Chapter 35

3.2K 265 13
                                    

Dua bulan kemudian
.
.
.
Hinata sedang menemani Ken bermain di halaman mansion.
"Ken, jangan lari-lari nanti ja...." ucap Hinata dan langsung berlari menghampiri Ken saat Ken sudah jatuh.
"Hiks hueeee" tangis Ken kuat.
"Oh sayang" Hinata membantu Ken berdiri dan membersihkan pakaian, tangan, dan kaki Ken yang kotor karena pasir.
"Sudah, sudah, tidak apa, itu artinya Ken sudah mulai tumbuh besar" lanjut Hinata agar Ken berhenti menangis.

Ken mengusap air matanya, lalu melihat Hinata.
"Enaltah?" Tanya Ken.
"Hu'um.... Lihat, Ken sudah bertambah tinggi saja" Hinata mengusap air mata Ken.

Ken pun akhirnya tidak menangis lagi dan menampilkan senyum lebarnya pada Hinata.
"Ayo kita masuk" ucap Hinata menggendong Ken memasuki mansion.
.
.
.
Pagi harinya, Hinata bangun dengan perasaan tidak enak. Amethystnya melihat Sasuke yang masih tidur nyenyak di sampingnya.
"Hmph" Hinata membekap mulutnya dengan tangan kanannya, lalu ia berlari ke kamar mandi.
"Hoek.... hoek" Hinata memuntahkan angin dan cairan bening ke dalam closed.

Wajah Hinata terlihat pucat, lalu ia mendudukkan dirinya di lantai kamar mandi sambil memegang kepalanya.

Sasuke yang masih tidur mulai terusik karena suara dari kamar mandi.

Matanya terbuka dan langsung melirik ke sampingnya dan tidak melihat Hinata.
"Hinata" panggil Sasuke dengan nada serak khas bangun tidur.

Hinata yang dipanggil hanya diam, rasanya ia sangat malas bergerak dan mengeluarkan suaranya.

Tidak mendapat jawaban dari istrinya, Sasuke menyingkap selimut, lalu ia mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi dan ia terkejut saat melihat Hinata duduk di lantai dengan wajah pucat.
"Hime, kau kenapa?" Tanya Sasuke khawatir dan langsung mengangkat tubuh Hinata, membawanya kembali ke tempat tidur.
"K-kepalaku sakit" lirih Hinata.
"Sebaiknya kita ke rumah sakit" ucap Sasuke.
"T-tidak, aku hanya lelah saja" ucap Hinata menolak.
"Hah~ ya sudah. Tidurlah, istirahat dan jangan lakukan apa pun hari ini, aku akan menemanimu" ucap Sasuke menaiki tempat tidur.
"S-Sasuke-kun, aku t-tidak apa-apa, pergilah ke kantor" ucap Hinata.
"Kau jauh lebih penting, sebaiknya kita ke rumah sakit saja Hinata, ini sudah terhitung seminggu kau seperti ini" ucap Sasuke.
"Tidak" tolak Hinata.

Tidak ingin perbincangan mereka semakin panjang, Sasuke hanya bisa menuruti kemauan Hinata.

Sasuke menyelimuti Hinata dan dirinya, lalu ia memeluk Hinata lembut, berharap rasa sakit yang Hinata rasakan menghilang.
.
.
.
Mikoto baru saja selesai menata piring dan makanan ke atas meja makan. Lalu, ia melihat Itachi yang duduk di salah satu kursi sambil memangku Ken.
"Kenapa Sasu-kun dan Hina-chan tidak turun dari tadi?" Tanyanya pada Itachi.
"Aku tidak tahu, Kaa-san" jawab Itachi.
"Kaa-san akan panggil mereka" Mikoto melepaskan celemeknya dan menggantungkannya dekat kulkas, lalu pergi untuk memanggil Sasuke dan Hinata.

Tok tok tok
"Sasu-kun, Hina-chan, kalian tidak sarapan?" Ucap Mikoto.

Pintu kamar terbuka dan memperlihatkan Sasuke yang bertelanjang dada.
"Kaa-san, tolong bawakan sarapan kami, Hinata sakit" ucap Sasuke meminta tolong pada Mikoto.
"Eh? Hina-chan sakit apa?" Tanya Mikoto.
"Kepalanya sakit" jawab Sasuke.
"Baiklah, Kaa-san akan menyuruh Shizuka membawanya" ucap Mikoto dan berlalu pergi.

Sesampainya di dapur, Mikoto langsung mengambil nampan bulat yang sedikit besar dan meletakkan dua piring nasi yang sudah ada lauk dan sayurnya beserta dua gelas air hangat.
"Shizuka" panggil Mikoto yang melihat Shizuka memasuki dapur.
"Ha'i Mikoto-sama" ucap Shizuka.
"Tolong bawakan ini ke kamar Sasu-kun" ucap Mikoto.
"Ha'i Mikoto-sama" Shizuka mengambil nampan dan berlalu pergi.

Setelah kepergian Shizuka, Itachi menatap Mikoto.
"Ada apa dengan mereka, Kaa-san?" Tanya Itachi.
"Hina-chan sakit, jadi mereka makan di kamar" jelas Mikoto dan diangguki oleh Itachi.
.
.
.
Siang hari di kediaman Uchiha.

My Little Baby (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang