Chapter 42

2.3K 219 12
                                    

Beberapa bulan telah berlalu, kini usia kandungan Hinata memasuki bulan ke delapan.

Usia kandungan yang ke delapan ini membuat tubuh Hinata jauh lebih membuatnya lebih lelah. Bahkan, kakinya hingga membengkak, tak jarang semua penghuni mansion akan bertindak posesif padanya ketika ia ingin melakukan suatu pekerjaan.

Mikoto, Sasuke, Itachi, Naruto, Gaara, dan Sai pun siap siaga setiap saat, ah.... bahkan Naruto, Gaara, dan Sai akan setiap hari mampir ke Mansion Uchiha setiap pulang bekerja.

Yeah.... Cinta mereka masih begitu besar ternyata untuk gadis, maksudku wanita berumur 20 tahun itu.
.
.
.
Sore ini, Hinata sedang berada di dapur. Ia tengah memasak air panas di panci kecil khusus memasak air.

Ia terus berdiri menatap air itu dengan tangan kiri yang memegang pinggangnya.

Ctek

Ia mematikan kompor gas itu, lalu mengangkat pancinya dan meletakkannya di atas meja yang sudah ia beri kain lap sebagi alas.

Kemudian, ia membuka lemari yang menempel di dinding yang tingginya sekeningnya, lalu ia sedikit berjinjit untuk melihat kotak susunya yabg sedikit di sudut.
.
.
.
Sasuke menuruni tangga, lalu ia pergi dapur untuk melihat Hinata. Sebenarnya ia tidak sabar menunggu Hinata yang katanya ingin membuat susu, namun ternyata begitu lama baginya. Hei, tentu saja lama, wanita hamil akan sedikit susah bergerak, bukan?

Sesampainya di dapur, ia melihat Hinata tengah berjinjit mengambil sekotak susu di atas lemari.

Sasuke pun mendekat ke arah Hinata, namun Hinata sudah memegang kotak susu itu.
.
.
.
Hinata melihat kotak susu yang ada digenggamannya sambil tersenyum, tanpa melihat dengan teliti, ia ingin berbalik begitu saja. Namun, Sasuke langsung menutup keningnya hingga ia memejamkan matanya karena terkejut.
"Hati-hati Hime, kau bisa terantuk pintu lemari ini" Ucap Sasuke lembut, lalu menutup pintu lemarinya.
"A-a-rigatou S-Sasuke-kun" ucap Hinata tersenyum manis.

Cup

Sasuke langsung mengecup bibir Hinata secepat kilat, membuat Hinata merona dan menunduk, lalu ia mendekati meja dan menuangkan beberapa sendok bubuk susu ke dalam gelasnya.
"Khekhekhe kenapa kau masih malu, hn?" Tanya Sasuke sambil memeluknya dari belakang.
"T-tidak" gagap Hinata.
"Hn, kau masih gugup" goda Sasuke.
"S-Sasu-kun, a-aku harus membuat s-susu" ucap Hinata berusaha lepas dari situasi yang membuatnya gugup.
"Hn" gumam Sasuke tanpa mau melepaskan pelukannya pada Hinata.

Hinata menuangkan air panas ke dalam tekoh kaca berisi seperempat air dingin, lalu ia menuangkan air hangat itu ke dalam gelas dan mengaduknya.

Setelah tercampur rata, Hinata pun langsung meminum susunya.

Sasuke hanya diam memeluk Hinata dengan kepala bersandar di bahu mungil Hinata.

Namun, hal itu tak bertahan lama karena tangannya langsung mengelus perut Hinata, membuat Hinata sedikit terkejut karena geli hingga susu yang sedang ia minum tumpah keluar dari mulutnya, mengalir ke dagu dan jatuh membasahi tangan Sasuke.

Sasuke melihat tangannya yang terkena susu hangat, lalu ia menatap Hinata wajah Hinata dari samping.
"Kau mengotori tanganku, Hime" ucap Sasuke.
"S-Sasuke-kun m-membuatku terkejut" ucap Hinata.

Cup

Slurp

Sasuke langsung mengecup sudut bibir Hinata dan menjilat dagu hingga sudut bibir Hinata yang mengalir tumpahan susu tadi.

Wajah Hinata kini sudah berubah semerah tomat, buah kesukaan Sasuke.

Sasuke pun lantas membalikkan tubuh Hinata dan langsung menghujaninya dengan ciuman, tangan kanannya sibuk mengelus perut Hinata, sedangkan tangan kirinya sudah berada di leher Hinata, bermaksud memperdalam ciuman mereka.

Tangan Hinata bergerak memegang kedua bahu Sasuke.

Tangan kanan Sasuke yang masih mengelus perut Hinata bergerak ke memegang pinggang Hinata, membawanya lebih dekat meski sudah berjarak karena perut Hinata menghalangi mereka.
"Ehem" deheman seseorang menghentikan kegiatan mereka.

Sontak Hinata langsung menunduk dan menyembunyikan dirinya di tubuh lebar, kekar, dan tinggi Sasuke.

Sasuke berbalik melihat orang yabg mengganggu kegiatannya dengan tatapan tajamnya, sedangkan orang yang ia tatap hanya menatap malas ke arahnya.
"Kalau ingin bercumbu, pergilah ke kamar, di sini ada anak kecil yang bisa memergoki kalian kapan saja" ucap orang itu.
"Lebih baik kau pergi, Itachi" ucap Sasuke, lalu ia melihat Hinata.
"Habiskan susumu, lalu kita ke kamar" lanjut Sasuke lembut pada Hinata.

Hinata mengangguk dan langsung menghabiskan susu yang tinggal seperempat di gelasnya.

Setelah selesai, Hinata meletakkannya ke dalam wastafel. Kemudian, ia dan Sasuke pun berlalu dari dapur. Namun, mereka berhenti ketika Itachi kembali bersuara.
"Sasuke..... Hinata-chan..... jangan bermesraan di rumah selain di kamar, kalian membuat jiwa single ku meronta-ronta" ucap Itachi dengan nada lebay.
"Dasar bodoh" maki Sasuke tanpa menyadari Hinata sudah ingin menenggelamkan tubuhnya ke dalam laut agar tidak melihat Itachi lagi.
.
.
.
Malam pun tiba.

Tok tok tok

"Mama, Papa" panggil Ken pelan dari depan pintu kamar Sasuke dan Hinata.

Cklek

Pintu terbuka dan memperlihatkan Sasuke yang tengah menunduk menatap Ken.
"Ada apa, jagoan?" Tanya Sasuke berjongkok.
"K-Ken, mimpi buyuk. K-Ken m-mau tidul belcama Mama" ucap Ken menunduk takut tidak diperbolehkan.
"Baiklah, ayo" ucap Sasuke.

Ken pun langsung mendongak dengan senyum menghiasi wajah tampannya, ia langsung masuk ke kamar dengan jalan berjingkrak ke arah tempat tidur.
"Hai, sayang" ucap Hinata lembut.
"Hai, Mama" ucap Ken senang.

Ken menaiki tempat tidur dengan sedikit susah, setelah berhasil naik, ia langsung merangkak mendekati Hinata.

Hinata terkekeh geli melihat tingkah Ken, lalu ia merentangkan tangan kanannya dan Ken pun langsung berbaring dengan tangan Hinata sebagai bantalnya.
"Kenapa ingin tidur disini?" Tanya Hinata lembut.
"Ken mimpi buyuk, Mama" ucap Ken.
"Hm? Benarkah? Mimpi buruk seperti apa?" Tanya Hinata pura-pura terkejut.

Ken pun langsung berdiri di tengah tempat tidur.
"Di dayam mimpi Ken, ada monstel becal, becalnya cegini- Ken mengangkat tangannya tinggi seolah tingginya sudah sangat besar -dia mengejal Ken, teyus.... teyus.... Ken teltangkap monstel itu, teyus Ken telbangu kalna teykejut" ucap Ken dengan memperagakan gerakan yang ada di mimpinya.
"Oh, tidak, apakah anak Mama terluka?" Tanya Hinata kembali pura-pura terkejut dan takut sambil menutup mulutnya.
"Tidak" ucap Ken.
"Wah, Ken hebat. Peluk Mama" Hinata merentangkan tangannya.

Ken pun langsung berbaring dan memeluk Hinata.

Sasuke yang sedari tadi melihat interaksi kedua malaikatnya tertawa pelan.
"Ini sudah malam, waktunya tidur" ia menarik selimut, menyelimuti tubuh Hinata, Ken, dan juga dirinya.
"Hm" angguk Hinata dan mereka pun langsung tidur dengan Sasuke tidur menghadap Hinata dan tak lupa juga ia mengecup kening Hinata dan Ken dan mengucapkan selamat tidur.



















TBC

My Little Baby (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang