TIGAPULUHDUA

45K 3.9K 71
                                    

Kpd readers yth, baik yang lama maupun baru. Kalian diwajibkan meng-vote dan meninggalkan komentar!

Sekian 🙏


BAB 32 - TINGKAH ALTERIO

🌻


"Liburan telah tiba, libur telah tiba, hore horee" Acha bernyanyi dengan riang disepanjang koridor hingga saat ini mereka sudah dikantin -tanpa menghiraukan tatapan para murid lain yang menatapnya prihatin dan juga kesal. Acha sedang bahagia, karena mulai hari ini otak cantik nya terlepas dari kertas-kertas soal yang  mengerikan itu.

"Eh ngomong-ngomong soal liburan. Rencana kita ke Aceh jadi gak sih?" Tanya Lia

"Jadi kok, Rian juga udah pesan tiket nya" jawab Cut

"Kirain. Jadi, berangkat nya kapan?"

"Em besok deh kayanya" jawab Cut yang terlihat berpikir

"Whatt?" Pekik Lia dan Acha serentak

Cut sampai terperanjat ditempat saking terkejutnya.

"Besok? Dan kita baru Lo kasi tau hari ini?" Tanya Acha frustasi

"Maaf, Cut lupa kasi kabar" lirih Cut

Lia mendesah kasar "Nyokap gue baru bisa pulang dari RS besok"

Cut menatap Lia bersalah "Maaf ya"

Acha menggeleng "Bukan salah kamu. Tapi ini salah Rian, kan yang beli tiketnya Rian. Kenapa dia gak kasi kita info keberangkatan nya?"

"Ya karena lupa!" Bukan Cut atau pun Lia yang bersuara, tapi Zidan yang tiba-tiba saja sudah berada di meja mereka, lengkap dengan ketiga sahabatnya.

"Mang kita kaya biasa ye?" Ucap Zidan pada Mang Zul yang kebetulan mengantar pesan Cut dan temannya.

"Oghey" jawab mang Zul dengan gaul

"Sok gaul si mamang mah"

"Bukan sok atuh tapi mamang teh memang gaul"

"Iya in deh. Cepatan ya mang pesanannya, dalam tiga menit harus siap. Zidan laper banget nih" pinta Zidan tidak tau diri, baru saja pesan malah minta diantar cepat.

"Jangan ngadi ngadi lu Jang" kata mang Zul dengan tampang galak

"Hehe, canda mang. Udah sana mang Zul balik ke habitatnya" usir Zidan bercanda

"Iye iye"

"Jadi sampe mana pembahasan kita tadi?" Tanya Zidan pada mahkluk yang duduk semeja dengan nya

"Kita berangkat nya jam sepuluh" beritahu Rian tanpa menghiraukan Zidan

"Nyokap Lo pulang nya jam berapa tepatnya?" Tanya Rian lagi

"Jam sembilan?" jawab Lia tidak yakin, karena tidak ada waktu pasti jam berapa ibunya bisa pulang. Semua tergantung kapan dokternya masuk untuk pemeriksaan terakhir.

"Mepet banget yah" sahut Zidan

"Lo punya Abang atau saudara lain?"

"Dia anak tunggal" jawab Zidan

"Bokap lo memang gak bisa jemput?"

"Bokapnya udah meninggal" lagi, Zidan yang menjawab

"Sorry" kata Rian merasa bersalah

Lia hanya tersenyum tipis, sebagai tanda jika ia tidak marah.

"Lo jadi ikut?" Tanya Fano tiba-tiba

"Eum, jadi tapi--"

Abang Or Suami? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang