Chapter 9

4.5K 426 16
                                    

Langsung baca aja.
.
.
.
.
"Kaa-san, tidak p-perku seperti ini" ucap Hinata menolak.
"Sudah pakai saja" Mikoto memaksa.
"Hah~ ha'i" Hinata masuk ke kamar mandi mengganti pakaian.

Setelah selesai,Hinata keluar dari kamar mandi sambil menunduk malu.
"Nah, bagus" ucap Mikoto membuat jarinya berbentuk 'ok'.
"T-tapi K-Kaa-san, a-
"Tidak ada tapi-tapi, duduklah" Mikoto memotong ucapan Hinata dan menarik Hinata dan menyuruhnya duduk di depan di kursi menghadap cermin.
"K-Kaa-san" ucap Hinata.
"Uhm, dimana sisir, sisir, sisir ah ini dia, dan tadaaaa Kaa-san membawa make up" ucap Mikoto setelah mendapatkan sisir dari laci ria Hinata dan menunjukkan make up yang dibawanya dari kamarnya.
"Aku t-tidak mau K-Kaa-san" Hinata menolah.
"Sudah, nikmati saja Hinata-chan" Mikoto membalikkan badan Hinata menghadapnya, lalu mulai merias wajah Hinata dengan make up natural. Setelah selesai merias wajah, Mikoto menyusuri rambut Hinata.
"Ini sebaiknya digerai saja, jangan coba-coba mengepang ya lagi Hinata-chan atau Kaa-san akan benar-benar marah padamu" ucap Mikoto pura-pura mengancam.
"H-ha'i Kaa-san" Hinata mengangguk.
"Sentuhan terakhir" Mikoto mengambil jepit rambut berbentuk lavender dari atas meja, lalu menjepitkannya di samping kanan poni Hinata.
"Nah, sekarang berdiri dan lihat dirimu di cermin" lanjut Mikoto.

Hinata membalikkan dirinya dan menatap cermin dengan takjub. Kedua tangannya menangkap pipinya.
"A-apa ini a-aku?" Bisiknya.
"Hihihi tentu saja, sayang. Inilah dirimu yang sebenarnya" ucap Mikoto tertawa.
"T-tapi aku tidak berani p-pergi kalau s-seperti ini Kaa-san" Hinata menunduk.
"Hah~ percaya dirilah, Hinata-chan" Mikoto menarik tangan Hinata keluar dari kamarnya.

Mikoto dan Hinata menuruni tangga, saat menginjakkan kaki di lantai satu, mereka berpapasan dengan Itachi dan Sasuke.
"Sasu-kun, Ita-kun, coba lihat Hinata-chan" panggil Mikoto dan menunjukkan hasil karyanya.

Itachi dan Sasuke menatap penampilan Hinata dari atas sampai bawah.
"Sempurna" ucap Itachi tersenyum melihat penampilan Hinata.
"Hn" gumam Sasuke.
"Hinata-chan, mereka saja memujimu, sekarang kau pergi. Sasu-kun, kau antar dia" ucap Mikoto dan mereka pun berjalan keluar rumah.

Duk
Duk
"Sampai jumpa" Mikoto melambai pada mobil yang berisi Sasuke dan Hinata.
"Kami pergi Kaa-san" balas Hinata melambai dan Sasuke pun melajukan mobilnya.
"Dia benar-benar anak yang manis, Kaa-san" ucap Itachi tersenyum.
"Hei, kau tidak ke kantor?" Bukannya menjawab, Mikoto malah bertanya pada Itachi.
"Ah iya, aku pergi Kaa-san" ucap Itachi.
.
.
.
Di dalam mobil, Hinata dan Sasuke tidak mengeluarkan suara sedikit pun, yang terdengar hanya suara mobil yang mengisi keheningan mereka.

Sasuke fokus menyetir dan Hinata hanya menunduk memainkan jarinya di pangkuannya.

Hinata mengangkat kepalanya menoleh ke luar jendela, lalu menoleh ke arah Sasuke.
"S-Sasuke-san, a-aku t-turun disini s-saja" ucap Hinata takut-takut.

Ckit
Sasuke tanpa banyak tanya langsung mengerem mobilnya.
"Hn" gumam Sasuke.
"A-arigatou g-gozaimasu, S-Sasuke-san" ucap Hinata, lalu keluar dari dalam mobil.

Bruum
Sasuke langsung meninggalkan Hinata yang membungkukkan badannya.

Setelah itu, Hinata berjalan ke arah sekolahnya sekitar 100 meter. Dia berjalan dengan menunduk, memikirkan hal apa yang akan terjadi di sekolahnya saat ia tiba nanti.
.
.
.
Di sekolah, Sakura berjalan santai di koridor sekolah dan selalu mendapat pujian dari siswa laki-laki, dia tersenyum manis dan mengerling nakal pada mereka dan tentu saja para siswa laki-laki semakin gencar menunjukkan rasa sukanya.

Namun tak beberapa lama, suara riuh mendadak hening ketika seorang gadis berjalan menunduk, langkahnya yang lembut, rambutnya yang tergerai indah dengan jepit rambut lavender di samping poni kanannya, kulit yang seputih porselen, kemeja putih yang pas membentuk lekukan tubuhnya, rok sailor kotak-kotak hitam merah 10 cm di atas lutut, kaos kaki hitam setinggi betis, dan sepatu pantofel hitam yang seperti loli-loli pakai.

Sakura yang mendengar suara riuh menjadi hening mengernyit heran, lalu dia membalikkan tubuhnya dan tadaaaa dirinya mematung menatap seorang gadis yang berjalan menunduk.

Saat gadis itu selangkah melewati Sakura, Sakura langsung menahan tangannya dan membuat gadis itu terpaksa berhenti, bahkan semua siswa yang berada di koridor sekolah hanya bisa menahan nafas saat Sakura menahan sang gadis.
"Kau, apa kau siswi baru?" Tanya Sakura menatap sang gadis yang menunduk dan hanya menggeleng sebagai jawaban.
"Tidak? Aku baru pertama kali melihatmu" Sakura sedikit menundukkan tubuhnya untuk melihat wajah sang gadis dan tiba-tiba saja dia terkejut.
"H-H-Hinata" ucapnya gagap dan tentu saja semua siswa yang mendengar ikut terkejut.

"Apa? Hinata?"
"Bagaimana bisa?"
"Apa yang terjadi?"
"Apa selama dia tidak sekolah, dia mempercantik dirinya?"
Kira-kira seperti itulah suara-suara mereka saat melihat Hinata yang itik buruk rupa menjadi angsa yang cantik.

Sakura mundur selangkah melihat, sedetik kemudian bibirnya menyeringai. Lalu, kakinya melangkah memutari tubuh Hinata sambil meneliti penampilan Hinata.
"Heh, si cupu dari aparteman bobrok dan si anak beasiswa, jika sudah terlahir kelak maka akan jelek setiap waktunya, sekeras apa pun dia mencoba. Itik tetaplah itik, tidak akan bisa berubah menjadi angsa" ucapnya meremehkan Hinata.

Hinata hanya bisa terus menunduk menggigit bibirnya. Namun, semua siswa yang mendengar ucapan Sakura hanya diam. Mereka masih kagum dengan sosok Hinata yang berubah, bahkan kecantikan Sakura masih di bawah Hinata.

Bruk
"Bawa tasku" ucap Sakura melempar tasnya pada Hinata dan pergi ke kelas.

Hinata memeluk tas Sakura dengan erat, lalu melangkah pergi meninggalkan semua siswa yang masih menatapnya.

Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang menatap mereka dari ujur koridor.

Sesampainya di kelas, Hinata memberikan tas Sakura, lalu berjalan ke bangkunya.

Kriiiing
Bel tanda masuk berbunyi nyaring. Kurenai masuk ke dalam kelas tepat saat bel itu berhenti.
"Selamat pagi anak-anak, hari ini kita kedatangan siswa baru. Hei, yang di luar masuk" ucapnya sedikit berteriak.

Seorang anak laki-laki bertubuh tinggi, berkulit putih pucat, berambut hitam, bermata onyx, berwajah tampan dengan senyuman yang selalu menghiasi bibirnya masuk ke dalam kelas, dan otomatis semua siswi yang ada di kelas berteriak histeris kecuali Hinata dan Sakura.
"Perkenalkan dirimu" ucap Kurenai.
"Hai, semuanya, namaku Sai. Senang berkenalan dengan kalian dan semoga kita bisa menjadi teman ya" ucap Sai tersenyum palsu, namun sangat berefek pada semua siswi itu.

"Sai-kun, aku mencintaimu"
"Sai-chan, berkencan lah denganku"
"Sai-kun, menikahlah denganku"

Kira-kira seperti itulah teriak para siswi di kelas XII A, dan Sai hanya menanggapi dengan senyuman palsunya.

"Sudah, sudah. Sai, kau duduk di ah Hyuga Hinata, angkat tanganmu" ucap Kurenai.
"H-ha'i, S-sensei" ucap Hinata mengangkat tangan kanannya.
"Sai, duduklah" ucap Kurenai menatap Sai. Sai membungkukkan tubuhnya sebentar, lalu berjalan ke tempat duduknya yang baru.

Setelah Sai duduk, Kurenai pun memulai menjelaskan pelajarannya.

Onyx Sai melirik Hinata yang menunduk sekilas, lalu kembali menatap ke depan sambil tersenyum palsu.



























Hai, guuuuyyyssss
Chapter 9 selesai.....

Terima kasih untuk kalian yang mengucapkan selamat ulang tahun untukku, aku benar-benar senang.

Semoga kalian selalu sehat.
🥰🥰🥰😍😍😍😘😘😘

My Little Baby (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang