Chapter 5

6K 542 37
                                    

Hai guys, I'm come back.

Sebelum membaca cerita part 5 ini, aku mau kasih tau kalo di part 4 aku sedikit memperbaharui ceritanya.

Aku memperbahuruinya di bagian Kushina yang meminta Hinata untuk memanggilnya dengan sebutan Kaa-san, aku juga dibantu oleh salah satu pembaca yang memberikan saran dan idenya, dan itu sangat membantu.

Terima kasih banyak untuk kalian yang membaca dan memberi komentar, saran, dan ide untukku.

I love you, guys.

Itu saja yang ingin aku sampaikan, selamat membaca.
.
.
.

Satu bulan kemudian

Hinata berdiri menatap tempat penitipan bayi dengan pandangan sedih. Pasalnya, tempat itu sedang tutup, Hinata menatap Ken yang berada dalam gendongannya.
"Ken, bagaimana ini? Mama harus pergi ke sekolah, sementara tempat ini tutup" ucapnya menatap Ken yang juga mendongak menatapnya.
"Hah~ sepertinya aku tidak pergi sekolah hari ini" menghela napas berjalan pulang ke apartemannya.
.
.
.
Sasuke terlihat sedang bermesraan dengan pena dan setumpuk dokumen yang ada di atas mejanya. Matanya dengan lihai membaca setiap kata yang tertera di kertas, dirasa sempurna, tangannya bergerak menandatangani dokumen itu.

Tuk
Dia meletakkan penanya di atas meja kerjanya. Menyenderkan tubuhnya pada senderan kursi empuknya. Jari telunjuk tangan kanannya mengetuk-ngetuk meja, wajahnya terlihat memikirkan sesuatu.
"Hinata" gumamnya tersenyum tipis.

Tangannya mengambil handphone yang tergeletak di atas meja. Menghidupkan tombolnya, lalu mencari kontak seseorang dan mengiriminya pesan.

BRAK
"TEMEEEE" teriak Naruto.
"Bisakah kau datang tanpa membuat keributan Dobe?" Tanya Sasuke dingin.
"Hehehehe kau seperti tidak tahu aku saja" ucap Naruto nyengir.
"Hn" Sasuke mendengus kesal.
"Teme, kau tahu? Gadis itu benar-benar merebut perhatianku. Teme, ayo kita ke cafe ibumu untuk mene- Naruto secara mendadak diam membatu- AAARRGGHH AKU LUPA MENANYAKAN NAMANYA" teriak Naruto setelah sadar.
"Cih" decih Sasuke.
"Apa-apaan decihanmu itu" kesal Naruto.
"Pergilah" usir Sasuke.
"Tidak, aku merindukanmu" Naruto mengedikkan matanya berjalan mendekati Sasuke, lalu mencolek dagu Sasuke.
"Brengsek" maki Sasuke menghempaskan tangan Naruto.
"Hahahaha, aku pergi" Naruto keluar ruangan Sasuke dengan tawa khasnya.
.
.
.
Hinata berjalan di terik matahari sambil mendorong kereta bayi Ken. Dia sudah memutuskan untuk membawa Ken ke tempat kerjanya karena tidak ada yang bisa menjaga Ken. Bahkan, Ayame Ba-san sedang tidak ada di apartemannya. Jadi, terpaksa dirinya membawa Ken.

Sesampainya di depan cafe, Hinata ragu untuk masuk ke dalam karena membawa Ken. Setelah, pikirannya berkecamuk, kakinya mulai melangkah masuk ke dalam cafe.

Beberapa pelayan dan pengunjung menatap Hinata dengan pandangan cengo, lucu, dan kagum saat melihatnya mendorong kereta bayi.
"Hei, Hinata-chan, bayi siapa ini?" Tanya Shion menghampiri Hinata.
"Ah, i-ini, i-ini, adik laki-lakiku hahaha" ucap Hinata garing.

Shion membuka penutup kereta bayi Ken dan terlihatlah Ken yang sedang memainkan dotnya. Ken yang sadar saat seseorang melihatnya, langsung menatap tajam Shion.
"Kyaaa Hinata, dia sungguh tampan, matanya yang melotot tajam padaku menambah kesan imut" ucap Shion mencubit pipi Ken.
"Dia memang tampan" ucap Hinata.
"Siapa namanya?" Tanya Shion menatap Hinata.
"Ken, Hyuga Ken. Ah, aku harus menemui Uchiha-sama untuk meminta izin" ucap Hinata berlalu meninggalkan Shion.

Tok tok tok
"Masuk" ucap Mikoto dari dalam.
Hinata membuka pintu dan mendorong kereta bayi Ken. Di ruangan itu, terlihat Mikoto yang sibuk dengan beberapa lembar dokumen keuangan cafe. Mikoto mengangkat wajahnya dan sedikit terkejut melihat Hinata yang membawa kereta bayi
"M-maaf Uchiha-sama, saya m-membawa adik saya karena tidak ada yang menjaganya" ucap Hinata menunduk.

My Little Baby (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang