TIGAPULUHSATU

42.7K 5K 30
                                    

BAB 31 - MUSUH DALAM SELIMUT (?)

🌻


UAS hari pertama sudah selesai dan berjalan lancar. Namun tidak dengan hubungan Al dan Cut, keduanya masih dalam mode marahan. Cut bahkan menolak pulang bersama, dan Al tidak memaksa, untuk kali ini ia membiarkan Cut pulang sendiri, karena Al sendiri punya urusan lain.

Tadi pagi, pegawai distro nya menelpon dan mengatakan jika distro bermasalah. Salah satu pegawai baru mencuri uang sebanyak sepuluh juta.
Kabarnya dia mencuri untuk biaya pengobatan adiknya. Al menyayangkan tindakan itu, padahal jika dia meminta pada Al, Al akan meminjamkannya.

Untuk menghindari macet dan hal lainnya yang membuat Al lama sampai di toko. Al memilih jalur lain yang lebih sepi. Namun sepertinya Al melakukannya kesalahan, karena didepan sana, hanya berjarak beberapa meter, sepuluh sepeda motor memblokir jalan. Al terpaksa menghentikan lajunya.

"Apa mau kalian?" tanya Al to the point seraya turun dari motor nya.

Mereka terkekeh, seorang dari mereka maju yang Al duga sebagai bos nya atau pemimpin mereka. Tapi Al tidak bisa mengenali geng motor apa yang ada dihadapannya kini, dikarenakan mereka menggunakan masker dan juga tidak ada tanda pengenal dimotor ataupun di jaket mereka.

Bos tersebut kemudian mencengkram kerah baju Al
"Gue mau Lo mati!" Desis nya tajam penuh penekanan

Bukannya takut, Al malah tersenyum mengejek "Emang Lo Tuhan?" Kata Al santai sambil melepas cengkraman itu.

Pria didepannya terlihat marah, terbukti dengan wajahnya yang mulai memerah.

"Gak usah bacot, Lo ada kata-kata terakhir? Sebelum gue buat Lo gak bisa lihat dunia besok?" Katanya setelah menetralkan emosi

Al melipat tangannya di dada, Al menatap pria didepannya dengan pandangan meremehkan.

"Gak kebalik? Seberapa yakin Lo bisa buat gue gak bisa lihat hari esok?"

"Ah ganti pertanyaan. Seberapa hebat Lo hingga bisa kalahin gue?" Tanya Al santai namun berhasil menyulut emosi lama. Memang itu yang Al mau, saat lawan terpancing emosi, mereka akan menyerang tanpa taktik. Meski Al pemegang sabuk hitam dibeberapa cabang bela diri, tapi menghadapi sepuluh orang tentu bukan perkara mudah. Apalagi mereka terlihat cukup kuat. Insting Al tidak pernah salah dalam menilai lawannya.

"Bacot ajg! Serang!"

Perkelahian tidak seimbang itu berlangsung sengit. Detik demi detik berlalu, satu pukulan, dua pukulan, hingga sudah tak terhitung berapa banyak pukulan yang Al dan musuhnya layangkan. Al akhirnya berhasil membuat mereka tumbang, kini hanya tersisa sang ketua, yang memang tidak ikut berkelahi sedari tadi. Pria itu begitu sombong, dia duduk angkuh diatas motor - menganggap bahwa anak buahnya mampu membuat Al takluk. Tapi lihat, Al berhasil mengalahkan sembilan orang dalam lima belas menit. Tanpa luka serius, hanya sedikit memar di tulang pipi dan tangannya.

"Lo merasa hebat?"

Dengan songong, Al mengangkat dagunya "Menurut Lo?" Ucapnya angkuh

"Cih! Lo masih sama kaya dulu. Sombong dan angkuh" sang lawan berdecih dengan emosi

Al menatap pria itu tajam dan lekat. Al baru sadar jika pria didepannya ini, pria yang sama dengan ciri-ciri pelaku yang menyerang Cut kemarin.

"Siapa Lo?"

"Lo gak perlu tau siapa gue. Yang perlu Lo ingat, Lo itu pembunuh. Jadi Lo harus dapet balasannya" pria itu maju lalu memberi pukulan pada wajah Al.

Dia kakaknya Dinda? - batin Al

Abang Or Suami? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang