Selamat datang di chapter 3.
Oh ya, kemarin ada yang ngasih masukan sama author kalo bayi itu udah bisa merangkak diukur setahun, jadi author akhirnya akan buat Ken merangkak muehehehe. Maklumlah, author kan belum punya baby awokwokwok.Yowes, selamat membaca.
.
.
.
.
Hinata berdiri di depan cermin yang memantulkan dirinya lengkap dengan seragam sekolahnya. Dia menatap Ken yang menghentakkan kedua tangan dan kakinya.
"Mulai hari ini, Kaa-san akan menitipkanmu di penitipan bayi" ucapnya pada Ken.Hinata mengambil tas sekolahnya yang berada di atas mejanya. Kemudian, dia segera pergi dari aparteman.
Sebelum Hinata pergi ke sekolah, Hinata terlebih dahulu mengantar Ken ke tempat penitipan bayi.
Sesampainya di tempat itu, Hinata masuk ke dalam dan berbincang sedikit dengan salah satu wanita yang akan menjaga Ken.
"Jam berapa nona menjemput Ken?" Tanya wanita bernama Haku.
"Aku akan menjemputnya saat malam tiba" ucap Hinata.
"Maaf nona, kami tidak bisa menjaga bayi hingga malam. Kami tutup pukul 18:00" sesal Haku.
"Ah, baiklah. Aku akan menjemputnya pukul 17:00" ucap Hinata.Hinata keluar dari tempat penitipan bayi dan segera pergi ke sekolah.
Sesampainya di sekolah, Hinata segera menuju kelasnya. Hinata yang masih berjalan di koridor sekolah dihadang oleh Sakura.
"Hei cupu, bawakan tasku" ucap Sakura melempar tasnya pada Hinata dan langsung ditangkap Hinata.
"H-ha'i" angguk Hinata.
"Jika tasku lecet sedikit saja, kau akan tahu akibatnya" Sakura berlalu meninggalkan Hinata.
"Hah~ kuatkan aku Kami-sama" bisiknya, lalu kembali berjalan.
.
.
.
Bel istirahat sudah berbunyi lima menit yang lalu, saat ini Hinata sedang membeli roti di kantin. Setelah membeli roti, Hinata berbalik dan tiba-tiba menabrak Sakura yang memegang sekaleng soda.
"Brengsek" maki Sakura melihat seragamnya yang basah, Sakura mengangkat wajahnya menatap Hinata tajam. Tangannya diangkat dan menoyor kening Hinata hingga kepala Hinata sedikit ke belakang.Semua yang ada di kantin menatap Sakura dan Hinata dalam diam, tidak ada yang berani bersuara.
"M-maa- belum sempat Hinata menyelesaikan kata-katanya, Sakura langsung menarik tangan Hinata dan menghempaskan dengan kuat hingga Hinata jatuh terduduk, bahkan roti yang dipegangnya sampai terlempar sedikit jauh.Sakura berjongkok dan menari rambut Hinata hingga Hinata mendongak menatap Sakura.
"Kau.... bisakah kau tidak membuat masalah sehari saja, hah? Apa kau tahu? Kehadiranmu disini benar-benar memuakkan" ucap Sakura tajam mengabaikan mimik wajah Hinata yang menahan sakit karena rambutnya ditarik Sakura.
"M-maafkan a-aku H-Haruno-san, k-ku mohon lepaskan, i-ini sakit" ucap Hinata meringis.
"Cih, dengar Hyuga. Aku-sungguh-membenci-kehadiranmu" ucap Sakura menekan kata-kata terakhirnya, lalu melepaskan tangannya dengan kasar dari rambut Hinata.Hinata merangkak mengambil rotinya yang terlempar tadi, lalu berdiri dan segera pergi keluar. Hinata berlari memasuki kamar mandi dan menangis tersedu-sedu.
"Hiks.... kenapa hiks.... apa salahku, kenapa hidupku seperti ini hiks...." ucap Hinata sambil mengusap air matanya.Suara bel menyapa Indra pendengaran Hinata. Hinata mengusap air matanya, lalu memutar keran air dan membasuh wajahnya agar. Dia keluar dari kamar mandi dan berjalan cepat memasuki kelasnya.
.
.
.
Hinata berlari menuju tempat kerja barunya. Dia tidak ingin terlambat di hari pertamanya bekerja.Sesampainya di cafe, salah satu pelayan menyuruh Hinata ke ruangan Uchiha Mikoto. Di dalam ruangan itu, Mikoto memberikan seragam waiters pada Hinata. Hinata menerimanya dan segera memakainya di ruang ganti khusus waiters.
Hinata keluar dari ruang ganti dengan rambut terikat dan juga tanpa kaca matanya.
(Anggap saja rambutnya terikat)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Baby (Tahap Revisi)
Ficção GeralHyuga Hinata gadis berusia 17 tahun yang saat ini duduk di bangku SMA kelas XII di KHS, sekolah elit yang berada di Konoha. Hinata yang hidup sendiri di sebuah apartemen bobrok lantai dua, tiba-tiba menemukan seorang bayi di dalam kardus yang terlet...