Hai semua....😁😁😁
Maaf lama up, soalnya lagi sibuk ngerjain tugas kuliah. Biasalah ya kan, namanya juga kuliah online, ribetnya minta ampon dah 😪Btw, kayanya author bakalan jarang up nih. Maaf ya, maaf yang sebesar-besarnya.
I love you guys😍😘
Selamat membaca😘
.
.
.
.
.Siang ini, Sasuke, Hinata, dan Ken sedang di dalam mobil. Mereka hari ini akan membeli perlengkapan bayi yang masih kurang.
Sasuke terlihat sedang fokus menyetir dengan kecepatan sedang, sedangkan Hinata sedang bersenda gurau bersama Ken.
"Mama, adik bayi belgeyak" ucap Ken saat bayi dalam perut Hinata menendang.
"Hm, adik bayi suka bermain dengan Ken" ucap Hinata.Bayinya kembali menendang hingga tercetak tonjolan di perut Hinata. Hinata pun langsung mengusap tonjolan itu yang ia yakini adalah kaki mungil buah hatinya.
"Lihat, ini kaki adik bayi" ucap Hinata.
"Benaltah?" Tanya Ken memegang tonjolan itu dan diangguki Hinata.
"Papa, ini tati adik bayi" lanjut Ken menatap Sasuke.Sasuke pun menolah dan mengusap kepala Ken, lalu mengusap perut Hinata.
"Ken benar" ucap Sasuke tersenyum.Beberapa saat kemudian, Sasuke dan Hinata sampai di toko peralatan bayi yang terkenal akan kualitasnya.
Sasuke turun dari mobilnya, lalu ia segera membuka pintu untuk Hinata. Ia terlebih dahulu menurunkan Ken, kemudian ia membantu Hinata turun dengan perlahan.
"Ayo" ucap Sasuke menutup pintunya.Di dalam toko, Sasuke, Hinata, dan Ken sedang berkeliling untuk melihat perlengkapan bayi.
"Sasu-kun, di sana dotnya" ucap Hinata menunjuk rak yang ada di sudut ruangan.Mereka pun langsung pergi ke tempat rak yang berisi jejeran dot.
Salah satu pegawai toko datang menghampiri mereka.
"Selamat siang, Uchiha-sama" ucap pegawai wanita itu.
"Hn, aku ingin dot dengan kualitas terbaik" ucap Sasuke datar.
"Ah, di sebelah sini, Uchiha-sama" wanita itu pun menunjukkan rak yang ada di belakang Sasuke.
"Ini botol susu keluaran terbaru, dan juga dengan kualitas yang baik, tahan lama dan anti bakteri" jelas wanita itu.
"B-berapa satu botol ini?" Tanya Hinata sambil melihat harga yabg tertera di pinggiran raknya dan betaoa terkejutnya ia saat melihat harganya yang begitu mahal.
"S-Sasuke-kun, i-ini terlalu mahal, kita ambil yang di sana saja" ucap Hinata.
"Tidak, aku ingin yang terbaik untuk bayiku. Bungkus semuanya" ucap Sasuke.
"T-tunggu, kami ambil empat botol saja" ucap Hinata.
"Ha'i" ucap wanita itu.Sasuke, Hinata, dan Ken pun terus berkeliling ruangan itu untuk mencari kebutuhan bayi lainnya.
.
.
.
Naruto dan Kushina saat ini berada di mall. Naruto terlihat sedang membawa beberapa paper bag di kedua tangannya dengan wajah cemberut.Bagaimana tidak cemberut? Ia tadi sedang sibuk di kantor, tiba-tiba sang Kaa-san datang ke ruangannya dan memintanya untuk menemaninya belanja ke mall. Sungguh, ia tak habis pikir dengan kelakuan wanita yang melahirkannya dan akhirnya ia hanya bisa menuruti sang Kaa-san tercinta.
Kushina membalikkan badannya sambil berkacak pinggang melihat Naruto.
"Cepat Naruto, kau ini lama sekali" ucap Kushina.
"Bagaimana tidak lama, semua barang ini berat dan kakiku sudah pegal" gerutu Naruto kesal.
"Jadi, kau tidak mau membantu Kaa-san? Kemarikan, pulang sana" ucap Kushina merampas semua paper bag yang dibawa Naruto.
"AAARRRGGHHH..... MAAFKAN AKU KAA-SAN" teriak Naruto dan berlutut di depan Kushina, hingga semua mata pengunjung melihat ke arah mereka.
"Dasar, bawa ini" Kushina kembali memberikan paper bag itu pada Naruto, meski Naruto tetap cemberut.Mereka pun kembali melanjutkan langkah mereka untuk membeli barang-barang yang tidak berguna bagi Naruto.
Safir Naruto menjelajah setiap isi mall, hingga ia tidak sengaja menabrak sesuatu dan membuat ia jatuh terduduk dengan mata terpejam, bahkan semua paper bagnya jatuh, dan tunggu.... Sepertinya ia menabrak seorang gadis, terdengar dari rintihan lembutnya.
"Ittai" rintih gadis itu yang juga terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Baby (Tahap Revisi)
Ficción GeneralHyuga Hinata gadis berusia 17 tahun yang saat ini duduk di bangku SMA kelas XII di KHS, sekolah elit yang berada di Konoha. Hinata yang hidup sendiri di sebuah apartemen bobrok lantai dua, tiba-tiba menemukan seorang bayi di dalam kardus yang terlet...