Chapter 1

18.6K 798 71
                                    

Seluruh karakter yang saya pakai adalah milik Masashi Kishimoto, saya hanya meminjam.
.
.
.
Semoga kalian suka dengan cerita baruku, selamat membaca☺️☺️
.
.
.
.
Tap tap tap
Seorang pria bertubuh atletis memakai kaos putih dan celana jeans sedang berlari di gelapnya malam sambil menggendong seorang bayi yang berumur satu tahun.

Dia terus berlari dengan tergesa-gesa, sesekali melihat ke belakang. Ia berlari ke sebuah gang yang terdapat tempat pembuangan sampah. Ia bersembunyi di dalam tempat sampah beberapa saat.

Setelah dirasa tidak ada suara kaki yang mendekat, ia segera keluar dari tempat sampah. Ia berjalan mendekati tumpukan sampah yang di depannya, mengambil sebuah kardus dengan ukuran sedang yang terletak di dekat dinding, lalu meletakkan bayi itu ke dalam kardus dengan pelan. Ia mengambil sebuah pulpen dan note book ukuran kecil dari saku kaosnya, lalu menuliskan sesuatu di salah satu kertas yang sudah dirobeknya. Setelah dirinya selesai menulis, ia meletakkan kertas itu ke dalam kardus. Ia menatap bayi yang tertidur nyenyak, lalu mengusap kepala bayi itu dengan lembut.

Ia bangkit berdiri sambil membawa kardus berisi bayi itu, lalu berjalan menyusuri jalan sepi.

Setelah beberapa saat berjalan, ia melihat sebuah apartemen tua yang sudah bobrok di depannya. Ia berjalan memasuki apartemen itu dengan hati-hati setelah berhasil merusak pintu apartemen tua itu. Ia masuk dengan perlahan dan naik ke lantai dua.

Ia berjalan menyusuri apartemen di lantai dua sambil melihat beberapa pintu kamar. Tiba-tiba, ia berhenti tepat di kamar tengah apartemen. Entah mengapa dirinya berhenti di depan pintu itu, namun hatinya sangat tenang saat menatap pintu kamar itu.

Ia meletakkan kardus berisi bayi itu di atas lantai di depan pintu kamar tengah itu. Tangannya bergerak mengelus pipi gembul bayi itu dengan sayang, lalu beralih mengusap surai hitam bayi itu. Ia menjauhkan tangannya, lalu melepaskan kaos yang dipakainya dan menyelimuti bayi itu dengan kaosnya.

Dia menatap bayi itu dengan tatapan lembut, lalu berbisik.
"Tou-san akan mengawasimu, Ken. Tetaplah hidup, tetaplah sehat, tumbuh dengan baik, Tou-san akan menjemputmu setelah urusan Tou-san selesai" dia berdiri dan segera pergi dari aparteman itu dengan tergesa-gesa, dalam hati berharap bayinya dapat hidup dengan damai tanpa ada yang mengusiknya.
.
.
.
.
Kriiiinngg
Bunyi alarm yang begitu nyaring membangunkan seorang gadis yang tertidur nyenyak. Ia mematikan alarmnya sambil menguap kecil. Ia segera duduk dengan mata amethyst yang masih sayu, ia mengucek matanya, lalu berdiri dan segera membereskan kamar apartemennya.

Setelah selesai merapikan kamarnya, ia segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah selesai mandi, ia segera memakai seragam sekolahnya, kemeja putih kedodoran dengan rok sailor kotak-kotak merah hitam sebatas betis. Kemudian, ia berjalan mendekati cermin dan mengambil sisir dari dalam lacinya dan mulai menyisir rambut panjangnya dan tak lupa mengepang dua rambutnya dan juga memakai kaca mata bulat yang menutupi hampir sebagian wajahnya.

Ia mundur tiga langkah, lalu mengacungkan dua jempol ke arah cermin pertanda puas (heran author, kok puas sama penampilan cupu🤣).

Ia segera berjalan ke meja makan yang cukup kecil yang di atas meja itu terdapat sebungkus roti tawar dan sekotak selai coklat. Ia menduduki kursi dan mengambil dua buah roti, lalu mengolesinya dengan selai coklat. Ia memakan rotinya dengan santai, namun secara tiba-tiba ia mendengar suara tangisan bayi dan membuat gadis itu berhenti mengunyah rotinya. Ia menajamkan pendengarannya, namun suara itu mendadak hilang, ia mengernyit heran, lalu mengedikka bahunya dan kembali mengunyah rotinya. Namun, suara bayi itu kembali terdengar dan gadis itu tetap mengacuhkannya, berpikir bahwa itu adalah suara bayi tetangganya.

Tok tok tok
Seseorang mengetuk pintu aparteman gadis itu. Gadis itu segara beranjak dari duduknya dan segera membuka pintu apartemennya.
"Ya, ada apa Ayame Ba-san?" Tanya Hinata sopan.
"Ah, Hinata, aku mendenar suara bayi menangis, lalu aku keluar dan melihat bayi itu terletak di dalam kardus tepat di depan apartemanmu" ucap Ayame menggendong seorang bayi.

My Little Baby (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang