EXTRA PART - AKHIR BAHAGIA

92K 4.8K 291
                                    

Halo semua,

Sebelum baca extra part nya, aku mau ngucapin terimakasih buat pembaca baru maupun pembaca lama. Terimakasih atas dukungan kalian untuk cerita ini. Dan maafkan aku yang suka up telat. Maaf juga untuk alur, penulisan dan lainnya yang mungkin kurang tepat.

Happy reading guys ❤️

                                 
🌻

Dua tahun kemudian

Al sudah siap dengan kemeja batik nya. Pemuda itu menunggu Cut yang masih berias diri. Matanya tidak lepas memperhatikan gerak-gerik istrinya. Sesekali melirik jam tangannya. Mereka sudah terlambat setegah jam.

"Gak usah pakek itu" larang Al ketika Cut hendak memakai eyeshadow.

Cut menurut, meletakkannya kembali.

"Itu juga gak usah" larang Al kembali saat Cut hendak memakai maskara

Lagi-lagi Cut menghela napas, sedari tadi Al melarang semua yang akan Cut pakai. Jika Al memang tidak memperbolehkan ia berias, harusnya Al mengatakan saja langsung. Membuang-buang waktu saja.

Dengan kesal Cut mengambil bedak bayi, setelah nya memakai pelembab bibir.

"Ayo"

Al tau bahwa sikap nya membuat sang istri ngambek. Jadi dengan senyum andalannya, Al mendekati Cut. Kemudian kedua lengannya melingkari pinggang Cut.

"Begini saja kamu sudah sangat cantik, apalagi berias. Aku gak mau berbagi, sayang" ucapnya menatap Cut lekat. Ingatkan Al untuk membelikan Cut niqab.

Pipi Cut menghangat, rona merah menghiasi wajah ayu Cut. Lihat, bagaimana Cut bisa kesal dan marah jika suaminya semanis ini?

"Ayo berangkat"

Cut menerima dengan senang hati uluran tangan Al.

Hanya butuh beberapa menit, mereka tiba di rumah ayah Farhan. Begitu mobil melewati pagar, Al dan Cut bisa melihat para tamu undangan yang hadir sedang berbincang-bincang.  Mereka turun dan menyapa sebentar lalu masuk ke rumah. Ruang tamu itu hanya di isi beberapa kerabat dekat Keluarga Al.

"Wah gak like ni sama bang Al, masa baru datang sekarang. Sengaja nih pasti biar pas sama sesi makan-makan" seru Arkan sepupu Al dari pihak Ayah Farhan.

Bocah 12 tahun itu selalu menjadi perusuh. Ada saja tingkah laku nya jika sedang berkumpul.

Al menjitak kepalanya pelan "Anak kecil jangan banyak ngomong" lalu mengapit kepala Arkan di bawah ketiaknya

Semua yang di sana tertawa kecil melihat tingkah mereka. Selalu begitu jika bertemu.

"Pegel gak? Mau duduk aja?"  Cut menoleh, tersenyum tipis melihat ternyata Tante Wina

"Gak papa Tante"

Tante Wina hanya mengangguk
"Tante mau ke Amara, kamu mau ikut?"

"Boleh"

"Ya udah ayo. Al, Tante bawa istri mu ya?"

Al menoleh "Kemana?"

"Liat Amara"

"Hati-hati naik tangga nya"

Cut mengangguk, kemudian melangkah menuju kamar Amara.

"Gimana Aussie?"

"Gak gimana gimana sih tante, sama aja seperti di Indonesia. Cuma di sana kalau lagi musim panas dan musim dingin sulit untuk beraktivitas. Kita di rumah aja"

Abang Or Suami? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang