Chapter 45

2.2K 205 41
                                    

Hai semua😁
Author benar-benar minta maaf karna gak muncul dan lanjutin cerita ini. Soalnya l, author lagi sibuk banget ngerjain tugas dan proposal dari dosen. Apa lagi, Minggu depan mau ujian.

Maaf banget ya😣
.
.
.
.
.
.
Selamat membaca 😘
.
.
.
.

Keluarga Uchiha tengah menikmati sarapan pagi mereka dengan tenang dan hikmat. Hingga sepasang onyx Sasuke menatap Hinata yang duduk di depannya tengah melamun.

Ting

Tangan besar itu meletakkan sendoknya dengan terbalik ke atas piring, pertanda ia sudah selesai makan. Beberapa saat kemudian, yang lain pun ikut melakukan hal yang sama, berbeda dengan Hinata yang masih menghabiskan setengah sarapannya.

"Ehem" dehem Sasuke, namun tidak digubris Hinata.

Mikoto yang peka terhadap deheman anaknya langsung memegang bahu Hinata dan membuat Hinata tersentak hingga sendoknya jatuh ke lantai.
"A-ada apa K-Kaa-san?" Tanya Hinata.
"Kenapa kau tidak menghabiskan sarapanmu dan memilih untuk melamun?" Tanya Mikoto.

Hinata hanya bisa diam, lalu menatap Sasuke yang juga tengah menatapnya, ia pun menunduk merasa bersalah.

Sasuke berdiri dari duduknya, lalu pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata.

Hinata pun lantas mengikuti Sasuke dari belakang.
.
.
.
Sasuke membuka pintu mobilnya dan segera masuk ke dalam mobil.

Saat Hinata ingin mengucapkan sesuatu, Sasuke langsung melakukan  mobilnya.
'Ada apa dengannya?' batin Hinata.
.
.
.
Siang ini, Hinata tengah duduk di sofa. Kedua tangannya memegang handphonenya, sesekali ia menempelkan handphonenya ke dagu, lalu ia tatap kembali handphonenya. Begitu terus hingga ia bosan, ia mencari salah satu kontak dan mengiriminya pesan.
'Semoga ini berhasil' batinnya berharap.

Ia pun bangkit dari duduknya dan segera masuk ke kamarnya.

Di dalam kamar, ia mengambil dompet berwarna lavender dan mengambil cardigan putih, lalu memakainya.

Ia pun segera keluar dari kamarnya. Saat menuruni tangga, ia berpapasan dengan Mikoto.
"Kau ingin kemana, Hinata-chan?" Tanya Mikoto.
"K-Kaa-san, aku i-ingin menemui temanku d-di L-Lemon C-Cafe" ucap Hinata gugup.
"Ooh, jangan lama-lama" ucap Mikoto dan melanjutkan langkahnya.
"Ha'i, K-Kaa-san" gagap Hinata.
.
.
.
Di Lemon Cafe, Hinata duduk sendiri di salah satu bangku yang ada di tengah ruangan. Ia celingak-celinguk mencari sesuatu.

Beberapa saat kemudian, ia tersenyum tipis melihat seorang wanita bersurai merah memasuki cafe sambil melihat ke sekelilingnya.

Hinata pun dengan cepat langsung melambaikan tangannya agar wanita itu melihatnya dan hal itu berhasil. Wanita itu langsung menghampirinya dan duduk di depannya.

Wanita itu mengibaskan rambutnya ke belakang.
"Uhm, K-Karin-san, t-terima kasih sudah datang" ucap Hinata.
"Hn, tujuanmu?" Tanya Karin.
"Ah, sebaiknya pesan makanan dulu" tawar Hinata.
"Tidak, langsung saja" tolak Karin.

Hinata menatap Karin, lalu ia menunduk. Ia berusah terlihat tenang dengan meremas jarinya.

Setelah merasa lebih baik, ia pun langsung menatap Karin.
"K-Karin-san, a-aku ingin b-bertanya apa hubu- ucapan Hanya dipotong Karin.
"Dulu aku menyukainya, sekarang tidak karena aku sadar dia bukan takdirku dan sekarang aku sudah bersama Suigetsu. Itu saja? Aku pergi" ucap Karin.
"T-tunggu, s-setidaknya p-pesanlah s-sesuatu, k-kumohon" mohon Hinata.
"Terserah" ucap Karin.
.
.
.
Mikoto tengah melihat foto besar yang menggantung di kamarnya. Onyxnya menatap pada sosok pria yang tengah merangkul pinggangnya.
"Aku merindukanmu, Fugaku-kun" bisiknya.

My Little Baby (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang