wajah Cut, ketika pertanyaannya tidak mendapatkan jawaban.

"Eh, Abang nanya apa tadi?"

Abang Or Suami? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang