BAB 19 – KACAU
🌻
"Ngga persiapan udah Sampe mana?" Tanya Al pada Angga selaku wakil ketua OSIS.
Saat ini mereka sedang di ruang OSIS mengadakan rapat, untuk membahas persiapan pensi.
"Sebenarnya udah selesai sih bang. Cuman beberapa hari terakhir guru minta nambah lomba sama tamu undangan"
Alis Al tertaut, tinggal seminggu lagi sebelum acara, dan guru minta lomba tambahan? Aneh.
"Lomba apa?"
"Cheers sama dangdut"
"Skip. Biar saya yang bicarakan pada guru"
"Tapi bang, yang cheers udah latihan mereka"
Al memijit pelipisnya, seminggu tidak masuk sekolah sudah ada saja masalah.
"Ada berapa yang daftar?"
"Ada tiga grup bang"
"Rama tolong panggil ketiga ketua cheers itu, suruh kemari"
Al kembali menghela nafas, kesal rasanya. Guru-guru seenaknya memberi ide tanpa mau terlibat lebih jauh.
"Bang" tegur Rama, dia kembali dengan ketiga ketua cheers
"Duduk, kalian udah berapa kali latihan?"
"Baru 2 kali"
Al mengangguk "Saya minta maaf, cheers seharusnya gak ada di daftar perlombaan karena sudah ada dance dan tarian. Lagipula itu juga ide para guru tanpa sepengetahuan saya. Jadi karena kalian udah latihan sampe 2 kali, kami memutuskan kalian tampil bersama di akhir acara."
"Ya gak bisa gitu dong, kita udah latihan capek-capek" bantah salah satu dari mereka
"Ya karena itu saya ijinkan kalian tampil sebagai penutup. Cheers gak ada dalam daftar kami, kalian bahkan tidak ada browser pendaftaran resmi. Jadi tetap tampil bersama di acara penutup atau gak sama sekali" ucap Al tegas
Mereka terdiam beberapa saat saling menatap satu sama lain, hingga ketiganya mengangguk "Oke kami setuju"
"Terimakasih kerja samanya, kalian boleh kembali ke kelas"
Satu masalah selesai.
"Yang tamu bagaimana?"
"Undangan nya udah kesebar bang. Jadi total tamu 500"
Penambahan dua ratus tamu? Apa guru tidak punya sedikit saja simpati? Anggota OSIS pasti akan keteteran mengurus masalah ini. Belum lagi untuk konsumsi, duit dari mana?
Al terdiam sejenak memutar otaknya untuk mencari ide "Dini" panggil Al pada Dini selaku bendahara "Iya, kenapa kak?"
"Gunakan uang kas untuk dana konsumsi 200 tamu itu"
Beberapa anggota OSIS terlihat saling lirik, mereka kurang setuju dengan keputusan Al.
"Bang, anggaran tahun ini udah melebihi, 30jt. Kalau kita pakai kas, takutnya gak bisa nutupin balik. Belum tentu proposal anggaran selanjutnya diterima. Bisa saja kita malah disalahkan" Angga membuka suara, mewakili yang lain. Ini memang ide guru, tapi tidak menutup kemungkinan jika OSIS yang disalahkan dan dianggap tidak becus.
"Saya tau. Oleh karena itu, pada hari h kita adakan stand bazar. Dan hasilnya itu, untuk menutupi uang kas" Al tentu sudah memperkirakan apa yang akan terjadi. Pemuda itu kemudian menjelaskan dengan rinci rencananya.
"Bang, sori sebelumnya. Gue cuma mau ngasih pendapat" Al mengangguk - mempersilahkan Angga untuk mengemukakan pendapatnya
"Menurut gue stand bazarnya lebih baik tiga aja di setiap tingkatan. Kalau setiap kelas terlalu banyak, takutnya malah gak keurus. Soalnya kan kita ada dua acara di hari yang sama dan udah pasti kita semua bakalan sibuk banget, belum lagi yang ikut lomba pastinya capek dan gak bisa bagi waktu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Abang Or Suami? (END)
Novela JuvenilMenikah di usia dini bukan keinginan Cut Malihah Malik, namun itu merupakan wasiat dari sang ayah. Cinta dan baktinya kepada sang ayah, membuatnya tak bisa melakukan apapun selain menerima.Dan yang lebih mengejutkan dia dijodohkan dengan Abang sepup...