TIGABELAS

60.5K 4.9K 37
                                    

BAB 13 - RUMAH TEDUH DAN PENYERANG

🌻

Cut menatap gerbang rumah dihadapan mereka saat ini dengan kening berkerut. Ekspetasi nya tadi Al akan membawanya ke mall. Atau tempat hiburan lainnya yang bisa membuat perasaan Cut membaik. Lah ini? Malah di ajak bertamu. Pagi-pagi pula.

Tau begini lebih baik Cut di rumah saja. Tidur dan menonton drama. Memang seperti ini hasilnya jika berharap pada manusia.

"Ngapain bengong disitu" Cut mengerjap melihat Al sudah berdiri didepan pagar tersebut

"Ini rumah siapa Abang?" Tanya Cut begitu turun

Al bukannya menjawab, malah menyerahkan kantung berisi jajanan kepada Cut lalu masuk begitu gerbang terbuka. Meninggalkan Cut yang terbengong di tempat.

Saat sadar Cut mengikuti di belakangnya. Menatap sekeliling, Cut mendapati anak-anak yang mungkin baru berumur 4-6 tahun. Mereka sedang bermain bola bersama. 

"BANG AL" Cut dibuat terkejut ketika bocah-bocah itu mengerumuni Al.
Mereka terlihat akrab.

Cut tidak tau jika Al suka anak-anak? Cut pikir Al akan risih jika berjumpa anak-anak karena melihat sifatnya yang cuek dan tenang. Al pasti tidak suka mendengar suara berisik dari bocah-bocah. Tapi lihat, Al bahkan tertawa lepas bersama mereka --saat ini.

"Bang Al bawa jajan gak?"

"Bang Al udah lama gak kecini"

"Bang Al gak pelnah lagi main baleng kita"

"Kita Lindu bang Al"

"Abang sekolah" Al mengendong salah satu bocah itu. Ilham namanya bocah cadel yang paling banyak bertanya tadi diatara yang lain.

"Kakak itu yang bawa. Sana samperin" ucap Al menunjuk Cut

"Ngga belani" ucap mereka serentak sambil menunduk

Al tersenyum "Kenapa? Kakak itu baik loh, sana kenalan dulu"

Al mengangguk saat Cut menatapnya "Kakak bawa jajan, ada yang mau?" Para bocah itu mengangkat kepalanya, netra mereka menatap Cut lekat. Ketika dirasa Cut seperti nya baik, mereka langsung mengerumuninya.

"Oke-oke. Baris dulu coba, biar Kakak bagiin. Sambil kita kenalan. Belum tau nama kakak kan?" ucap Cut

"Belom" balas mereka serentak "Oke, ini namanya siapa?" tanya Cut pada bocah berbaju merah

"Bllian kakak" Cut mengangguk
"Salam kenal Blian, nama kakak, Cut. Panggil aja kak Cut. Ini buat Blian"

Bocah itu merenggut sambil menggeleng, namun tangannya tetap mengambil jajan yang Cut berikan sambil mengucap terima kasih. "Bukan Blian, tapih Bl.lian" ucapnya cadel

Kening Cut berkerut, apa yang salah? Bukankan Cut memanggil bocah itu Blian, sesuai yang bocah itu katakan "Blian?" ulang Cut. Bocah itu kembali menggeleng "Bukan, tapi Bllian" Cut semakin heran dibuatnya "Salah ya?" Bocah itu mengangguk "Tapi tadi katanya Blian? Kakak salahnya dimana?"

"Bang Al" rengek bocah itu meminta bantuan, dia cepek memberi tahu Cut

Al tertawa sambil mengusak rambut bocah itu "Brian namanya" beritahu Al

Bocah bernama Brian itu mengangguk senang ketika Al mengatakan namanya dengan benar.
Cut mengangguk, ia mengerti sekarang. Brian tidak bisa mengucapkan huruf 'r'.

Cut lanjut membagi jajanan yang sebenarnya Al beli --sambil berkenalan. Sekarang, Cut ingin berterimakasih karena Al membawanya kesini. Ternyata perasaan nya jauh lebih baik saat melihat dan mendengar tawa bocah-bocah itu.

Abang Or Suami? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang